30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kehati Gelar Kampanye Peduli Orangutan Tapanuli, Simbol Kekayaan Hayati yang Terancam Punah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketika dinobatkan sebagai jenis baru pada tahun 2017, Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis), yang hidup di Ekosistem Batang Toru, Sumatra Utara resmi menemani 2 jenis orangutan yang sudah ada di Indonesia, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Namun, yang menarik jenis ini hanya ada di Indonesia. Bukan sekedar penambah koleksi, orangutan tapanuli merupakan simbol dari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

“Sebagai flagship species, orangutan tapanuli adalah simbol keanekaragaman hayati Indonesia, dan kebanggaan masyarakat Sumatra Utara. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kesadaran konservasi dan partisipasi semua pihak, khususnya generasi muda. Sebagai satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, orangutan juga mempunyai potensi besar untuk menjadi asset keanekaragaman hayati dunia, karena keunikan dan kelangkaannya, serta keberadaannya yang diminati turis dan pencinta primata ,” ujar Manajer Program Ekosistem Kehutanan Yayasan KEHATI Rio Rovihandono pada acara Talkshow Peduli Orangutan Tapanuli di Universitas Sumatera Utara (22/2).

Acara Talkshow ini merupakan bagian dari Roadshow Kampanye Peduli Orangutan tapanuli yang dilakukan oleh Yayasan KEHATI dan OIC dengan dukungan The Body Shop Indonesia. Acara ini bertujuan untuk mengingkatkan kepedulian dan kesadaran/awareness tentang orangutan tapanuli, baik dari sisi populasi, habitat, keunikan, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Selain Universitas Sumatera Utara, kegiatan roadshow ini akan dilakukan di beberapa kampus di Jabodetabek dan Yogyakarta, antara lain Universitas Multimedia Nusantara, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Gadjah Mada.

Pada kesempatan yang sama Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre Fransisca Ariantiningsih mengatakan bahwa penyadartahuan tentang orangutan tapanuli perlu dilakukan untuk mendukung upaya penyelamatan spesies ini. Karena spesies ini, sebagaimana keanekaragaman hayati lainnya di Indonesia, memiliki fungsi dan peran tersendiri di ekosistem yang sangat penting. Terutama sebagai penyebar biji-bijian di hutan dan menjaga proses regenerasi hutan tropis di Batang Toru. Kepunahan mereka bukan tidak mungkin akan berdampak bagi kelestarian ekosistem. Fungsi dan peran orangutan yang juga merupakan satwa primata ini menegaskan kembali dan sejalan tema Hari Primata Indonesia tahun 2023 yaitu “Setiap Primata itu berarti”. Tema ini diharapkan dapat menggugah manusia pentingnya keberadaan orangutan bagi kehidupan manusia.

Sementara itu kepedulian The Body Shop Indonesia terhadap pelestarian orangutan tapanuli dilakukan melalui beberapa kegiatan, salah satunya yaitu melalui kampanye “Semua Pantas Dikadoin.” Kampanye ini mengajak konsumen The Body Shop untuk membeli paket Wonder-filled Gifts pada akhir tahun 2022.Setiap pembelian paket hadiah, para pelanggan otomatis ikut membantu Donasi untuk pelestarian kehidupan orangutan tapanuli.

“Kepedulian akan pelestarian orangutan tapanuli bukan hanya menjadi tanggung jawab segelintir pihak, namun kita semua termasuk pelaku usaha. The Body Shop Indonesia bekerja sama dengan Yayasan KEHATI untuk dapat membantu memberikan perubahan nyata dalam melestarikan alam dan hewan . Program ini merupakan perwujudan dari dukungan customer melalui donasi yang sudah dilakukan sejak tahun 2016. Harapan kami dengan melibatkan konsumen, kampanye ini dapat menciptakan kesadaran lebih tentang keberadaan orangutan tapanuli kepada masyarakat yang lebih luas, khususnya generasi muda,” ujar Corporate Values Manager The Body Shop Indonesia, Dita Agustia.

Kondisi orangutan tapanuli menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) masuk ke dalam daftar satwa yang terancam punah (critically endangered). Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi [SRAK] Orangutan 2019- 2029 menyatakan jumlah populasi orangutan tapanuli sekitar 577-760 individu, di habitat seluas 1.051,32 kilometer persegi yang tersebar di Batang Toru Barat dan Batang Toru Timur.

Tekanan dan ancaman populasi orangutan tapanuli disebabkan oleh alih fungsi lahan untuk areal perkebunan, pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana pembangunan lain, serta penebangan ilegal yang menyebabkan luas dan kualitas habitat orangutan tapanuli terus berkurang. Selain itu, konflik masyarakat dengan orangutan menjadi penyebab lain turunnya populasi orangutan tapanuli di habitatnya.

Pada roadshow 2023 di Universitas Sumatra Utara kali ini, beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu talkshow pelestarian orangutan tapanuli, permainan menyusun puzzle orangutan tapanuli, dan lomba foto instagram bersama maskot orangutan tapanuli. Selain itu akan ada kompetisi di media sosial Yayasan KEHATI dengan hadiah ekspedisi ke Batang Toru. Kegiatan talkshow menghadirkan perwakilan BBKSDA Sumatera Utara, Yayasan KEHATI, OIC dan The Body Shop Indonesia.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membentuk kepedulian dan aksi nyata dari generasi muda untuk terlibat pada kegiatan konservasi orangutan tapanuli, sehingga mereka dapat hidup harmoni, dan dapat menjadi bagian dari kecintaan anak-anak negeri pada satwa dan habitatnya,” tutup Rio.

Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Bidang Teknis KSDA BBKSDA Sumatra Utara, Ir. Irzal Azhar yang juga sebagai narasumber, Direktur Komunikasi dan Kemitraan KEHATI Rika Anggraini dan Wakil Rektor 3 USU Prof. Dr. Poppy Anjelisa. (sih)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketika dinobatkan sebagai jenis baru pada tahun 2017, Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis), yang hidup di Ekosistem Batang Toru, Sumatra Utara resmi menemani 2 jenis orangutan yang sudah ada di Indonesia, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Namun, yang menarik jenis ini hanya ada di Indonesia. Bukan sekedar penambah koleksi, orangutan tapanuli merupakan simbol dari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

“Sebagai flagship species, orangutan tapanuli adalah simbol keanekaragaman hayati Indonesia, dan kebanggaan masyarakat Sumatra Utara. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kesadaran konservasi dan partisipasi semua pihak, khususnya generasi muda. Sebagai satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, orangutan juga mempunyai potensi besar untuk menjadi asset keanekaragaman hayati dunia, karena keunikan dan kelangkaannya, serta keberadaannya yang diminati turis dan pencinta primata ,” ujar Manajer Program Ekosistem Kehutanan Yayasan KEHATI Rio Rovihandono pada acara Talkshow Peduli Orangutan Tapanuli di Universitas Sumatera Utara (22/2).

Acara Talkshow ini merupakan bagian dari Roadshow Kampanye Peduli Orangutan tapanuli yang dilakukan oleh Yayasan KEHATI dan OIC dengan dukungan The Body Shop Indonesia. Acara ini bertujuan untuk mengingkatkan kepedulian dan kesadaran/awareness tentang orangutan tapanuli, baik dari sisi populasi, habitat, keunikan, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Selain Universitas Sumatera Utara, kegiatan roadshow ini akan dilakukan di beberapa kampus di Jabodetabek dan Yogyakarta, antara lain Universitas Multimedia Nusantara, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Gadjah Mada.

Pada kesempatan yang sama Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre Fransisca Ariantiningsih mengatakan bahwa penyadartahuan tentang orangutan tapanuli perlu dilakukan untuk mendukung upaya penyelamatan spesies ini. Karena spesies ini, sebagaimana keanekaragaman hayati lainnya di Indonesia, memiliki fungsi dan peran tersendiri di ekosistem yang sangat penting. Terutama sebagai penyebar biji-bijian di hutan dan menjaga proses regenerasi hutan tropis di Batang Toru. Kepunahan mereka bukan tidak mungkin akan berdampak bagi kelestarian ekosistem. Fungsi dan peran orangutan yang juga merupakan satwa primata ini menegaskan kembali dan sejalan tema Hari Primata Indonesia tahun 2023 yaitu “Setiap Primata itu berarti”. Tema ini diharapkan dapat menggugah manusia pentingnya keberadaan orangutan bagi kehidupan manusia.

Sementara itu kepedulian The Body Shop Indonesia terhadap pelestarian orangutan tapanuli dilakukan melalui beberapa kegiatan, salah satunya yaitu melalui kampanye “Semua Pantas Dikadoin.” Kampanye ini mengajak konsumen The Body Shop untuk membeli paket Wonder-filled Gifts pada akhir tahun 2022.Setiap pembelian paket hadiah, para pelanggan otomatis ikut membantu Donasi untuk pelestarian kehidupan orangutan tapanuli.

“Kepedulian akan pelestarian orangutan tapanuli bukan hanya menjadi tanggung jawab segelintir pihak, namun kita semua termasuk pelaku usaha. The Body Shop Indonesia bekerja sama dengan Yayasan KEHATI untuk dapat membantu memberikan perubahan nyata dalam melestarikan alam dan hewan . Program ini merupakan perwujudan dari dukungan customer melalui donasi yang sudah dilakukan sejak tahun 2016. Harapan kami dengan melibatkan konsumen, kampanye ini dapat menciptakan kesadaran lebih tentang keberadaan orangutan tapanuli kepada masyarakat yang lebih luas, khususnya generasi muda,” ujar Corporate Values Manager The Body Shop Indonesia, Dita Agustia.

Kondisi orangutan tapanuli menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) masuk ke dalam daftar satwa yang terancam punah (critically endangered). Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi [SRAK] Orangutan 2019- 2029 menyatakan jumlah populasi orangutan tapanuli sekitar 577-760 individu, di habitat seluas 1.051,32 kilometer persegi yang tersebar di Batang Toru Barat dan Batang Toru Timur.

Tekanan dan ancaman populasi orangutan tapanuli disebabkan oleh alih fungsi lahan untuk areal perkebunan, pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana pembangunan lain, serta penebangan ilegal yang menyebabkan luas dan kualitas habitat orangutan tapanuli terus berkurang. Selain itu, konflik masyarakat dengan orangutan menjadi penyebab lain turunnya populasi orangutan tapanuli di habitatnya.

Pada roadshow 2023 di Universitas Sumatra Utara kali ini, beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu talkshow pelestarian orangutan tapanuli, permainan menyusun puzzle orangutan tapanuli, dan lomba foto instagram bersama maskot orangutan tapanuli. Selain itu akan ada kompetisi di media sosial Yayasan KEHATI dengan hadiah ekspedisi ke Batang Toru. Kegiatan talkshow menghadirkan perwakilan BBKSDA Sumatera Utara, Yayasan KEHATI, OIC dan The Body Shop Indonesia.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membentuk kepedulian dan aksi nyata dari generasi muda untuk terlibat pada kegiatan konservasi orangutan tapanuli, sehingga mereka dapat hidup harmoni, dan dapat menjadi bagian dari kecintaan anak-anak negeri pada satwa dan habitatnya,” tutup Rio.

Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Bidang Teknis KSDA BBKSDA Sumatra Utara, Ir. Irzal Azhar yang juga sebagai narasumber, Direktur Komunikasi dan Kemitraan KEHATI Rika Anggraini dan Wakil Rektor 3 USU Prof. Dr. Poppy Anjelisa. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/