SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon didaulat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Gedung Auditorium Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (20/4). Dalam kuliah umum bertajuk “Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam Membangun Indonesia Melalui Pendidikan” itu, Fadli banyak bercerita tentang sejarah pemuda menjadi tonggak perubahan Bangsa Indonesia.
Menurut Fadli, sejak 1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda, kaum muda Indonesia mampu menyatukan banyak perbedaan, ideologi dan kesukuan. “Di situ pulalah muncul tonggak Bhineka Tunggal Ika dan kita refleksikan bersama sampai sekarang,” katanya di hadapan ratusan mahasiswa UISU.
Di setiap era dan masa bangsa ini, lanjut Fadli, peran pemuda tak dapat dikesampingkan. Justru menjadi tonggak persatuan dan perubahan sosial Bangsa Indonesia dengan segala dinamika didalamnya. “Meskipun kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia mayoritas Islam, namun dalam bingkai kebhinekaan kita mampu menjaga toleransi dan kebersamaan. Menurut saya, umat Islam Indonesia justru paling toleran se dunia,” katanya.
Bahkan setelah 1978, kata politisi Gerindra, Mendikbud di era Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Alhasil kesatuan aksi dan pergerakan mahasiswa saat itu mengalami kevakuman. “Namun meski alami kevakuman sepanjang sampai 1980-an, lahir kelompok-kelompok studi dan tumbuh berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM). Juga terjadi perubahan pendekatan saat itu, dari aksi ke pendekatan sosial,” terangnya.
SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon didaulat menjadi pembicara dalam kuliah umum di Gedung Auditorium Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (20/4). Dalam kuliah umum bertajuk “Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam Membangun Indonesia Melalui Pendidikan” itu, Fadli banyak bercerita tentang sejarah pemuda menjadi tonggak perubahan Bangsa Indonesia.
Menurut Fadli, sejak 1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda, kaum muda Indonesia mampu menyatukan banyak perbedaan, ideologi dan kesukuan. “Di situ pulalah muncul tonggak Bhineka Tunggal Ika dan kita refleksikan bersama sampai sekarang,” katanya di hadapan ratusan mahasiswa UISU.
Di setiap era dan masa bangsa ini, lanjut Fadli, peran pemuda tak dapat dikesampingkan. Justru menjadi tonggak persatuan dan perubahan sosial Bangsa Indonesia dengan segala dinamika didalamnya. “Meskipun kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia mayoritas Islam, namun dalam bingkai kebhinekaan kita mampu menjaga toleransi dan kebersamaan. Menurut saya, umat Islam Indonesia justru paling toleran se dunia,” katanya.
Bahkan setelah 1978, kata politisi Gerindra, Mendikbud di era Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Alhasil kesatuan aksi dan pergerakan mahasiswa saat itu mengalami kevakuman. “Namun meski alami kevakuman sepanjang sampai 1980-an, lahir kelompok-kelompok studi dan tumbuh berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM). Juga terjadi perubahan pendekatan saat itu, dari aksi ke pendekatan sosial,” terangnya.