26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Siswi SD, Korban Pemerkosaan Histeris di Polres Labuhanbatu

LABUHANBATU-Seorang anak di bawah umur, sebut saja Bunga (12) warga Jalan Pekanlama, Kelurahan Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu menjerit histeris di ruang periksa Mapolres Labuhanbatu, Selasa (20/11) sekitar pukul 15.30 WIB. Anak pertama dari empat bersaudara itu ketakutan saat ditemukan dengan D (30) warga Jalan Simpang Mangga, Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan. Bunga mengaku trauma setelah menjadi korban pemerkosaan yang diduga dilakuakan D di perkebunan kelapa sawit PT Siringoringo sekitar, kemarin pukul 10.20 WIB.

Tidak tahan melihat tangisan Bunga, Marianti (40) ibu korban ditemani suaminya MK Saleh Marpaung (47) serta neneknya Kasni (50) pun ikut menangis. Mereka bahkan histeris di depan pelaku. Jika tidak diamankan petugas, D yang saat itu mengenakan celana ponggol jins warna kebiruan dan baju kaus berwarna putih, nyaris menjadi bulan-bulanan keluarga korban.

Saat ditemui Sumut Pos di luar ruangan pemeriksaan, kedua orangtua Bunga berharap agar polisi menghukum seberat-beratnya D. Mengingat perbuatan itu tidak terulang kembali kepada korban lainnya. “Kemaluannya cocoknya dipotong saja sama polisi,” teriak ibu korban. Diterangkan ayah korban, awalnya mereka mengetahui bahwa anaknya menjadi korban pencabulan oleh D, dari laporan kepolisian lalu-lintas yang bertugas di simpang IV inti kota Rantauprapat. “Padahal pelaku baru saja beberapa bulan keluar dari penjara dalam kasus yang sama,” terang Marpaung.

Kata Bunga, aksi bejat yang dilakukan D terjadi saat dirinya pulang sekolah. Tiba di lintasan makam Pahlawan Rantauprapat dekat gedung Nasional, pelaku dengan mengendarai sepeda motor menghampiri siswi SD ini, lalu meminta kepada Bunga untuk mengantarkan surat ke sekolah dengan alasan anaknya tidak masuk sekolah.

Teringat nasihat ayahnya, Bunga menolak dan berusaha lari. Namun D mengejar dan menekal kaki Bunga hingga terjatuh. Disitulah D membekap mulut Bunga dengan sapu tangan.

Tidak berselang lama tambah Bunga, dirinya pun tidak ingat apa yang terjadi dengannya. “Katanya mau minta tolong ngantarkan surat, tapi aku tidak mau dan lari. Tapi aku dikejarnya dan ditekal sampai jatuh. Kepalaku dan mulutku ditutupnya pakai kain yang wangi, sudah itu aku gak ingat lagi,” kenang korban sambil menangis.

Setelah dirinya sadar, dia melihat berada di antara pohon kelapa sawit dengan kondisi tubuh tanpa dibalut sehelai benangpun. Sementara D dilihatnya hanya mengenakan celana dalam sembari menyuruh dirinya mengenakan semua pakaian seragam sekolahnya. Sebelum meninggalkan lokasi, D mengancam Bunga untuk tidak menceritakan yang baru dialaminya tadi. “Katanya, kalau aku cerita, ayah dan mamak mau dibunuhnya,” ujar Bunga. Selanjutnya, Bunga diantar D di Jalan Ahmad Dahlan Rantauprapat. Bunga langsung menuju Pos Lantas dan memberitahukan kejadian yang menimpa dirinya. Ditemani dengan beberapa tetangga serta petugas Polantas, dirinyapun melaporkan kejadian itu ke Mapolres Labuhanbatu. (mag-16)

Mengalami Kelainan Seksual

Pelaku berinisial  D, saat diamankan warga mengaku mengalami kelainan seksual; hanya puas saat dilakukan dengan anak-anak atau yang lebih dikenal pedovilia. “Pengakuannya sama kami itu sudah penyakit, dicobanya mau dihilangkan tapi tidak bisa. Bahkan dia minta agar masalah itu diselesaikan saja dan jangan dibawa ke ranah hukum,” kata Ucok Pasada di sela-sela mendampingi korban dan keluarga korban di Mapolres Labuhanbatu.

Dijelaskan Ucok, keikutsertaan dirinya dalam permasalahan itu dikarenakan orangtua Bunga sudah lama bekerja di rumahnya dan bahkan dianggap seperti saudara sendiri. “Makanya waktu dengar saya tidak tega dan harus diselesaikan secara hukum, karena ini perbuatan yang sangat tidak logika,” katanya menjawab Sumut Pos.

Kata Ucok, awalnya Bunga cerita sama saya, bahwa yang mencabuli dia ciri-cirinya ada tompel hitam dan ada plaster di wajahnya. “Teringat kejadian yang lalu-lalu, saya menduga pelaku si D, karena D baru keluar dari penjara beberapa bulan lalu,” akunya.

Sekitar pukul 18.00 WIB dihari kejadian, dirinya dan lainnya mendatangi beberapa lokasi serta kediaman pelaku, namun mereka tidak menemukan D di rumah. Malamnya Ucok menerima  laporan bahwa D sudah pulang ke rumah. Dengan meminta bantuan Kepala Lingkungan (Kepling) setempat, Ucok Pasada menemui D sembari mengajak pelaku menuju kediamannya.

“Saya bilang sama D bahwa saya ada perlu, tapi bicara di rumah saya dan selesai itu akan diantarkan kembali pulang. Setelah dirumah, saya panggil korban dan saya pertemukan, ternyata korban mengatakan memang D yang mencabulinya. Langsung saya telepon petugas kepolisian dan membawanya ke Mapolres Labuhanbatu,” beber Ucok Pasada lagi.

Ternyata beberapa tahun lalu, D pernah menikahi wanita warga Rantauprapat dan memiliki tiga anak. Usai bercerai, D menikah lagi dan sekarang belum memeliki keturunan.

Amatan Sumut Pos di salahsatu ruangan pemeriksaan Mapolres Labuhanbatu, D terlihat tertunduk lesu saat dilakukan pemeriksaan. Wartawan yang coba mengambil gambarnya mengalami kesulitan karena pintu masuk tertutup. (mag-16)

LABUHANBATU-Seorang anak di bawah umur, sebut saja Bunga (12) warga Jalan Pekanlama, Kelurahan Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu menjerit histeris di ruang periksa Mapolres Labuhanbatu, Selasa (20/11) sekitar pukul 15.30 WIB. Anak pertama dari empat bersaudara itu ketakutan saat ditemukan dengan D (30) warga Jalan Simpang Mangga, Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan. Bunga mengaku trauma setelah menjadi korban pemerkosaan yang diduga dilakuakan D di perkebunan kelapa sawit PT Siringoringo sekitar, kemarin pukul 10.20 WIB.

Tidak tahan melihat tangisan Bunga, Marianti (40) ibu korban ditemani suaminya MK Saleh Marpaung (47) serta neneknya Kasni (50) pun ikut menangis. Mereka bahkan histeris di depan pelaku. Jika tidak diamankan petugas, D yang saat itu mengenakan celana ponggol jins warna kebiruan dan baju kaus berwarna putih, nyaris menjadi bulan-bulanan keluarga korban.

Saat ditemui Sumut Pos di luar ruangan pemeriksaan, kedua orangtua Bunga berharap agar polisi menghukum seberat-beratnya D. Mengingat perbuatan itu tidak terulang kembali kepada korban lainnya. “Kemaluannya cocoknya dipotong saja sama polisi,” teriak ibu korban. Diterangkan ayah korban, awalnya mereka mengetahui bahwa anaknya menjadi korban pencabulan oleh D, dari laporan kepolisian lalu-lintas yang bertugas di simpang IV inti kota Rantauprapat. “Padahal pelaku baru saja beberapa bulan keluar dari penjara dalam kasus yang sama,” terang Marpaung.

Kata Bunga, aksi bejat yang dilakukan D terjadi saat dirinya pulang sekolah. Tiba di lintasan makam Pahlawan Rantauprapat dekat gedung Nasional, pelaku dengan mengendarai sepeda motor menghampiri siswi SD ini, lalu meminta kepada Bunga untuk mengantarkan surat ke sekolah dengan alasan anaknya tidak masuk sekolah.

Teringat nasihat ayahnya, Bunga menolak dan berusaha lari. Namun D mengejar dan menekal kaki Bunga hingga terjatuh. Disitulah D membekap mulut Bunga dengan sapu tangan.

Tidak berselang lama tambah Bunga, dirinya pun tidak ingat apa yang terjadi dengannya. “Katanya mau minta tolong ngantarkan surat, tapi aku tidak mau dan lari. Tapi aku dikejarnya dan ditekal sampai jatuh. Kepalaku dan mulutku ditutupnya pakai kain yang wangi, sudah itu aku gak ingat lagi,” kenang korban sambil menangis.

Setelah dirinya sadar, dia melihat berada di antara pohon kelapa sawit dengan kondisi tubuh tanpa dibalut sehelai benangpun. Sementara D dilihatnya hanya mengenakan celana dalam sembari menyuruh dirinya mengenakan semua pakaian seragam sekolahnya. Sebelum meninggalkan lokasi, D mengancam Bunga untuk tidak menceritakan yang baru dialaminya tadi. “Katanya, kalau aku cerita, ayah dan mamak mau dibunuhnya,” ujar Bunga. Selanjutnya, Bunga diantar D di Jalan Ahmad Dahlan Rantauprapat. Bunga langsung menuju Pos Lantas dan memberitahukan kejadian yang menimpa dirinya. Ditemani dengan beberapa tetangga serta petugas Polantas, dirinyapun melaporkan kejadian itu ke Mapolres Labuhanbatu. (mag-16)

Mengalami Kelainan Seksual

Pelaku berinisial  D, saat diamankan warga mengaku mengalami kelainan seksual; hanya puas saat dilakukan dengan anak-anak atau yang lebih dikenal pedovilia. “Pengakuannya sama kami itu sudah penyakit, dicobanya mau dihilangkan tapi tidak bisa. Bahkan dia minta agar masalah itu diselesaikan saja dan jangan dibawa ke ranah hukum,” kata Ucok Pasada di sela-sela mendampingi korban dan keluarga korban di Mapolres Labuhanbatu.

Dijelaskan Ucok, keikutsertaan dirinya dalam permasalahan itu dikarenakan orangtua Bunga sudah lama bekerja di rumahnya dan bahkan dianggap seperti saudara sendiri. “Makanya waktu dengar saya tidak tega dan harus diselesaikan secara hukum, karena ini perbuatan yang sangat tidak logika,” katanya menjawab Sumut Pos.

Kata Ucok, awalnya Bunga cerita sama saya, bahwa yang mencabuli dia ciri-cirinya ada tompel hitam dan ada plaster di wajahnya. “Teringat kejadian yang lalu-lalu, saya menduga pelaku si D, karena D baru keluar dari penjara beberapa bulan lalu,” akunya.

Sekitar pukul 18.00 WIB dihari kejadian, dirinya dan lainnya mendatangi beberapa lokasi serta kediaman pelaku, namun mereka tidak menemukan D di rumah. Malamnya Ucok menerima  laporan bahwa D sudah pulang ke rumah. Dengan meminta bantuan Kepala Lingkungan (Kepling) setempat, Ucok Pasada menemui D sembari mengajak pelaku menuju kediamannya.

“Saya bilang sama D bahwa saya ada perlu, tapi bicara di rumah saya dan selesai itu akan diantarkan kembali pulang. Setelah dirumah, saya panggil korban dan saya pertemukan, ternyata korban mengatakan memang D yang mencabulinya. Langsung saya telepon petugas kepolisian dan membawanya ke Mapolres Labuhanbatu,” beber Ucok Pasada lagi.

Ternyata beberapa tahun lalu, D pernah menikahi wanita warga Rantauprapat dan memiliki tiga anak. Usai bercerai, D menikah lagi dan sekarang belum memeliki keturunan.

Amatan Sumut Pos di salahsatu ruangan pemeriksaan Mapolres Labuhanbatu, D terlihat tertunduk lesu saat dilakukan pemeriksaan. Wartawan yang coba mengambil gambarnya mengalami kesulitan karena pintu masuk tertutup. (mag-16)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/