LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Angka kasus orang dengan HIV (ODHIV) se Labuhanbatu pada tahun 2025 cenderung tinggi. Mencapai 57 kasus baru. Bahkan dibanding Tahun 2024 pada 41 kasus.
“Angka ODHIV terinfeksi hingga Oktober 2025 ada sebanyak 57 kasus baru,” beber Kepala Bidang (Kabid) P2P Dinas Kesehatan Labuhanbatu, Rahmat Hasibuan melalui Pengelola Program HIV, Helena Tampubolon, di ruang kerjanya, Rabu (19/11).
Sedangkan sepanjang adanya Pengelola program HIV, tercatat sebanyak 475 ODHIV terinfeksi sejak Tahun 2010 lalu di Labuhanbatu.
Menurut Helena, sejumlah kelompok masyarakat rentan risiko terinfeksi HIV. Yakni, pekerja seks perempuan (PSP), Lelaki Sesama Lelaki (LSL), Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Ibu hamil, pasien TB Paru, pasien infeksi seks menular (ISM) dan Wanita Pria (Waria) Transgender.
“Kelompok rentan risiko, yakni PSP, LSL, WBP, ibu hamil, pasien TB paru, pasien ISM, waria transgender,” bebernya.
Katanya, dari 57 kasus ODHIV, dominan berjenis kelamin pria. Yakni, golongan LSL, dengan usia produktif di antara 25-45 tahun. “Faktor risiko tertinggi pria yang kelompok LSL,” ucapnya.
Meski demikian, ODHIV yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sudah mendapatkan penanganan dan pendampingan yang baik. Sehingga rata-rata ODHIV sudah menjalani pengobatan anti retroviral (ARV).
Sehingga, meskipun ada yang masuk level stadium III dan IV, namun sudah rutin mengonsumsi obatan ARV untuk mencegah infeksi oportunistik (IO).
“Pemeriksaan viralot rutin selama enam bukan minum obat ARV pertama kemungkinan besar tidak menularkan ke krang lain. Sehingga, pendampingan dibutuhkan ke ODHIV agar memiliki semangat untuk Katanya, Persediaan obat ARV di Labuhanbatu selalu kondisi lengkap. Bahkan di setiap Pusat Pelayanan kesehatan (Puskesmas) se Labuhanbatu dan RSUD Rantauprapat serta tiga RS swasta di kota Rantauprapat selalu tersedia melayani pengambilan obat ARV.
Untuk itu, ODHIV bebas mengambil obat ke pelayanan medis yang meskipun jauh dari domisili. Sebab, banyak ODHIV yang mengambil obat keluar daerah. Dan sebaliknya ODHIV domisili luar Labuhanbatu sering mengambil obat ke pusat pelayanan penyediaan ARV di Puskesmas se Labuhanbatu dan di RSUD Rantauprapat.
Helena menjelaskan, sesuai penugasan dari Pemerintah, sebanyak dua lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tempatkan di Labuhanbatu. Yakni, LSM Caritas sebagai penjangkau dan LSM MedanPlus sebagai pendamping ODHIV.
LSM Penjangkau memiliki tugas untuk menjangkau pihak potensial terkena infeksi dengan melakukan uji rapit test di lokasi-lokasi yang risiko tinggi penyebaran infeksi HIV.
Dan LSM Pendamping, merupakan pihak yang memberikan konseling dan edukasi ke ODHIV agar menjalani prilaku hidup lebih sehat. (fdh/azw)

