30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bentrok Petani-Polisi Diprovokatori Cabup DS

Foto: Manahan/PM/JPNN Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanamu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.
Foto: Manahan/PM/JPNN
Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanamu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrok ratusan penggarap yang tergabung dalam Forum Rakyat Bersatu Sumatera Utara (FRBSU) dengan polisi di Jl. Muspika Desa, Tanjung Sari, Kec. Batang Kuis, Rabu (19/2) pagi, berbuntut panjang. Setelah melakukan pemeriksaan, Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Poldasu akhirnya menetapkan 19 dari 24 orang yang sebelumnya diamankan sebagai tersangka.

Ini dikatakan Direktur Reskrimum Poldasu, Kombes Dedi Irianto saat ditemui, Kamis (20/2) siang. “Dari 24 orang yang kita periksa, sampai saat ini sudah 19 yang ditetapkan sebagai tersangka,” paparnya.

Dedi juga tak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. “Tidak tertutup kemungkinan akan bertambah tersangka, karena masih dalam proses,” sambungnya. Dipaparkan Dedi, ke 19 tersangka itu dijerat dengan pasal perusakan.

“Mereka merusak fasilitas umum,” ucapnya. Ditanya soal indikasi yang menyebut para pendemo itu adalah massa bayaran, perwira berpangkat tiga melati emas di pundak itu mengaku masih menyelidikinya. “Itu dia yang masih kita dalami,” jelasnya.

Dedi juga mengaku masih mendalami keterlibatan Calon Bupati Deliserdang, Prabu Alam sebagai provokator. “Yang jelas 19 orang sudah kita tetapkan sebagai tersangka, 5 sebagai saksi dan kemungkinan bisa bertambah,” tandasnya.

Kabid Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso yang ditemui terpisah menegaskan, Prabu Alam merupakan provokator dalam aksi massa itu. “Dugaan kita dia sebagai provokatornya, tapi sampai saat ini masih dalam pemeriksaan,” bebernya. Mengenai adanya massa bayaran, juru bicara Kapolda Sumut Irjen Syarief Gunawan ini belum dapat memastikannya karena masih dalam proses penyelidikan.

”Mengenai massa yang dibayar masih kita selidiki dulu,” cetusnya. Sebelumnya, ratusan petani dihajar ratusan personel Polres Deliserdang. Kericuhan berujung bentrok yang menyebabkan puluhan petani terluka ini bermula dari aksi unjuk rasa yang mereka lakukan dengan cara memblokir Jl. Arteri menuju Bandara KNIA.

Aksi massa ternyata sudah ditunggu ratusan personel Polres DS dan Brimob Polda Sumatera Utara dengan peralatan lengakap, 2 anjing pelacak lengkap dengan kendaran water canon. Petugas bersiaga di Lapangan Garuda Tanjung Morawa untuk mengamankan unjuk rasa ribuan massa petani penggarap.

Hingga beberapa jam menunggu namun massa yang direncanakan berjumlah sekira 50 ribu orang dan berkumpul di lapangan Garuda belum juga terlihat. Hingga tiba-tiba terdengar informasi bahwa ratusan masa tersebut datang dari arah Percut Sei Tuan. Mendapatkan info tersebut ratusan petugas pun meluncur ke arah Kec. Batang Kuis. Ratusan petugas tersebut pun langsung aksi jalan kaki (long march) ratusan massa petani penggarap yang terdiri dari wanita dan pria tersebut dari arah perbatasan Kec. Percut Sei Tuan dengan Kec. Batang Kuis tepatnya di Desa Bakaran Batu, Kec. Batang Kuis menuju Jl. Arteri Bandara KNIA.

Aksi long march ratusan massa tersebut pada awalnya berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas. Namun setiba di Jl. Muspika tepatnya di perlintasan kereta api yang tak jauh dari Polsek Batang Kuis. Ratusan massa tersebut pun dihadang ratusan petugas. Namun hadangan petugas tersebut tidak membuat massa mundur dan tetap bertahan. Akibatnya ratusan massa yang tetap bertahan tersebut pun menerima perlawanan dari petugas. Hingga akhirnya bentrokan antara ratusan massa dan ratusan petugas pun terjadi. Petugas pun langsung memukul dan menedang bahkan menyeret sejumlah massa pria yang dianggap sebagai provokator massa. (eza/deo)

Foto: Manahan/PM/JPNN Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanamu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.
Foto: Manahan/PM/JPNN
Salah seorang pendemo yang akan memblokir jalan ke bandara Kualanamu, melawan saat akan diamankan petugas Polres DS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrok ratusan penggarap yang tergabung dalam Forum Rakyat Bersatu Sumatera Utara (FRBSU) dengan polisi di Jl. Muspika Desa, Tanjung Sari, Kec. Batang Kuis, Rabu (19/2) pagi, berbuntut panjang. Setelah melakukan pemeriksaan, Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Poldasu akhirnya menetapkan 19 dari 24 orang yang sebelumnya diamankan sebagai tersangka.

Ini dikatakan Direktur Reskrimum Poldasu, Kombes Dedi Irianto saat ditemui, Kamis (20/2) siang. “Dari 24 orang yang kita periksa, sampai saat ini sudah 19 yang ditetapkan sebagai tersangka,” paparnya.

Dedi juga tak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. “Tidak tertutup kemungkinan akan bertambah tersangka, karena masih dalam proses,” sambungnya. Dipaparkan Dedi, ke 19 tersangka itu dijerat dengan pasal perusakan.

“Mereka merusak fasilitas umum,” ucapnya. Ditanya soal indikasi yang menyebut para pendemo itu adalah massa bayaran, perwira berpangkat tiga melati emas di pundak itu mengaku masih menyelidikinya. “Itu dia yang masih kita dalami,” jelasnya.

Dedi juga mengaku masih mendalami keterlibatan Calon Bupati Deliserdang, Prabu Alam sebagai provokator. “Yang jelas 19 orang sudah kita tetapkan sebagai tersangka, 5 sebagai saksi dan kemungkinan bisa bertambah,” tandasnya.

Kabid Humas Poldasu Kombes Raden Heru Prakoso yang ditemui terpisah menegaskan, Prabu Alam merupakan provokator dalam aksi massa itu. “Dugaan kita dia sebagai provokatornya, tapi sampai saat ini masih dalam pemeriksaan,” bebernya. Mengenai adanya massa bayaran, juru bicara Kapolda Sumut Irjen Syarief Gunawan ini belum dapat memastikannya karena masih dalam proses penyelidikan.

”Mengenai massa yang dibayar masih kita selidiki dulu,” cetusnya. Sebelumnya, ratusan petani dihajar ratusan personel Polres Deliserdang. Kericuhan berujung bentrok yang menyebabkan puluhan petani terluka ini bermula dari aksi unjuk rasa yang mereka lakukan dengan cara memblokir Jl. Arteri menuju Bandara KNIA.

Aksi massa ternyata sudah ditunggu ratusan personel Polres DS dan Brimob Polda Sumatera Utara dengan peralatan lengakap, 2 anjing pelacak lengkap dengan kendaran water canon. Petugas bersiaga di Lapangan Garuda Tanjung Morawa untuk mengamankan unjuk rasa ribuan massa petani penggarap.

Hingga beberapa jam menunggu namun massa yang direncanakan berjumlah sekira 50 ribu orang dan berkumpul di lapangan Garuda belum juga terlihat. Hingga tiba-tiba terdengar informasi bahwa ratusan masa tersebut datang dari arah Percut Sei Tuan. Mendapatkan info tersebut ratusan petugas pun meluncur ke arah Kec. Batang Kuis. Ratusan petugas tersebut pun langsung aksi jalan kaki (long march) ratusan massa petani penggarap yang terdiri dari wanita dan pria tersebut dari arah perbatasan Kec. Percut Sei Tuan dengan Kec. Batang Kuis tepatnya di Desa Bakaran Batu, Kec. Batang Kuis menuju Jl. Arteri Bandara KNIA.

Aksi long march ratusan massa tersebut pada awalnya berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas. Namun setiba di Jl. Muspika tepatnya di perlintasan kereta api yang tak jauh dari Polsek Batang Kuis. Ratusan massa tersebut pun dihadang ratusan petugas. Namun hadangan petugas tersebut tidak membuat massa mundur dan tetap bertahan. Akibatnya ratusan massa yang tetap bertahan tersebut pun menerima perlawanan dari petugas. Hingga akhirnya bentrokan antara ratusan massa dan ratusan petugas pun terjadi. Petugas pun langsung memukul dan menedang bahkan menyeret sejumlah massa pria yang dianggap sebagai provokator massa. (eza/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/