26.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Sekaligus sebagai Duta Kesehatan di Pilkada, Relasi Jadi Ujung Tombak Mendongkrak Parmas

SUMUTPOS.CO – Semangat elit politik yang memegang kendali Pemerintah Indonesia, tak surut menggelar Pilkada Serentak 2020. Mereka bersama DPR menyatakan sepakat, tetap menggelar pesta demokrasi ini di tengah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) menetapkan virus corona sebagai wabah yang mengancam masyarakat dunia.

DIABADIKAN: Relasi Basis Disabilitas diabadikan bersama masyarakat, usai sosialisasi door to door.

Sebanyak 270 daerah di Indonesia menggelar Pilkada tahun ini. Satu di antaranya Kota Binjai di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Awalnya, perjalanan tahapan Pilkada berjalan sebagaimana mestinya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengawalinya dengan pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan hari pemungutan suara ditetapkan pada Rabu, 23 September 2020.

Belum jauh perjalanan, tahapan berhenti pada Maret. Ringkasnya, anggota KPU di tingkat kecamatan bekerja sebulan saja, dan dinonaktifkan sementara.

KPU pun kemudian diajak diskusi oleh Komisi II DPR RI. Diputuskan bersama, Pilkada tetap digelar. Dikeluarkan Surat Keputusan KPU Binjai Nomor 258/PL.02-Kpt/01/KPU/VI/2020, tentang Penetapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Lanjutan Tahun 2020, pada Senin, 15 Juni. Dan Rabu, 23 Desember ditetapkan sebagai hari pemungutan suara.

Pascakeputusan KPU diterbitkan, anggota PPK kembali diaktifkan dan melakukan serangkaian pembentukan lainnya. Mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS), verifikasi syarat dukungan pasangan calon jalur perseorangan dan partai politik, hingga membentuk petugas pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.

Paling penting dari yang terpenting, pembentukan relawan demokrasi (Relasi) pada awal September lalu. Setelah dibentuk, Relasi KPU Binjai mendapat bimbingan teknis untuk menyosialisasikan informasi tentang Pilkada kepada masyarakat.

Pada Pemilihan Umum 2019, peran Relasi menunjukkan hasil memuaskan. Hasil partisipasi masyarakat (parmas) mencapai 77,5 persen. Ini tak terlepas peran dari 55 anggota Relasi yang terus bersosialisasi sesuai dengan 11 basis yang ditentukan. Mulai dari pemilih pemula, muda, komunitas, keluarga, warganet, kaum marginal, disabilitas, sampai kepada berkebutuhan khusus. Namun kini jumlahnya berkurang, hanya bersisa 30 orang, yang menyasar 10 basis.

Relasi KPU Binjai tidak hanya mengajak pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), tapi juga mengimbau agar wajib memakai masker. Secara tak langsung, Relasi KPU Binjai juga menjadi duta kesehatan.

Dari Relasi Basis Disabilitas, Haris Affandi mengaku, basis yang diamanahkan kepadanya merupakan pilihannya saat mendaftar. Alasannya memilih basis ini, supaya seluruh masyarakat Kota Binjai yang dikelilingi 5 kecamatan dan 37 kelurahan tersebut, mendapat hak pilih. Menurutnya, Relasi juga merupakan ujung tombak KPU, dalam memberikan informasi seluasnya ke masyarakat.

“Kami melihat kelompok disabilitas seperti tak terlayani. Makanya sejak awal mendaftar, basis disabilitas adalah pilihan saya. Agar seluruh masyarakat terlindungi hak pilihnya, dan mewujudkan KPU Binjai yang melayani,” ungkap Haris, didampingi Arbi Bayu (21), saat berbincang dengan Sumut Pos, Selasa (13/10) lalu.

Diketahui, rupanya ayah 2 anak ini, pernah jadi bagian penyelenggara, sebagai PPS Kelurahan Damai pada Pilkada 2015 lalu. Artinya, menjadi Relasi yang bagian dari penyelenggara, bukan kali pertama dilakoninya.

Bagi Haris, ini menjadi tantangan tersendiri. Dia menilai, kelompok disabilitas di Kota Binjai seperti minder atau tidak percaya diri dengan keadaan mereka. Buntutnya, masih ada yang tidak mau datang ke TPS.

“Awalnya saya mengira, mereka memang tidak mau ke TPS. Namun setelah ditelusuri, ternyata ada rasa minder. Dan sayangnya tak ada yang mengakomodir atau mengajak. Makanya ini jadi alasan agar tujuan KPU ‘melayani’, benar ada,” jelasnya.

Menurutnya, yang mengakomodir kepentingan disabilitas ini adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Seandainya dari mereka yang ‘kekurangan’ ini tidak mau datang, KPPS dapat menjemput atau membawakan surat suara agar hak pilih seluruh masyarakat Kota Binjai terlayani dan terlindungi.

Jadi, adakah kendala saat kali pertama melancarkan sosialisasi? Haris mengaku, bingung mencari kelompok disabilitas. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut menjadi mudah.

“Melalui door to door kami menyosialisasikannya, untuk mencari sasaran sesuai dengan kebutuhan basis kami,” bebernya.

Kerja kerasnya patut diacungi jempol. Bagi mereka, seluruh elemen masyarakat harus terlindungi hak pilihnya demi mendongkrak parmas. Sebab, Pilkada dinyatakan sukses ketika parmas yang ditetapkan tercapai.

“Awalnya, banyak mengira kami melakukan pendataan untuk pembagian sembako. Jadi, mereka menolak. Namun setelah dijelaskan, akhirnya mereka mau menerima sosialisasi dari kami,” ujar Haris.

Anak Muda Jangan Golput

Harapan dari Relasi adalah tercapainya target parmas pada Pilkada di tengah pandemi ini. Demi mewujudkannya, Relasi Basis Pemilih Muda, mengajak dan menyerukan kaum milenial dan seluruh warga Kota Binjai untuk tidak golput.

“Anak muda memiliki peran penting. Sebab, kelak kita yang masih muda ini bakal menjadi pemimpin. Untuk itu, anak-anak muda jangan golput,” seru Yeni Ira Kesuma, didampingi Rifandi Indrayudha.

Pandangan senada juga dilontarkan Dara Utama Kota Binjai 2017, Cut Dara, dalam seminar daring bertema ‘Anak Muda Cakap Pilkada: Mau Tahu dan Peduli’ yang digelar KPU Binjai, Minggu, 30 Agustus lalu. Dia mengajak, anak muda atau pemilih pemula, wajib ikut Pilkada.

“Kita sebagai pemilih pemula harus memiliki rasa ingin tahu dan ikut mencoba berpartisipasi dalam Pemilu,” tegas Cut.

Kepada anak-anak muda, Cut mengajak untuk mencari informasi tentang 3 pasangan calon yang bertarung untuk jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai itu. Dengan menemukan informasi valid, dan paling utama adalah mengenali rekam jejak para calon.

“Hak suara kita sangat penting dalam Pilkada, dan jadi penentu dalam 5 tahun ke depan. Kenali rekam jejak calon. Penting juga untuk pemilih pemula untuk mengenali visi, misi, dan program para calon,” jelasnya.

Pilkada 2020 merupakan tantangan bagi KPU untuk tidak menjadi penyebab klaster baru penyebaran covid-19. Sejumlah langkah strategis sudah dilakukan. Meski demikian, KPU Binjai optimis target parmas yang diharap KPU RI sebesar 77,5 persen, bisa tercapai.

“Pileg dan Pilpres 2019 kemarin capaian tingkat parmas Binjai mencapai 81 persen,” pungkas Ketua Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Binjai, Robby Effendi.

Kepada 179.560 pemilih yang tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap KPU Binjai, pun diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19 saat ke TPS. ‘Aku nyoblos, pakai masker’. (*)

  • Tulisan ini, untuk diperlombakan dalam Lomba Karya Tulis Pilkada Kota Binjai, yang diselenggarakan KPU Kota Binjai.

SUMUTPOS.CO – Semangat elit politik yang memegang kendali Pemerintah Indonesia, tak surut menggelar Pilkada Serentak 2020. Mereka bersama DPR menyatakan sepakat, tetap menggelar pesta demokrasi ini di tengah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) menetapkan virus corona sebagai wabah yang mengancam masyarakat dunia.

DIABADIKAN: Relasi Basis Disabilitas diabadikan bersama masyarakat, usai sosialisasi door to door.

Sebanyak 270 daerah di Indonesia menggelar Pilkada tahun ini. Satu di antaranya Kota Binjai di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Awalnya, perjalanan tahapan Pilkada berjalan sebagaimana mestinya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengawalinya dengan pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan hari pemungutan suara ditetapkan pada Rabu, 23 September 2020.

Belum jauh perjalanan, tahapan berhenti pada Maret. Ringkasnya, anggota KPU di tingkat kecamatan bekerja sebulan saja, dan dinonaktifkan sementara.

KPU pun kemudian diajak diskusi oleh Komisi II DPR RI. Diputuskan bersama, Pilkada tetap digelar. Dikeluarkan Surat Keputusan KPU Binjai Nomor 258/PL.02-Kpt/01/KPU/VI/2020, tentang Penetapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Lanjutan Tahun 2020, pada Senin, 15 Juni. Dan Rabu, 23 Desember ditetapkan sebagai hari pemungutan suara.

Pascakeputusan KPU diterbitkan, anggota PPK kembali diaktifkan dan melakukan serangkaian pembentukan lainnya. Mulai dari Panitia Pemungutan Suara (PPS), verifikasi syarat dukungan pasangan calon jalur perseorangan dan partai politik, hingga membentuk petugas pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.

Paling penting dari yang terpenting, pembentukan relawan demokrasi (Relasi) pada awal September lalu. Setelah dibentuk, Relasi KPU Binjai mendapat bimbingan teknis untuk menyosialisasikan informasi tentang Pilkada kepada masyarakat.

Pada Pemilihan Umum 2019, peran Relasi menunjukkan hasil memuaskan. Hasil partisipasi masyarakat (parmas) mencapai 77,5 persen. Ini tak terlepas peran dari 55 anggota Relasi yang terus bersosialisasi sesuai dengan 11 basis yang ditentukan. Mulai dari pemilih pemula, muda, komunitas, keluarga, warganet, kaum marginal, disabilitas, sampai kepada berkebutuhan khusus. Namun kini jumlahnya berkurang, hanya bersisa 30 orang, yang menyasar 10 basis.

Relasi KPU Binjai tidak hanya mengajak pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), tapi juga mengimbau agar wajib memakai masker. Secara tak langsung, Relasi KPU Binjai juga menjadi duta kesehatan.

Dari Relasi Basis Disabilitas, Haris Affandi mengaku, basis yang diamanahkan kepadanya merupakan pilihannya saat mendaftar. Alasannya memilih basis ini, supaya seluruh masyarakat Kota Binjai yang dikelilingi 5 kecamatan dan 37 kelurahan tersebut, mendapat hak pilih. Menurutnya, Relasi juga merupakan ujung tombak KPU, dalam memberikan informasi seluasnya ke masyarakat.

“Kami melihat kelompok disabilitas seperti tak terlayani. Makanya sejak awal mendaftar, basis disabilitas adalah pilihan saya. Agar seluruh masyarakat terlindungi hak pilihnya, dan mewujudkan KPU Binjai yang melayani,” ungkap Haris, didampingi Arbi Bayu (21), saat berbincang dengan Sumut Pos, Selasa (13/10) lalu.

Diketahui, rupanya ayah 2 anak ini, pernah jadi bagian penyelenggara, sebagai PPS Kelurahan Damai pada Pilkada 2015 lalu. Artinya, menjadi Relasi yang bagian dari penyelenggara, bukan kali pertama dilakoninya.

Bagi Haris, ini menjadi tantangan tersendiri. Dia menilai, kelompok disabilitas di Kota Binjai seperti minder atau tidak percaya diri dengan keadaan mereka. Buntutnya, masih ada yang tidak mau datang ke TPS.

“Awalnya saya mengira, mereka memang tidak mau ke TPS. Namun setelah ditelusuri, ternyata ada rasa minder. Dan sayangnya tak ada yang mengakomodir atau mengajak. Makanya ini jadi alasan agar tujuan KPU ‘melayani’, benar ada,” jelasnya.

Menurutnya, yang mengakomodir kepentingan disabilitas ini adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Seandainya dari mereka yang ‘kekurangan’ ini tidak mau datang, KPPS dapat menjemput atau membawakan surat suara agar hak pilih seluruh masyarakat Kota Binjai terlayani dan terlindungi.

Jadi, adakah kendala saat kali pertama melancarkan sosialisasi? Haris mengaku, bingung mencari kelompok disabilitas. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut menjadi mudah.

“Melalui door to door kami menyosialisasikannya, untuk mencari sasaran sesuai dengan kebutuhan basis kami,” bebernya.

Kerja kerasnya patut diacungi jempol. Bagi mereka, seluruh elemen masyarakat harus terlindungi hak pilihnya demi mendongkrak parmas. Sebab, Pilkada dinyatakan sukses ketika parmas yang ditetapkan tercapai.

“Awalnya, banyak mengira kami melakukan pendataan untuk pembagian sembako. Jadi, mereka menolak. Namun setelah dijelaskan, akhirnya mereka mau menerima sosialisasi dari kami,” ujar Haris.

Anak Muda Jangan Golput

Harapan dari Relasi adalah tercapainya target parmas pada Pilkada di tengah pandemi ini. Demi mewujudkannya, Relasi Basis Pemilih Muda, mengajak dan menyerukan kaum milenial dan seluruh warga Kota Binjai untuk tidak golput.

“Anak muda memiliki peran penting. Sebab, kelak kita yang masih muda ini bakal menjadi pemimpin. Untuk itu, anak-anak muda jangan golput,” seru Yeni Ira Kesuma, didampingi Rifandi Indrayudha.

Pandangan senada juga dilontarkan Dara Utama Kota Binjai 2017, Cut Dara, dalam seminar daring bertema ‘Anak Muda Cakap Pilkada: Mau Tahu dan Peduli’ yang digelar KPU Binjai, Minggu, 30 Agustus lalu. Dia mengajak, anak muda atau pemilih pemula, wajib ikut Pilkada.

“Kita sebagai pemilih pemula harus memiliki rasa ingin tahu dan ikut mencoba berpartisipasi dalam Pemilu,” tegas Cut.

Kepada anak-anak muda, Cut mengajak untuk mencari informasi tentang 3 pasangan calon yang bertarung untuk jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai itu. Dengan menemukan informasi valid, dan paling utama adalah mengenali rekam jejak para calon.

“Hak suara kita sangat penting dalam Pilkada, dan jadi penentu dalam 5 tahun ke depan. Kenali rekam jejak calon. Penting juga untuk pemilih pemula untuk mengenali visi, misi, dan program para calon,” jelasnya.

Pilkada 2020 merupakan tantangan bagi KPU untuk tidak menjadi penyebab klaster baru penyebaran covid-19. Sejumlah langkah strategis sudah dilakukan. Meski demikian, KPU Binjai optimis target parmas yang diharap KPU RI sebesar 77,5 persen, bisa tercapai.

“Pileg dan Pilpres 2019 kemarin capaian tingkat parmas Binjai mencapai 81 persen,” pungkas Ketua Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Binjai, Robby Effendi.

Kepada 179.560 pemilih yang tercatat sebagai Daftar Pemilih Tetap KPU Binjai, pun diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19 saat ke TPS. ‘Aku nyoblos, pakai masker’. (*)

  • Tulisan ini, untuk diperlombakan dalam Lomba Karya Tulis Pilkada Kota Binjai, yang diselenggarakan KPU Kota Binjai.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/