29 C
Medan
Monday, November 4, 2024
spot_img

Alat Pantau Gempa Telantar di Labuhanbatu

Alat pendeteksi gempa di rantauprapat

Rantauprapat, 15 Oktober 2013
Foto: Joko/Sumut Pos
Pantau gempa- Dua orang bocah sedang berpose di depan Alat Pantau Gempa Bumi di bawah naungan BMKG, Stasiun Geofisika Parapat Km 5 Desa Sibabanding, Parapat, Sumut, tidak terawat.

LABUHANBATU-Bangunan Alat Pemantau Gempa Bumi (Tsunami Early Warning System) yang berada di puncak bukit Pasada, Lingkungan Terminal, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, ditelatarkan.

Bangunan milik negara yang berada di bawah kendali Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Parapat Km 5 Desa Sibabanding, Parapat, Sumatera Utara (Sumut) itu dikelilingi semak belukar yang hampir menyentuh bangunan.

Di jalan menuju ke lokasi bangunan itu terdapat antena parabola televisi –yang berfungsi sebagai penangkap sinyal– dengan kondisi memperihatinkan.  Bahkan, sekitar kurang lebih 20 meter jalan setapak diantara lahan masyarakat setempat menuju bangunan itu berbentuk seperti gundukan bukit-bukit yang telah berlubang dan memanjang seperti alur air jika hujan turun. Tingginya semak belukar menambah kesan bangunan dan alat yang terletak di Lintang: 2.07 LU-Bujur: 99.83 BT-Elevasi 62 meter itu tidak dirawat.

Lokasi bangunan BMKG itu kerab dijadikan tempat mangkal pasangan muda-mudi berpacaran. Dengan lokasi berada di perbukitan yang dapat memandang keara kota Rantauprapat, menjadi alasan warga mendatangi lokasi itu. Tak jarang disana terlihat bungkusan jajanan berserakan.

Menurut warga, semenjak selesai dibangun Oktober tahun 2010 silam, tak terlihat seorang petugas mendatangi peralatan pemantau gempa itu. Karena jarang dijaga, peralatan menjadi sasaran pelemparan oleh anak-anak. “Tak pernah ada petugas datang kamari bang. Penjagaannya juga nggak ada,” bilang Rian, Herli, dan Sunar yang kala itu berada di lokasi.

Kepala Lingkungan Terminal, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Pangadilan Hasibuan mengaku belum pernah bertemu dengan petugas yang menjaga peralatan milik negara itu. Bahkan semenjak selesai dibangun, pihaknya tak pernah bertemu dengan petugas yang ditempatkan di sana.

Hal senada diutarakan H Hasnul Basri Siregar selaku Kepala Badan Kesbang Polinmas Pemkab Labuhanbatu, belum ada pihak terkait yang berkoordinasi dengan dirinya. “Mungkin itu milik BMKG Sumut,” terangnya . (jok)

Alat pendeteksi gempa di rantauprapat

Rantauprapat, 15 Oktober 2013
Foto: Joko/Sumut Pos
Pantau gempa- Dua orang bocah sedang berpose di depan Alat Pantau Gempa Bumi di bawah naungan BMKG, Stasiun Geofisika Parapat Km 5 Desa Sibabanding, Parapat, Sumut, tidak terawat.

LABUHANBATU-Bangunan Alat Pemantau Gempa Bumi (Tsunami Early Warning System) yang berada di puncak bukit Pasada, Lingkungan Terminal, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, ditelatarkan.

Bangunan milik negara yang berada di bawah kendali Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Parapat Km 5 Desa Sibabanding, Parapat, Sumatera Utara (Sumut) itu dikelilingi semak belukar yang hampir menyentuh bangunan.

Di jalan menuju ke lokasi bangunan itu terdapat antena parabola televisi –yang berfungsi sebagai penangkap sinyal– dengan kondisi memperihatinkan.  Bahkan, sekitar kurang lebih 20 meter jalan setapak diantara lahan masyarakat setempat menuju bangunan itu berbentuk seperti gundukan bukit-bukit yang telah berlubang dan memanjang seperti alur air jika hujan turun. Tingginya semak belukar menambah kesan bangunan dan alat yang terletak di Lintang: 2.07 LU-Bujur: 99.83 BT-Elevasi 62 meter itu tidak dirawat.

Lokasi bangunan BMKG itu kerab dijadikan tempat mangkal pasangan muda-mudi berpacaran. Dengan lokasi berada di perbukitan yang dapat memandang keara kota Rantauprapat, menjadi alasan warga mendatangi lokasi itu. Tak jarang disana terlihat bungkusan jajanan berserakan.

Menurut warga, semenjak selesai dibangun Oktober tahun 2010 silam, tak terlihat seorang petugas mendatangi peralatan pemantau gempa itu. Karena jarang dijaga, peralatan menjadi sasaran pelemparan oleh anak-anak. “Tak pernah ada petugas datang kamari bang. Penjagaannya juga nggak ada,” bilang Rian, Herli, dan Sunar yang kala itu berada di lokasi.

Kepala Lingkungan Terminal, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Pangadilan Hasibuan mengaku belum pernah bertemu dengan petugas yang menjaga peralatan milik negara itu. Bahkan semenjak selesai dibangun, pihaknya tak pernah bertemu dengan petugas yang ditempatkan di sana.

Hal senada diutarakan H Hasnul Basri Siregar selaku Kepala Badan Kesbang Polinmas Pemkab Labuhanbatu, belum ada pihak terkait yang berkoordinasi dengan dirinya. “Mungkin itu milik BMKG Sumut,” terangnya . (jok)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/