Pungli di Lembaga Pemasyarakatan Binjai Terus Berlanjut
Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Binjai, tampaknya perlu pembenahan lebih baik lagi. Pasalnya, selain narkoba dapat beredar, pungutan liar (pungli) sampai saat ini terus berlanjut di dalam LP itu.
Sepekan lalu, wartawan koran ini mengunjungi LP Klas II A Binjai dengan maksud ingin mengetahui seperti apa aksi pungli yang terjadi di dalam LP tersebut. Sebelum masuk, wartawan koran ini terlebih dahulu dipersilahkan petugas LP untuk mengambil kartu identitas sebagai tamu yang ingin membesuk di loket yang tersedia.
Selanjutnya, wartawan koran ini menuju loket tempat mengambil kartu tamu yang dimaksud. Sesampainya di loket, wartawan koran ini terpaksa antre, karena ada seorang ibu yang juga ingin mengambil kartu tamu dari loket itu untuk membesuk keluarganya.
Tanpa sengaja, wartawan koran ini melihat ibu tersebut menggenggam uang dan kemudian diberikannya kepada petugas yang memberikan kartu tamu tersebut. Setelah itu, ibu tersebut menuju pintu masuk LP.
Selanjutnya, giliran wartawan koran ini mengambil kartu tamu itu. Wartawan koran ini diminta menunjukkan KTP dan menyebutkan nama narapidana yang akan dibesuk serta statusnya. Setelah itu, petugas tersebut memberikan kartu tamu. Setelah mendapatkan kartu tamu itu, wartawan koran ini meningalkan loket. Namun, petugas tadi terus memandangi wartawan koran ini, seakan ingin menanyakan uang seperti yang diberikan ibu tadi. Selanjutnya, wartawan koran ini diperkenankan masuk oleh petugas yang menjaga pintu gerbang, dengan dibekali sebuah kartu yang bertuliskan “Tamu”. Anehnya, begitu sampai di dalam LP, sejumlah Napi yang menggunakan baju biru tanpa basa-basi langsung meminta kartu tamu yang diambil dari petugas di loket tadi. Selanjutnya, wartawan koran ini dibawa ke petugas lain untuk diberi stempel di bagian tangan.
Setelah mendapatkan stempel, petugas tidak lagi memberi arahan untuk masuk ke ruangan selanjutnya. Wartawan koran ini langsung saja masuk ke kantin yang ada di LP tersebut. Sebelum sampai di kantin, wartawan koran ini kembali diperiksa. Pemeriksaan itu terkesan hanya sebagai syarat saja. Pasalnya, saku jaket dan celana tidak digeledah. Hanya HP dan KTP yang diminta untuk ditinggalkan dan selanjutnya wartawan koran ini diperkenankan masuk. Ternyata, di kantin itulah semua napi yang ingin dibesuk oleh keluarganya berkumpul, termasuk napi yang ingin dibesuk wartawan koran ini.
Saat bertemu, napi yang dibesuk wartawan koran ini langsung kaget melihat kartu tamu yang tergantung di leher wartawan koran ini. “Yah, jadi kamu tamu? Kena bayarlah,” keluh napi tersebut.
Mendengar itu, wartawan koran ini menjelaskan bahwa tidak ada dipungut bayaran. “Bukan kau yang dikutip bayaran, tapi aku,” cetusnya. Baru saja mengucapkan kalimat itu, seorang napi langsung mendatangi napi yang dibesuk wartawan koran ini. Napi tersebut langsung meminta uang kepada Napi yang dibesuk tadi.
Namun, napi yang dibesuk wartawan koran ini meminta agar dia tidak dimintai uang. Sebagai gantinya, napi tersebut dibelikan sebungkus rokok.
“Sudah ku bilang tadi, pasti aku diminta uang oleh orang ini. Tadi kau ambil bon kan? Kertas putih yang diambil dari depan sama petugas LP? Itulah yang dibawa orang ini untuk meminta uang. Kalau sudah kayak gini, biasanya kami dipungut Rp19 ribu. Memang bukan petugas yang meminta langsung uang itu, tetapi para napi yang ditugaskan,” ungkapnya.
Menyikapi aksi pungli di LP ini, Senin (21/3), wartawan koran ini mengkonfirmasi Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai Surung Pasaribu via ponselnya. Surung mengatakan, yang memberi dan menerima uang untuk mempengaruhi petugas adalah gratifikasi, yang kedua-duanya dapat dipidanakan.
Anehnya, Surung kembali bertanya kepada wartawan koran ini, terkait Pungli di dalam LP tersebut. “Memangnya apa ada yang keberatan Pak? Kalau tidak ada yang keberatan, itu urusan mereka dengan Tuhan lah,” ucapnya.(dan)