
Sewaktu jam menunjukkan pukul 11.19 WIB usai membantu menjual ludes dagangan cendol milik Peti, dari Pasar Gambir Tembung, Edy menuju Masjid Baitul Aziz. Hal tak terduga dilakukannya. Dia menyempatkan menaiki angkutan umum kota (angkot) nomor 65. “Pinggir bang,” kata Edy sambil melambaikan tangan.
Setelah angkot tersebut berhenti, Edy langsung duduk di posisi paling depan tepat di sebelah sopir. “Bang, ke masjid depan sana ya,” tutur Edy seraya menunjukkan jalan.
Sopir angkot yang diketahui bernama Zulfadli, hanya bengong melihat sosok yang duduk di sampingnya.
Sepanjang perjalanan menuju masjid, Edy bersama Zulfadli saling bercengkrama. “Berapa penghasilan perhari kita bang,” Tanya Edy.
“60 ribu perhari pak,” Jawab Zulfadli
“Berapa tanggungan kita bang,” tanya Edy lagi
“Anak saya 1 pak, istri saya juga 1,” jawab Zulfadli sambil tersenyum.
Obrolan hangat antara Edy dan Zulfadli harus berakhir saat mobil yang mereka kendarai sampai di tempat tujuan.
Saat turun dari angkot, tak lupa Edy membayar ongkos lalu mengucapkan terima kasih dan meminta Zulfadli berhati-hati dalam mengendarai angkot.
“Makasih bang, hati-hati di jalan” ucap Edy.
Kebahagiaan tidak dapat disembunyikan dari raut wajah Zulfadli. Senyumnya terus merekah menatap punggung Edy saat berjalan memasuki Masjid.
“Enggak salah saya pilih nomor 1. Semoga beliau (Edy Rahmayadi) jadi Gubernur Sumut,” ucapnya.(bal/tri/azw)

