28.9 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Puting Beliung Rusak 90 Rumah di Gunungsitoli

ATAP DIGANTI TENDA: Salahseorang warga Desa Moawo, menggunakan tenda biru sebagai atap rumah, karena atapnya rusak akibat terjangan angin puting beliung pada Rabu (19/2) dini hari.
Adi Laoli/Sumut Pos

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Angin puting-beliung yang melanda Kota Gunungsitoli, Nias pada Rabu (19/2) dini hari, merusaka 90 rumah milik 90 Kepala Keluarga (KK). Jumlah jiwa terdampak sebanyak 403 orang, dengan kerugian materil hampir Rp 1 miliar.

Kepala Badan Penanggulan Bencana (BPBD) Kota Gunungsitoli, Faoziduhu Telaumbanua, kepada Sumut Pos menjelaskan, selain di Desa Moawo, sebagian warga Desa Saewe, Desa Hilihao dan Kelurahan Ilir juga menjadi korban angin kencang tersebut.

“Pagi hari kemarin kita mendata ke lokasi. Jumlah kerugian di tiga desa dan satu kelurahan yang terkena dampaknya ditaksir Rp900 juta,” ungkapnya, Kamis (20/2).

Bantuan untuk penanganan rumah warga yang rusak, kata Faoziduhu, BPBD Kota Gunungsitoli tidak mempunyai anggaran. “Sore kemarin kita sudah memberi bantuan tenda serta makan malam untuk warga yang ada di dalam tenda. Namun BPBD tidak punya anggaran untuk penanganan rumah warga yang rusak,” terangnya.

Wizirham, salahseorang warga yang rumahnya terdampak terjangan puting-beliung, saat dijumpai Sumut Pos mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. “Separuh atap rumah saya ini rusak. Kandang ayam di belakang rumah hancur. Juga warung yang biasanya saya gunakan untuk potong ayam. Ya kalau dihitung-hitung hampir Rp20 juta, Pak,”kata Wizirham.

Warga Desa Moawo itu mengaku belum memiliki biaya untuk memperbaiki kerusakan rumahnya. Bahkan untuk bisa ditempati sementara, dirinya terpaksa menggunakan tenda biru buat menutupi atap. Dia pun berharap ada bantuan dari Pemerintah.

“Sementara begini dululah Pak. Untuk memperbaiki belum ada dana. Usaha saya selama ini potong ayam, kandangnya mendesak untuk diperbaiki. Kami berharap pemerintah mau membantu kami,” harapnya. (adl)

ATAP DIGANTI TENDA: Salahseorang warga Desa Moawo, menggunakan tenda biru sebagai atap rumah, karena atapnya rusak akibat terjangan angin puting beliung pada Rabu (19/2) dini hari.
Adi Laoli/Sumut Pos

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Angin puting-beliung yang melanda Kota Gunungsitoli, Nias pada Rabu (19/2) dini hari, merusaka 90 rumah milik 90 Kepala Keluarga (KK). Jumlah jiwa terdampak sebanyak 403 orang, dengan kerugian materil hampir Rp 1 miliar.

Kepala Badan Penanggulan Bencana (BPBD) Kota Gunungsitoli, Faoziduhu Telaumbanua, kepada Sumut Pos menjelaskan, selain di Desa Moawo, sebagian warga Desa Saewe, Desa Hilihao dan Kelurahan Ilir juga menjadi korban angin kencang tersebut.

“Pagi hari kemarin kita mendata ke lokasi. Jumlah kerugian di tiga desa dan satu kelurahan yang terkena dampaknya ditaksir Rp900 juta,” ungkapnya, Kamis (20/2).

Bantuan untuk penanganan rumah warga yang rusak, kata Faoziduhu, BPBD Kota Gunungsitoli tidak mempunyai anggaran. “Sore kemarin kita sudah memberi bantuan tenda serta makan malam untuk warga yang ada di dalam tenda. Namun BPBD tidak punya anggaran untuk penanganan rumah warga yang rusak,” terangnya.

Wizirham, salahseorang warga yang rumahnya terdampak terjangan puting-beliung, saat dijumpai Sumut Pos mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. “Separuh atap rumah saya ini rusak. Kandang ayam di belakang rumah hancur. Juga warung yang biasanya saya gunakan untuk potong ayam. Ya kalau dihitung-hitung hampir Rp20 juta, Pak,”kata Wizirham.

Warga Desa Moawo itu mengaku belum memiliki biaya untuk memperbaiki kerusakan rumahnya. Bahkan untuk bisa ditempati sementara, dirinya terpaksa menggunakan tenda biru buat menutupi atap. Dia pun berharap ada bantuan dari Pemerintah.

“Sementara begini dululah Pak. Untuk memperbaiki belum ada dana. Usaha saya selama ini potong ayam, kandangnya mendesak untuk diperbaiki. Kami berharap pemerintah mau membantu kami,” harapnya. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/