31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

5.624 Ternak Dievakuasi

 erupsi Ternak Dievakuasi

erupsi Ternak Dievakuasi

SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengupayakan keselamatan 5.624 ekor  ternak yang berada di tiga kecamatan yang berdekatan dengan terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung.

Bantuan Pemprov dilakukan dengan membantu upaya evakuasi ternak ke tempat yang lebih aman dan juga ke desa-desa tetangga. Tak hanya evakuasi, Dinas Peternakan juga berupaya menyediakan obat-obatan dan pakan hijauan di luar areal debu vulkanik.

Hewan yang dievakuasi dari area rawan bencana  itu terdiri dari sapi potong 2.962 ekor, kerbau 714 ekor, kambing 1.496 ekor, dan 452 ekor unggas yang tersebar di Kecamatann
Nemanteran, Tiganderket dan Kecamatan Payung. “Dan juga kita siapkan obat-obatan untuk mengantisipasi penyakit yang muncul akibat dari dampak gempa itu,” ujar Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Tetty Erliana Lubis, kemarin.

Tetty mengatakan, sebagian dari hewan ternak tersebut telah dipindahkan ke lokasi aman. Ada juga dititipkan pada keluarga di desa lain. Kemudian juga sebagian ternak, sudah ada yang dijual pemiliknya.

“Dari hasil pantauan dan laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Karo, sampai saat ini dampak debu vulkanik belum menimbulkan penyakit serius pada ternak. Hanya saja ada masalah kurang perawatan dan kekurangan pakan ternak,” sebutnya.

Walau relatif belum ada penyakit, namun ada terjadi gangguan pada hewan ternak karena erupsi Sinabung itu, seperti infeksi pernafasan, gembung, tercemar abu dan kurang perawatan. “Dan kita terus antisipasi. Tim kami sudah stand by di lokasi,” ujarnya.

Kemarin, dalam sehari ini sudah tiga kali Gunung Sinabung erupsi dengan mengeluarkan lontaran lava pijar dari dalam perut gunung. “Erupsi pertama sekira pukul 02.40 WIB dengan tinggi abu vulkanik lebih dari 2.000 meter.  Debu vulkanik tersebut dengan arah angin Barat Daya. Erupsi kedua pukul 04.05 WIB, dengan tinggi debu vulkanik 1.000 meter, ke arah angin Barat Daya. Sedangkan erupsi ketiga pada pukul 06.19 Wib, dengan tinggi debu vulkanik 2.500 meter, arah angin Timur Laut,” ujar Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, pada wartawan Rabu (20/11) kemarin.

Sutopo juga mengatakan bahwa masih besar potensi erupsi susulan masih tinggi. Dengan keluarnya lava pijar dalam 4 hari terakhir maka letusannya akan makin membahayakan. “Karakteristik letusan mirip dengan Gunung Merapi. Kita belum banyak paham watak kegunungapian Gunung Sinabung setelah gunung tersebut mati selama 400 tahun,” bebernya.

Terkait dengan itu, PVMBG Badan Geologi masih tetap menetapkan status Siaga (level 3) dan radius 3 Km kosong dari aktivitas masyarakat. 7 desa yaitu Desa Mardinding, Gurukinayan, Sukameriah, Berastepu, Gamber, Bekerah, Simacem dan 2 dusun (Dusun Sibintun dan Laukawar) direkomendasikan mengungsi.

“Namun Kenyataannya di luar desa itu seperti Desa Temberun, Kotatonggal, Sigaranggarang, Sukanalu, Kutatengah juga sebagian ikut mengungsi karena masyarakat takut dengan selalu terjadi hujan debu dan pasir,” tegasnya.

Sutopo juga menyatakan saat ini pengungsi tetap 6.211 jiwa (1,990 KK) di 16 titik pengungsian. Tidak ada korban. Masyarakat diimbau selalu siaga. Ada 2 ancaman yaitu material erupsi dan banjir lahar dingin.

Sutopo juga mengingatkan pada masyarakat agar tidak terpancing dengan isu-isu menyesatkan terkait G. Sinabung. BNPB, PVMBG dan petugas lain akan selalu memberikan informasi.

Kecepatan Awan Panas 350 Km/Jam
Di sisi lain, status Sinabung diwacanakan naik menjadi awas. Jika kebijakan ini akhirnya diambil Tim Tanggap Darurat telah bersiap diri, namun sejauh ini pihak berwenang belum ada menerima rekomendasi tertulis menyangkut status Sinabung.

“Sampai saat ini kita masih bekerja pada level Siaga, untuk yang lebih tinggi belum, kita masih menunggu rekomendasi PVMBG,” ujar Koordinator Medai Centre Tim Tanggap Darurat, Jhonson Tarigan, Rabu (20/11).

Wacana bakal ditingkatkannya status Sinabung keluar setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan setelah ini dilakukan evaluasi terkait aktivitas gunung Sinabung untuk berikutnya menempatkan status Awas (level IV). Apalagi dari catatan yang ada dari awal September sampai 20 November  2013, gunung ini telah 75 kali mengalami erupsi dengan 10 kali di antaranya mengeluarkan awan panas. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 2010, di mana untuk pertama kalinya Sinabung meletus hanya tiga kali tercatat mengalami erupsi.

Selain itu menurut Kepala Pelaksanan Sementara Dr Ir Gede Suantika M. Rabu (20/11) di kantor PVMBG Desa Ndokumsiroga, Gang Kayu Bakar, Kecamatan Simpang Empat, wacana ini juga mengacu kepada berubahnya tipe letusan gunung Sinabung yang sebelumnya freatik menjadi freato magmatik. Kemudian, pada perkembangannya, erupsi gunung ini juga sudah menunjukan ciri-ciri menyerupai gunung api di luar Pulau Sumatera seperti keluarnya awan panas dengan kecepatan rata-rata 350 Km/jam dan jarak terjauh 1,5 Km.

Sebagaimana diketahui, pada Selasa (19/11) malam sekira pukul 21.55 wib sewaktu erupsi Sinabung mengeluarkan semburan debu  vulkanik mencapai 10.000 meter dibarengi suara gemuruh yang terdengar sampai radius 15 hingga 18 Km serta diikuti erupsi berturut-turut sebanyak empat kali pada pukul 02:40, 04:05, 05:29, 06:19 terakhir 06:41 WIB. (rud/nng/smg)

 erupsi Ternak Dievakuasi

erupsi Ternak Dievakuasi

SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengupayakan keselamatan 5.624 ekor  ternak yang berada di tiga kecamatan yang berdekatan dengan terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung.

Bantuan Pemprov dilakukan dengan membantu upaya evakuasi ternak ke tempat yang lebih aman dan juga ke desa-desa tetangga. Tak hanya evakuasi, Dinas Peternakan juga berupaya menyediakan obat-obatan dan pakan hijauan di luar areal debu vulkanik.

Hewan yang dievakuasi dari area rawan bencana  itu terdiri dari sapi potong 2.962 ekor, kerbau 714 ekor, kambing 1.496 ekor, dan 452 ekor unggas yang tersebar di Kecamatann
Nemanteran, Tiganderket dan Kecamatan Payung. “Dan juga kita siapkan obat-obatan untuk mengantisipasi penyakit yang muncul akibat dari dampak gempa itu,” ujar Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Tetty Erliana Lubis, kemarin.

Tetty mengatakan, sebagian dari hewan ternak tersebut telah dipindahkan ke lokasi aman. Ada juga dititipkan pada keluarga di desa lain. Kemudian juga sebagian ternak, sudah ada yang dijual pemiliknya.

“Dari hasil pantauan dan laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Karo, sampai saat ini dampak debu vulkanik belum menimbulkan penyakit serius pada ternak. Hanya saja ada masalah kurang perawatan dan kekurangan pakan ternak,” sebutnya.

Walau relatif belum ada penyakit, namun ada terjadi gangguan pada hewan ternak karena erupsi Sinabung itu, seperti infeksi pernafasan, gembung, tercemar abu dan kurang perawatan. “Dan kita terus antisipasi. Tim kami sudah stand by di lokasi,” ujarnya.

Kemarin, dalam sehari ini sudah tiga kali Gunung Sinabung erupsi dengan mengeluarkan lontaran lava pijar dari dalam perut gunung. “Erupsi pertama sekira pukul 02.40 WIB dengan tinggi abu vulkanik lebih dari 2.000 meter.  Debu vulkanik tersebut dengan arah angin Barat Daya. Erupsi kedua pukul 04.05 WIB, dengan tinggi debu vulkanik 1.000 meter, ke arah angin Barat Daya. Sedangkan erupsi ketiga pada pukul 06.19 Wib, dengan tinggi debu vulkanik 2.500 meter, arah angin Timur Laut,” ujar Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, pada wartawan Rabu (20/11) kemarin.

Sutopo juga mengatakan bahwa masih besar potensi erupsi susulan masih tinggi. Dengan keluarnya lava pijar dalam 4 hari terakhir maka letusannya akan makin membahayakan. “Karakteristik letusan mirip dengan Gunung Merapi. Kita belum banyak paham watak kegunungapian Gunung Sinabung setelah gunung tersebut mati selama 400 tahun,” bebernya.

Terkait dengan itu, PVMBG Badan Geologi masih tetap menetapkan status Siaga (level 3) dan radius 3 Km kosong dari aktivitas masyarakat. 7 desa yaitu Desa Mardinding, Gurukinayan, Sukameriah, Berastepu, Gamber, Bekerah, Simacem dan 2 dusun (Dusun Sibintun dan Laukawar) direkomendasikan mengungsi.

“Namun Kenyataannya di luar desa itu seperti Desa Temberun, Kotatonggal, Sigaranggarang, Sukanalu, Kutatengah juga sebagian ikut mengungsi karena masyarakat takut dengan selalu terjadi hujan debu dan pasir,” tegasnya.

Sutopo juga menyatakan saat ini pengungsi tetap 6.211 jiwa (1,990 KK) di 16 titik pengungsian. Tidak ada korban. Masyarakat diimbau selalu siaga. Ada 2 ancaman yaitu material erupsi dan banjir lahar dingin.

Sutopo juga mengingatkan pada masyarakat agar tidak terpancing dengan isu-isu menyesatkan terkait G. Sinabung. BNPB, PVMBG dan petugas lain akan selalu memberikan informasi.

Kecepatan Awan Panas 350 Km/Jam
Di sisi lain, status Sinabung diwacanakan naik menjadi awas. Jika kebijakan ini akhirnya diambil Tim Tanggap Darurat telah bersiap diri, namun sejauh ini pihak berwenang belum ada menerima rekomendasi tertulis menyangkut status Sinabung.

“Sampai saat ini kita masih bekerja pada level Siaga, untuk yang lebih tinggi belum, kita masih menunggu rekomendasi PVMBG,” ujar Koordinator Medai Centre Tim Tanggap Darurat, Jhonson Tarigan, Rabu (20/11).

Wacana bakal ditingkatkannya status Sinabung keluar setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan setelah ini dilakukan evaluasi terkait aktivitas gunung Sinabung untuk berikutnya menempatkan status Awas (level IV). Apalagi dari catatan yang ada dari awal September sampai 20 November  2013, gunung ini telah 75 kali mengalami erupsi dengan 10 kali di antaranya mengeluarkan awan panas. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 2010, di mana untuk pertama kalinya Sinabung meletus hanya tiga kali tercatat mengalami erupsi.

Selain itu menurut Kepala Pelaksanan Sementara Dr Ir Gede Suantika M. Rabu (20/11) di kantor PVMBG Desa Ndokumsiroga, Gang Kayu Bakar, Kecamatan Simpang Empat, wacana ini juga mengacu kepada berubahnya tipe letusan gunung Sinabung yang sebelumnya freatik menjadi freato magmatik. Kemudian, pada perkembangannya, erupsi gunung ini juga sudah menunjukan ciri-ciri menyerupai gunung api di luar Pulau Sumatera seperti keluarnya awan panas dengan kecepatan rata-rata 350 Km/jam dan jarak terjauh 1,5 Km.

Sebagaimana diketahui, pada Selasa (19/11) malam sekira pukul 21.55 wib sewaktu erupsi Sinabung mengeluarkan semburan debu  vulkanik mencapai 10.000 meter dibarengi suara gemuruh yang terdengar sampai radius 15 hingga 18 Km serta diikuti erupsi berturut-turut sebanyak empat kali pada pukul 02:40, 04:05, 05:29, 06:19 terakhir 06:41 WIB. (rud/nng/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/