25.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Difitnah, Hakim Polisikan Mantan Pembantu

Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Simalungun, Heriyanti SH mengaku kecewa karena merasa difitnah oleh mantan pembantunya Suryani alias Nining (27). Akibatnya, hakim itu melaporkan mantan pembantunya itu ke polisi karena merasa tak senang disebut sebagai istri simpanan.

Saat METRO SIANTAR (Grup Sumut Pos) mengunjungi kediaman Heriyanti di Jalan Asahan, Jumat (20/4). Wajah Heriyanti sembab karena baru selesai menangis. Bahkan, saat awak Koran ini menyebutkan kedatangannya, Hakim di PN Simalungun itu bercerita tentang yang sebenarnya.

“Nining itu bekerja hanya dua bulan di rumah saya untuk menjaga dua orang anak saya yang sekolah. Tugasnya hanya untuk memberi makan dan menjemput anak saya di sekolah,” sebutnya.

Tapi, paparnya ia mulai kesal melihat Nining karena sering ingkar janji. Bahkan, tidak pernah melarang Nining untuk pulang. Hanya saja, bila sudah ke kampung, Nining selalu ingkar janji untuk kembali lagi. Apalagi kalau belum pulang dari waktu yang di janjikan, ia sering mematikan handphonenya.
“Saya tak pernah melarang pulang. Baru dua bulan bekerja Nining sudah berapa kali pulang kampung ke Kerasaan. Saya kesal, jika pulang kampung sering ingkar janji. Misalnya janji pulang Senin tapi sering mengingkarinya. Kalau di telpon handphonenya sering mati,” ungkapnya.

Menurut dia, Nining itu bagian dari tanggungjawabnya karena jika terjadi apap-apa, secara otomatis orangtuanya menanyakan kepadanya. Pembantu di rumahnya sebenarnya ada dua orang, tapi baru Nining yang didatanginya untuk memberitahukan bahwa bekerja di rumahnya.

Kemudian, adanya yang menyebutkan gaji tidak diberikan selama dua bulan. Heriyanti menegaskan, hal tersebut sama sekali tak benar. Justru selalu dia selalu membayarkan gaji pembantunya sebelum tanggal gajian. Bahkan untuk kebutuhan pribadi seluruh pembantunya selalu diberikan “Setiap minggu saya selalu menanyakan kebutuhan pribadi pembantu seperti shampo, handbody serta lainnya. Tidak hanya itu, tiap minggu saya memberikan mereka uang pulsa serta uang tambahan,” tambahnya.

Dia menerangkan, pekerjaan Nining hanya sebatas mengurus anak saja. Bahkan sikapnya juga fleksibel, jika makanan tidak ada paling dibeli dari luar. Hanya saja, Nining jarang memberi makan siang anaknya, padahal tugasnya untuk itu. Karena merasa kasihan melihat anaknya lapar, seorang pembantu lainnya, Sri yang sering memberi makan.

“Saya tidak pernah menyangka dan berpikiran Nining seperti itu. Saya baru sembilan bulan menetap disini dan sudah ada pembantu saya yang bekerja selama sembilan bulan. Tapi mengapa hanya Nining yang seperti ini, seakan-akan saya memperlakukannya dengan tidak baik,” ungkap hakim yang bertugas di Jawa Barat tersebut.

Dengan mata yang masih sembab habis menangis, ia menerangkan persoalan hingga dia melaporkan Nining ke polisi karena mencemarkan nama baiknya. Sudah hampir lima bulan dia memecat Nining, tapi setelah keluar banyak isu yang beredar bahwa dia merupakan istri simpanan orang. Bahkan anaknya Farel (6) pernah berkata bahwa temannya menyampaikan bahwa dia disebut tidak memiliki ayah.

“Saya dibilang istri simpanan, padahal jelas-jelas saya punya suami. Bahkan, isu itu sampai ke satpam tempat anaknya bersekolah di Sultan Agung ikut tahu. Saya terpukul saat anak saya bilang ‘Ma, teman adek bilang adek nggak punya papa,” ujarnya menirukan ucapan anaknya.
Dia mengungkapkan, dirinya dan Nining sama-sama perempuan yang memiliki dua orang anak. Namun, hal ini masalah hati nurani karena seorang ibu. Ia sudah berulang kali membicarakan hal itu terhadap Nining, tapi Nining tetap membandel dan menyampaikan yang tidak benar. Melaporkannya ke polisi merupakan jalan terakhir.

Ditemani ibunya Hariyani (66) yang saat itu sedang membaca Yasin menyebutkan, ibunya sampai ikut ke dalam persoalan itu. Bahkan ibunya disebut ‘Nek Lampir’.

Sementara itu Suryani yang datang ke kantor harian METRO SIANTAR mengaku tidak ada menyampaikan hal seperti isi pemberitaan yang ada. Dengan nada yang tinggi disebutkannya, ia sudah meminta maaf ke Heriyanti. (mua/smg)

Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Simalungun, Heriyanti SH mengaku kecewa karena merasa difitnah oleh mantan pembantunya Suryani alias Nining (27). Akibatnya, hakim itu melaporkan mantan pembantunya itu ke polisi karena merasa tak senang disebut sebagai istri simpanan.

Saat METRO SIANTAR (Grup Sumut Pos) mengunjungi kediaman Heriyanti di Jalan Asahan, Jumat (20/4). Wajah Heriyanti sembab karena baru selesai menangis. Bahkan, saat awak Koran ini menyebutkan kedatangannya, Hakim di PN Simalungun itu bercerita tentang yang sebenarnya.

“Nining itu bekerja hanya dua bulan di rumah saya untuk menjaga dua orang anak saya yang sekolah. Tugasnya hanya untuk memberi makan dan menjemput anak saya di sekolah,” sebutnya.

Tapi, paparnya ia mulai kesal melihat Nining karena sering ingkar janji. Bahkan, tidak pernah melarang Nining untuk pulang. Hanya saja, bila sudah ke kampung, Nining selalu ingkar janji untuk kembali lagi. Apalagi kalau belum pulang dari waktu yang di janjikan, ia sering mematikan handphonenya.
“Saya tak pernah melarang pulang. Baru dua bulan bekerja Nining sudah berapa kali pulang kampung ke Kerasaan. Saya kesal, jika pulang kampung sering ingkar janji. Misalnya janji pulang Senin tapi sering mengingkarinya. Kalau di telpon handphonenya sering mati,” ungkapnya.

Menurut dia, Nining itu bagian dari tanggungjawabnya karena jika terjadi apap-apa, secara otomatis orangtuanya menanyakan kepadanya. Pembantu di rumahnya sebenarnya ada dua orang, tapi baru Nining yang didatanginya untuk memberitahukan bahwa bekerja di rumahnya.

Kemudian, adanya yang menyebutkan gaji tidak diberikan selama dua bulan. Heriyanti menegaskan, hal tersebut sama sekali tak benar. Justru selalu dia selalu membayarkan gaji pembantunya sebelum tanggal gajian. Bahkan untuk kebutuhan pribadi seluruh pembantunya selalu diberikan “Setiap minggu saya selalu menanyakan kebutuhan pribadi pembantu seperti shampo, handbody serta lainnya. Tidak hanya itu, tiap minggu saya memberikan mereka uang pulsa serta uang tambahan,” tambahnya.

Dia menerangkan, pekerjaan Nining hanya sebatas mengurus anak saja. Bahkan sikapnya juga fleksibel, jika makanan tidak ada paling dibeli dari luar. Hanya saja, Nining jarang memberi makan siang anaknya, padahal tugasnya untuk itu. Karena merasa kasihan melihat anaknya lapar, seorang pembantu lainnya, Sri yang sering memberi makan.

“Saya tidak pernah menyangka dan berpikiran Nining seperti itu. Saya baru sembilan bulan menetap disini dan sudah ada pembantu saya yang bekerja selama sembilan bulan. Tapi mengapa hanya Nining yang seperti ini, seakan-akan saya memperlakukannya dengan tidak baik,” ungkap hakim yang bertugas di Jawa Barat tersebut.

Dengan mata yang masih sembab habis menangis, ia menerangkan persoalan hingga dia melaporkan Nining ke polisi karena mencemarkan nama baiknya. Sudah hampir lima bulan dia memecat Nining, tapi setelah keluar banyak isu yang beredar bahwa dia merupakan istri simpanan orang. Bahkan anaknya Farel (6) pernah berkata bahwa temannya menyampaikan bahwa dia disebut tidak memiliki ayah.

“Saya dibilang istri simpanan, padahal jelas-jelas saya punya suami. Bahkan, isu itu sampai ke satpam tempat anaknya bersekolah di Sultan Agung ikut tahu. Saya terpukul saat anak saya bilang ‘Ma, teman adek bilang adek nggak punya papa,” ujarnya menirukan ucapan anaknya.
Dia mengungkapkan, dirinya dan Nining sama-sama perempuan yang memiliki dua orang anak. Namun, hal ini masalah hati nurani karena seorang ibu. Ia sudah berulang kali membicarakan hal itu terhadap Nining, tapi Nining tetap membandel dan menyampaikan yang tidak benar. Melaporkannya ke polisi merupakan jalan terakhir.

Ditemani ibunya Hariyani (66) yang saat itu sedang membaca Yasin menyebutkan, ibunya sampai ikut ke dalam persoalan itu. Bahkan ibunya disebut ‘Nek Lampir’.

Sementara itu Suryani yang datang ke kantor harian METRO SIANTAR mengaku tidak ada menyampaikan hal seperti isi pemberitaan yang ada. Dengan nada yang tinggi disebutkannya, ia sudah meminta maaf ke Heriyanti. (mua/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/