28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Disbudparsu-BPODT Segera Susun Konsep Wisata Danau Toba hingga 2023

ABADIKAN: Seorang pengunjung mengabadikan keindahan panorama Danau Toba dengan kamera ponselnya. 
triadi wibowo/sumut pos
ABADIKAN: Seorang pengunjung mengabadikan keindahan panorama Danau Toba dengan kamera ponselnya.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk membangun infrastruktur dan utilitas dasar di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba tahun 2020, pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp4,04 triliun. Anggaran ini naik dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp20 miliar.

Anggaran ini terbagi dari Kementerian Perhubungan Rp1,06 triliun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp2,5 triliun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp23 miliar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Rp17 miliar, Badan Ekonomi Kreatif Rp4,8 miliar, Kementerian Pariwisata Rp400 miliar, dan lainnya.

Mengenai ihwal tindaklanjut rencana pembangunan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara mengatakan, masih menunggu hasil pertemuan bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan pengelola Geopark Kaldera Toba. “Nanti setelah pertemuan dengan BPODT dan pengelola Geopark ya. Sesegera mungkin. Tinggal menyesuaikan waktu,” kata Kadis Budpar Sumut, Ria Nofida Telaumbanua, menjawab Sumut Pos, Senin (20/1).

Menurutnya, sejak berstatus KSPN, Danau Toba langsung dikelola pemerintah pusat melalui BPODT. Baik dari aspek rencana program pembangunan, anggaran, dan hal lain yang berkenaan pengembangan kawasan tersebut. “Pada prinsipnya, pemerintah provinsi siap mendukung semua rencana pembangunan KSPN Danau Toba. Apalagi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, dan geliat pariwisata di Sumut,” katanya.

Ria mengatakan, dalam pertemuan dengan BPODT dan pengelola Geopark Kaldera Toba nanti, pihaknya akan menyusun konsep pariwisata Sumut yang akan dikembangkan tahun ini. “Juga konsep kepariwisataan Sumut sesuai RPJMD hingga 2023 mendatang,” katanya.

Seperti diketahui, Danau Toba adalah danau terluas se-Asia Tenggara, memiliki luas 1.145 kilometer persegi. Danau Toba masuk dalam daftar 10 Bali Baru yang akan dikembangkan pemerintah pusat, dan menjadi salahsatu dari 5 objek prioritas.

Sejumlah pembangunan yang telah berlangsung antara lain pembangunan kawasan ‘Toba Caldera Resort’ dan peletakan batu pertama untuk pembangunan glamping (glamour camping) di Lahan Zona Otorita Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir pada 14 Oktober 2019.

Peletakan batu pertama dihadiri Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, para bupati se kawasan Danau Toba, dan pejabat pusat serta daerah di Sumut.

Dalam kesempatan itu, Menteri Luhut berpesan agar pemprov, pemda se kawasan, dan masyarakat Danau Toba benar-benar memanfaatkan anggaran pembangunan guna mengembangkan geliat pariwisata KSPN Danau Toba.

“Coba Anda lihat angka (dana) untuk Danau Toba ini Rp4,04 triliun tepatnya. Itu angka sepanjang orang Batak hidup di sini belum ada datang. Jadi akan ada pergerakan ekonomi luar biasa di sini. Tinggal orang Batak itu sendiri mau tidak menyikapi dengan baik,” kata Luhut. (prn)

ABADIKAN: Seorang pengunjung mengabadikan keindahan panorama Danau Toba dengan kamera ponselnya. 
triadi wibowo/sumut pos
ABADIKAN: Seorang pengunjung mengabadikan keindahan panorama Danau Toba dengan kamera ponselnya.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk membangun infrastruktur dan utilitas dasar di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba tahun 2020, pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp4,04 triliun. Anggaran ini naik dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp20 miliar.

Anggaran ini terbagi dari Kementerian Perhubungan Rp1,06 triliun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp2,5 triliun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp23 miliar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Rp17 miliar, Badan Ekonomi Kreatif Rp4,8 miliar, Kementerian Pariwisata Rp400 miliar, dan lainnya.

Mengenai ihwal tindaklanjut rencana pembangunan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara mengatakan, masih menunggu hasil pertemuan bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan pengelola Geopark Kaldera Toba. “Nanti setelah pertemuan dengan BPODT dan pengelola Geopark ya. Sesegera mungkin. Tinggal menyesuaikan waktu,” kata Kadis Budpar Sumut, Ria Nofida Telaumbanua, menjawab Sumut Pos, Senin (20/1).

Menurutnya, sejak berstatus KSPN, Danau Toba langsung dikelola pemerintah pusat melalui BPODT. Baik dari aspek rencana program pembangunan, anggaran, dan hal lain yang berkenaan pengembangan kawasan tersebut. “Pada prinsipnya, pemerintah provinsi siap mendukung semua rencana pembangunan KSPN Danau Toba. Apalagi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, dan geliat pariwisata di Sumut,” katanya.

Ria mengatakan, dalam pertemuan dengan BPODT dan pengelola Geopark Kaldera Toba nanti, pihaknya akan menyusun konsep pariwisata Sumut yang akan dikembangkan tahun ini. “Juga konsep kepariwisataan Sumut sesuai RPJMD hingga 2023 mendatang,” katanya.

Seperti diketahui, Danau Toba adalah danau terluas se-Asia Tenggara, memiliki luas 1.145 kilometer persegi. Danau Toba masuk dalam daftar 10 Bali Baru yang akan dikembangkan pemerintah pusat, dan menjadi salahsatu dari 5 objek prioritas.

Sejumlah pembangunan yang telah berlangsung antara lain pembangunan kawasan ‘Toba Caldera Resort’ dan peletakan batu pertama untuk pembangunan glamping (glamour camping) di Lahan Zona Otorita Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir pada 14 Oktober 2019.

Peletakan batu pertama dihadiri Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, para bupati se kawasan Danau Toba, dan pejabat pusat serta daerah di Sumut.

Dalam kesempatan itu, Menteri Luhut berpesan agar pemprov, pemda se kawasan, dan masyarakat Danau Toba benar-benar memanfaatkan anggaran pembangunan guna mengembangkan geliat pariwisata KSPN Danau Toba.

“Coba Anda lihat angka (dana) untuk Danau Toba ini Rp4,04 triliun tepatnya. Itu angka sepanjang orang Batak hidup di sini belum ada datang. Jadi akan ada pergerakan ekonomi luar biasa di sini. Tinggal orang Batak itu sendiri mau tidak menyikapi dengan baik,” kata Luhut. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/