25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Jangan Takut Makan Ikan

MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu.  dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos
MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu. dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Bangkai seekor babi kembali ditemukan mengapung di perairan dermaga IKD, Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Selasa (19/11) siang. Bangkai babi itu diduga hanyut dari aliran Danau Siombak dan Sungai Bedera.

Seorang nelayan, Ahmad mengatakan, itu merupakan kali kedua bangkai babi ditemukan mengapung di Pantai Belawan. Sebelumnya, ada tiga bangkai babi ditemukan mengapung tak jauh dari lokasi tersebut.

“Sehari sebelumnya, ada juga bangkai babi kami lihat mengapung. Tapi tidak tahu, apakah bangkai itu sudah hanyut jauh, yang jelas baru 2 hari ini kami lihat ada bangkai babi,” kata nelayan pencari kerang ini.

Nelayan tradisional ini berharap, pemerintah segera melakukan pembersihan sekitar muara, agar bangkai babi tidak terbawa arus ke laut. “Kami nelayan sangat resah. Apalagi banyak masyarakat mulai resah dan takut makan ikan. Kami juga takut menyelamn

mencari kerang di laut, karena takut terkena wabah penyakit dari bangkai babi tersebut,” ucap Ahmad.

Penemuan bangkai babi yang masih mengapung di sekitar perairan Pelabuhan Belawan belum juga dievakuasi. Camat Medan Belawan, Ahmad SP berulang kali dikonfirmasi tidak mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Kasubdit Gakkum Polair Polda Sumut, AKBP Jenda Kita Sitepu mengaku, pihaknya belum ada menerima kordinasi dari pemerintah setempat. Sehingga, bangkai yang ditemukan itu tidak dievakuasi dari laut. “Sehari sebelumnya, kita sudah evakuasi bangkai babi yang mengapung dekat dermaga kita. Untuk hari ini kita tidak lakukan, karena tidak lakukan karena belum ada kordinasi, kita ini sebagai penyidik, makanya kita tidak ambil tindakan terhadap bangkai babi itu,” pungkasnya.

Menyikapi keresahan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan saat ini, anggota DPRD Medan Parlindungan Sipahutar mengimbau agar tidak khawatir. Menurut politisi Partai Demokrat ini, memakan ikan adalah hal penting untuk kecerdasan otak serta memenuhi asupan gizi, khususnya protein dalam tubuh. Apalagi, kata Parlindungan, ikan tidak memakan hal-hal yang kotor sehingga tidak perlu khawatir untuk memakan ikan.

“Ketakutan masyarakat itukan karena isu ikan yang memakan bangkai babi. Setahu saya, ikan tidak memakan bangkai dan sesuatu yang kotor, apalagi bangkai babi,” ucap Parlindungan kepada wartawan, Selasa (19/11).

Disebutnya, Pemko Medan juga harus mengambil langkah untuk menyakinkan masyarakat agar kembali mengkonsumsi ikan tanpa rasa khawatir. Sehingga, masyarakat dapat meraih informasi yang mencerahkan tentang tidak terganggunya kesehatan manusia dalam memakan ikan setelah maraknya penemuan bangkai babi di sungai.

“Dinas perikanan dan kelautan, BPOM dan MUI kirainya bisa membantu menyampaikan informasi baik ini kepada masyarakat. Karena informasi yang saya dapat, ikan yang masuk ke Medan justru berasal dari daerah Tanjung Balai, Aceh, Sibolga dan kawasan lainnya yang sangat jauh dari paparan bangkai babi,” katanya.

Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan ini juga berharap, Pemko Medan memilih lokasi tepat untuk menguburkan ratusan bahkan ribuan bangkai babi. Dengan kategori lokasi yang tidak berdekatan dengan pemukiman warga, hal itu bertujuan agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit yang dibawa oleh babi yang mati.

“Apalagi aroma bangkai babi itu tak sedap, belum lagi babi disinyalir mati karena penyakit. Demi kenyamanan bersama, lebih baik menguburkan babi di lokasi paling tepat. Kemudian yang paling penting, Pemerintah Kota juga harus menjalankan Peraturan Daerah (Perda) tentang hewan berkaki empat secara maksimal,” tandasnya.

//Pemkab Sergai Makan Ikan Bersama

Sementara, Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi bersama sejumlah OPD Serdangbedagai diantaranya Asisten Ekbangsos Ir H Kaharuddin, Kadis Kelautan Perikanan (Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati SP MSi, Kadis Lingkungan Hidup Panisean Tambunan, Kadis Ketapang Sergai M Aliuddin SP MP, Kepala BPBD Sergai Henri Suharto, drh Yusranaria Panjaitan dan Rustiati Harahap perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu meninjau langsung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Beringin, sekaligus melakukan penyisiran bangkai babi di seputaran Sungai Bedagai, Senin (18/11).

Rombongan Pemkab Sergai juga menggelar makan ikan bersama untuk menepis kabar miring tentang ikan laut yang terdampak bangkai babi yang dibuang ke sungai. “Kabar miring itu sangat merugikan nelayan dan para pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional. Karenanya, Pemkab Sergai ingin membuktikan ke masyarakat kalau makan ikan laut aman. Jadi, tidak ada korelasi antara virus hog cholera dengan konsumsi ikan paskamaraknya pembuangan bangkai babi ke aliran sungai,” kata Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi.

Pada kesempat itu, Kadis Perikanan dan Kelautan(Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati menambahkan, selain karena virus kolera babi tidak bisa menjangkiti spesies lain, ikan yang dikonsumsi masyarakat juga ditangkap jauh dari bibir pantai, berjarak sekitar 1-5 mil. Sedangkan bangkai babi yang dibuang seluruhnya tertahan di sungai berkat tindak cepat pihak terkait dalam memeriksa kondisi sungai yang disinyalir kerap dijadikan lokasi pembuangan bangkai.

Karenanya, Sri mengimbau agar masyarakat jangan termakan hoax perihal virus hog cholera yang dapat menjangkiti ikan. “Konsumsi ikan penting artinya bagi masyarakat. Apalagi bagi kebutuhan gizi utama tubuh. Jangan karena kabar yang tidak benar, masyarakat yang mengkonsumsi ikan berkurang. Beredarnya isu tersebut berimbas pada perekonomian nelayan, yang membuat daya pembelian ikan mengalami penurunan pembeli,” bebernya. (fac/map/sur)

MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu.  dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos
MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu. dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Bangkai seekor babi kembali ditemukan mengapung di perairan dermaga IKD, Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Selasa (19/11) siang. Bangkai babi itu diduga hanyut dari aliran Danau Siombak dan Sungai Bedera.

Seorang nelayan, Ahmad mengatakan, itu merupakan kali kedua bangkai babi ditemukan mengapung di Pantai Belawan. Sebelumnya, ada tiga bangkai babi ditemukan mengapung tak jauh dari lokasi tersebut.

“Sehari sebelumnya, ada juga bangkai babi kami lihat mengapung. Tapi tidak tahu, apakah bangkai itu sudah hanyut jauh, yang jelas baru 2 hari ini kami lihat ada bangkai babi,” kata nelayan pencari kerang ini.

Nelayan tradisional ini berharap, pemerintah segera melakukan pembersihan sekitar muara, agar bangkai babi tidak terbawa arus ke laut. “Kami nelayan sangat resah. Apalagi banyak masyarakat mulai resah dan takut makan ikan. Kami juga takut menyelamn

mencari kerang di laut, karena takut terkena wabah penyakit dari bangkai babi tersebut,” ucap Ahmad.

Penemuan bangkai babi yang masih mengapung di sekitar perairan Pelabuhan Belawan belum juga dievakuasi. Camat Medan Belawan, Ahmad SP berulang kali dikonfirmasi tidak mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Kasubdit Gakkum Polair Polda Sumut, AKBP Jenda Kita Sitepu mengaku, pihaknya belum ada menerima kordinasi dari pemerintah setempat. Sehingga, bangkai yang ditemukan itu tidak dievakuasi dari laut. “Sehari sebelumnya, kita sudah evakuasi bangkai babi yang mengapung dekat dermaga kita. Untuk hari ini kita tidak lakukan, karena tidak lakukan karena belum ada kordinasi, kita ini sebagai penyidik, makanya kita tidak ambil tindakan terhadap bangkai babi itu,” pungkasnya.

Menyikapi keresahan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan saat ini, anggota DPRD Medan Parlindungan Sipahutar mengimbau agar tidak khawatir. Menurut politisi Partai Demokrat ini, memakan ikan adalah hal penting untuk kecerdasan otak serta memenuhi asupan gizi, khususnya protein dalam tubuh. Apalagi, kata Parlindungan, ikan tidak memakan hal-hal yang kotor sehingga tidak perlu khawatir untuk memakan ikan.

“Ketakutan masyarakat itukan karena isu ikan yang memakan bangkai babi. Setahu saya, ikan tidak memakan bangkai dan sesuatu yang kotor, apalagi bangkai babi,” ucap Parlindungan kepada wartawan, Selasa (19/11).

Disebutnya, Pemko Medan juga harus mengambil langkah untuk menyakinkan masyarakat agar kembali mengkonsumsi ikan tanpa rasa khawatir. Sehingga, masyarakat dapat meraih informasi yang mencerahkan tentang tidak terganggunya kesehatan manusia dalam memakan ikan setelah maraknya penemuan bangkai babi di sungai.

“Dinas perikanan dan kelautan, BPOM dan MUI kirainya bisa membantu menyampaikan informasi baik ini kepada masyarakat. Karena informasi yang saya dapat, ikan yang masuk ke Medan justru berasal dari daerah Tanjung Balai, Aceh, Sibolga dan kawasan lainnya yang sangat jauh dari paparan bangkai babi,” katanya.

Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan ini juga berharap, Pemko Medan memilih lokasi tepat untuk menguburkan ratusan bahkan ribuan bangkai babi. Dengan kategori lokasi yang tidak berdekatan dengan pemukiman warga, hal itu bertujuan agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit yang dibawa oleh babi yang mati.

“Apalagi aroma bangkai babi itu tak sedap, belum lagi babi disinyalir mati karena penyakit. Demi kenyamanan bersama, lebih baik menguburkan babi di lokasi paling tepat. Kemudian yang paling penting, Pemerintah Kota juga harus menjalankan Peraturan Daerah (Perda) tentang hewan berkaki empat secara maksimal,” tandasnya.

//Pemkab Sergai Makan Ikan Bersama

Sementara, Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi bersama sejumlah OPD Serdangbedagai diantaranya Asisten Ekbangsos Ir H Kaharuddin, Kadis Kelautan Perikanan (Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati SP MSi, Kadis Lingkungan Hidup Panisean Tambunan, Kadis Ketapang Sergai M Aliuddin SP MP, Kepala BPBD Sergai Henri Suharto, drh Yusranaria Panjaitan dan Rustiati Harahap perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu meninjau langsung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Beringin, sekaligus melakukan penyisiran bangkai babi di seputaran Sungai Bedagai, Senin (18/11).

Rombongan Pemkab Sergai juga menggelar makan ikan bersama untuk menepis kabar miring tentang ikan laut yang terdampak bangkai babi yang dibuang ke sungai. “Kabar miring itu sangat merugikan nelayan dan para pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional. Karenanya, Pemkab Sergai ingin membuktikan ke masyarakat kalau makan ikan laut aman. Jadi, tidak ada korelasi antara virus hog cholera dengan konsumsi ikan paskamaraknya pembuangan bangkai babi ke aliran sungai,” kata Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi.

Pada kesempat itu, Kadis Perikanan dan Kelautan(Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati menambahkan, selain karena virus kolera babi tidak bisa menjangkiti spesies lain, ikan yang dikonsumsi masyarakat juga ditangkap jauh dari bibir pantai, berjarak sekitar 1-5 mil. Sedangkan bangkai babi yang dibuang seluruhnya tertahan di sungai berkat tindak cepat pihak terkait dalam memeriksa kondisi sungai yang disinyalir kerap dijadikan lokasi pembuangan bangkai.

Karenanya, Sri mengimbau agar masyarakat jangan termakan hoax perihal virus hog cholera yang dapat menjangkiti ikan. “Konsumsi ikan penting artinya bagi masyarakat. Apalagi bagi kebutuhan gizi utama tubuh. Jangan karena kabar yang tidak benar, masyarakat yang mengkonsumsi ikan berkurang. Beredarnya isu tersebut berimbas pada perekonomian nelayan, yang membuat daya pembelian ikan mengalami penurunan pembeli,” bebernya. (fac/map/sur)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/