Kuliah umum dipandu moderator yang juga dosen UISU, Marzuki Lubis. Turut hadir jajaran rektorat UISU, para dekanat, Ketua Umum IKA UISU Musa Rajekshah (Ijeck), dan Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu. Di sisi lain, Fadli menerangkan, melihat peran sentral pemuda sebagai tongkak perubahan bangsa, pemuda juga harus mempunyai pemahaman politik mumpuni guna mewujudkan cita-cita para pemimpin terdahulu.
Ia turut mengajak agar mahasiswa UISU menjadi bagian dari sejarah perubahan Indonesia dari waktu ke waktu. Bahkan dikatakannya, untuk menentukan arah politik yang benar dan hakiki, mahasiswa dan pemuda harus merebut kekuasaan. Meski pergantian kekuasaan adalah sebuah keniscayaan, tetapi peran pemudalah yang harus menjemput keniscayaan itu.
“Dan mahasiswa UISU harus bisa mengambil peran itu. Jangan cuma jadi followers tapi leader. Leader tidak bisa ujug-ujug dan instan. Seorang leader instan tidak akan merasakan rasanya bertarung, berkeringat dan mengambil resiko. Bahkan di semua aspek hal itu harus kita rebut. Tujuannya, ketika kekuasaan itu kita rebut, kita mampu memanfaatkannya kearah lebih baik,” katanya.
Ia pun berharap, ke depan UISU mampu melahirkan calon pemimpin Sumut dan Indonesia melalui keberanian merebut kekuasaan di segala aspek tersebut. “Kebetulan di sini hadir Pak Musa Rajekshah, calon Wakil Gubernur Sumut yang juga alumni UISU. Sosok beliau bisa dijadikan contoh dan semoga dari UISU banyak lahir tokoh-tokoh Sumut dan bangsa seperti Musa Rajekshah. Mudah-mudahan juga Musa Rajekshah mendapat dukungan besar dari masyarakat Sumut,” katanya.
Di akhir acara, pihak rektorat dan Ketum IKA UISU Musa Rajekshah memberikan cinderamata kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Setelah itu Fadli Zon membalas dengan memberikan buku kepada rektorat UISU. (prn)