28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Murid SMA Diusir saat Ujian

BINJAI- Ironis benar nasib pendidikan di Kota Binjai. Hanya karena persoalan sepele, seorang siswa diusir dari ruang kelas saat berlangsungnya ujian akhir nasional (UAS). Peristiwa itu terjadi di SMAN 6 Binjai, Rabu (20/3).

Adalah Nico F Siregar, sisiwa kelas III IPS SMAN 6 Binjai yang mendapat perlakuan tidak wajar dari para pendidiknya di sekolah. Disebabkan belum membayar uang perpisahan sebesar Rp60 ribu, Nico diusir pihak sekolah saat mengerjakan ujian pelajaran muatan lokal (mulok,red).

“Ya, aku disuruh pulang untuk mengambil uang perpisahan, padahal saat itu masih berlangsung ujian muatan lokal,” kata Nico saat ditemui di ruang badan konseling (BK) sekolah.

Dikatakan Nico, karena disuruh pulang oleh gurunya, diapun pergi meninggalkan ruang kelas dan meninggalkan ujian untuk meminta uang perpisahan kepada orangtuanya. “Karena disuruh pulang, saya pun pergi,” ucap Nico.

Tiba di rumah, Nico pun meminta uang perpisahan kepada orangtuanya sembari menceritakan peristiwa yang dialaminya di sekolah. Mendengar keterangan Nico yang disuruh pulang dan meninggalkan ujian gara-gara belum membayar uang perpisahan, ayah kandung Nico Z Siregar langsung kesal dan mendatangi sekolah mempertanyakan persoalan yang menimpa putranya.

Sesampainya di sekolah, Z Sireger pun bertemu dengan Wali Kelas Nico Irvansyah Pane, guru bidang kesiswaan sekolah Juki Fitra dan beberapa orang guru lainnya. Dalam pertemuan itu, Z Siregar ditemani istrinya mempertanyakan masalah anaknya yang tidak mengikuti ujian disebabkan belum membayar uang perpisahan.

Bahkan, Z Siregar sempat emosi lantaran anaknya diusir saat mengikuti ujian hingga tegang urat antara Z Siregar dengan para guru tak terhindarkan. Dengan nada tinggi, Z Siregar mengatakan, urusan biaya sekolah anaknya, tidak ada sangkut paut dengan keikutsertaan anaknya dalam mengikuti ujian. “Biarkan anak saya mengikuti ujian, soal biaya sekolahnya saya yang tanggung jawab,” Z Siregar dengan nada tinggi.

Sebagai orangtua, sambungnya, dia merasa sakit hati dan tersinggung atas perbuatan para guru di SMAN 6 yang dengan seenaknya mengusir anaknya dari kelas. Padahal, putranya bukanlah satu-satunya siswa yang belum membayar uang perpisahan tersebut. “Terus terang saya tersinggung dengan pengusiran anak saya ini, apa cuma anak saya saja yang belum bayar?” amuknya.

Menanggapi hal itu, Wali Kelas Nico, Irvansyah Pane menjelaskan, dirinya baru mengetahui persoalan ini setelah kedatangan orangtua Nico. Pun begitu, pihaknya membantah telah mengusir Nico dari kelas.

“Saya baru tahu ini persoalannya, yang menyuruh pulang bukan saya tapi pak Juki. Sebenarnya kami tidak pernah mengusir Nico dari kelas, tapi menyuruhnya pulang untuk mengambil uang sesuai janji yang dibuat Nico sendiri,” kilahnya.

Sementara itu, Juki Fitra selaku guru bidang kesiswaan mengakui dirinya yang menyuruh Nico pulang untuk mengambil uang perpisahan dimaksud. Sebab, dana perpisahan sebesar Rp60 ribu itu akan dipergunakan pada April mendatang.

“Bukan diusir pak, saya hanya menyuruhnya pulang untuk mengambil uang perpisahan itu, karena janji Nico, uang itu akan dilunasinya hari ini (kemarin,red). Kebetulan mata pelajaran yang diujikan muatan lokal, tidak begitu pengaruh terhadap nilai, makanya saya berani menyuruhnya pulang. Jadi tidak ada saya mengusir dia,” bantah Juki di hadapan orangtua Nico.

Ketika ditanya berapa banyak siswa yang diwajibkan membayar uang perpisahan, Juki menyebutkan, sesuai rapat OSIS, seluruh siswa kelas III berjumlah 200 orang dikenakan uang perpisahan sebesar Rp60 ribu. “Biasanya setiap menjelang akhir semester, siswa ingin mengadakan kegiatan di sekolah, makanya diadakan iuran itu,” ucapnya.

Badan Konsleing SMAN 6 Binjai Beni Hnedri Spd, dikonfirmasi terkait masalah tersebut mengatakan, dirinya tidak sepakat dengan tindakan yang dilakukan oknum guru terhadap anak didiknya. Sebab, masih ada cara lain untuk mengatasi persoalan itu agar siswa tetap mengikuti ujian. (ndi)

BINJAI- Ironis benar nasib pendidikan di Kota Binjai. Hanya karena persoalan sepele, seorang siswa diusir dari ruang kelas saat berlangsungnya ujian akhir nasional (UAS). Peristiwa itu terjadi di SMAN 6 Binjai, Rabu (20/3).

Adalah Nico F Siregar, sisiwa kelas III IPS SMAN 6 Binjai yang mendapat perlakuan tidak wajar dari para pendidiknya di sekolah. Disebabkan belum membayar uang perpisahan sebesar Rp60 ribu, Nico diusir pihak sekolah saat mengerjakan ujian pelajaran muatan lokal (mulok,red).

“Ya, aku disuruh pulang untuk mengambil uang perpisahan, padahal saat itu masih berlangsung ujian muatan lokal,” kata Nico saat ditemui di ruang badan konseling (BK) sekolah.

Dikatakan Nico, karena disuruh pulang oleh gurunya, diapun pergi meninggalkan ruang kelas dan meninggalkan ujian untuk meminta uang perpisahan kepada orangtuanya. “Karena disuruh pulang, saya pun pergi,” ucap Nico.

Tiba di rumah, Nico pun meminta uang perpisahan kepada orangtuanya sembari menceritakan peristiwa yang dialaminya di sekolah. Mendengar keterangan Nico yang disuruh pulang dan meninggalkan ujian gara-gara belum membayar uang perpisahan, ayah kandung Nico Z Siregar langsung kesal dan mendatangi sekolah mempertanyakan persoalan yang menimpa putranya.

Sesampainya di sekolah, Z Sireger pun bertemu dengan Wali Kelas Nico Irvansyah Pane, guru bidang kesiswaan sekolah Juki Fitra dan beberapa orang guru lainnya. Dalam pertemuan itu, Z Siregar ditemani istrinya mempertanyakan masalah anaknya yang tidak mengikuti ujian disebabkan belum membayar uang perpisahan.

Bahkan, Z Siregar sempat emosi lantaran anaknya diusir saat mengikuti ujian hingga tegang urat antara Z Siregar dengan para guru tak terhindarkan. Dengan nada tinggi, Z Siregar mengatakan, urusan biaya sekolah anaknya, tidak ada sangkut paut dengan keikutsertaan anaknya dalam mengikuti ujian. “Biarkan anak saya mengikuti ujian, soal biaya sekolahnya saya yang tanggung jawab,” Z Siregar dengan nada tinggi.

Sebagai orangtua, sambungnya, dia merasa sakit hati dan tersinggung atas perbuatan para guru di SMAN 6 yang dengan seenaknya mengusir anaknya dari kelas. Padahal, putranya bukanlah satu-satunya siswa yang belum membayar uang perpisahan tersebut. “Terus terang saya tersinggung dengan pengusiran anak saya ini, apa cuma anak saya saja yang belum bayar?” amuknya.

Menanggapi hal itu, Wali Kelas Nico, Irvansyah Pane menjelaskan, dirinya baru mengetahui persoalan ini setelah kedatangan orangtua Nico. Pun begitu, pihaknya membantah telah mengusir Nico dari kelas.

“Saya baru tahu ini persoalannya, yang menyuruh pulang bukan saya tapi pak Juki. Sebenarnya kami tidak pernah mengusir Nico dari kelas, tapi menyuruhnya pulang untuk mengambil uang sesuai janji yang dibuat Nico sendiri,” kilahnya.

Sementara itu, Juki Fitra selaku guru bidang kesiswaan mengakui dirinya yang menyuruh Nico pulang untuk mengambil uang perpisahan dimaksud. Sebab, dana perpisahan sebesar Rp60 ribu itu akan dipergunakan pada April mendatang.

“Bukan diusir pak, saya hanya menyuruhnya pulang untuk mengambil uang perpisahan itu, karena janji Nico, uang itu akan dilunasinya hari ini (kemarin,red). Kebetulan mata pelajaran yang diujikan muatan lokal, tidak begitu pengaruh terhadap nilai, makanya saya berani menyuruhnya pulang. Jadi tidak ada saya mengusir dia,” bantah Juki di hadapan orangtua Nico.

Ketika ditanya berapa banyak siswa yang diwajibkan membayar uang perpisahan, Juki menyebutkan, sesuai rapat OSIS, seluruh siswa kelas III berjumlah 200 orang dikenakan uang perpisahan sebesar Rp60 ribu. “Biasanya setiap menjelang akhir semester, siswa ingin mengadakan kegiatan di sekolah, makanya diadakan iuran itu,” ucapnya.

Badan Konsleing SMAN 6 Binjai Beni Hnedri Spd, dikonfirmasi terkait masalah tersebut mengatakan, dirinya tidak sepakat dengan tindakan yang dilakukan oknum guru terhadap anak didiknya. Sebab, masih ada cara lain untuk mengatasi persoalan itu agar siswa tetap mengikuti ujian. (ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/