25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Usai Operasi, Anak 14 Tahun Tewas Usus Dipotong 1,2 Meter

STABAT-Usai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum (RSU) Insani, Jalan Perniagaan, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Andre Ardiansyah (14) warga Gang Saudara, Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, akhirnya meninggal dunia secara mengenaskan, Jumat (19/4) sekitar pukul 23.30 WIB.

Kondisinya kian kritis setelah ususnya dipotong bekisar 1,2 meter. Badannya terus mengurus sehingga tinggal tulang, hingga akhirnya meninggal dunia. Melihat opersi ini tak wajar, dugaan malapraktek yang dilakukan pihak rumah sakit pun bermunculan.

Tuduhan itu bukan tidak beralasan. Menurut keluarga korban, sebelum operasi pihak keluarga diberi tahu kalau korban akan menjalani operasi usus buntu.
Karena operasi terbilang kecil, akhirnya pihak keluarga menanda tangani surat pernyataan yang diberikan pihak rumah sakit. Di dalam surat itu, menurut pihak keluarga korban jelas dituliskan operasi usus buntu.

Anehnya, setelah menjalani operasi. Usus yang dipotong tim dokter bukannya usus buntu (umbai cacing-red). Melainkan usus lainnya yang sepanjang 1,2 meter yang dipotong. Spontan, pihak keluarga bingung dengan operasi yang telah dilakukan tim dokter tersebut.

Saiful Azmi, orangtua korban, saat ditemui di rumah duka, Sabtu (20/4) siang, menerangkan, bahwa sakit anaknya itu sudah dirasakan sejak duduk di bangku kelas VI SD. Hanya saja, pada saat itu rasa sakit masih dapat ditahankan oleh anaknya tersebut.

Sudah jatuh ketimpa tangga, pepatah inilah setidaknya dialami keluarga Andre Ardiansyah. Ya, meski mereka memakai kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Tetapi pihak RSU Insani tetap membebankan biaya kepada mereka.

Saiful Azmi, orang tua korban kepada Posmetro Langkat (Grup Sumut Pos) mengakui, selama berada di rumah sakit, mereka terus dikenakan biaya obat dan dana operasi. “Setiap kali ambil obat, Rp 150 ribu pasti dikeluarkan. Lain lagi uang operasi, saat itu kami kena Rp3,5 juta,” ungkapnya.

Meski dana yang dikeluarkan cukup besar, sambung Saiful, tetapi anaknya tak kunjunng membaik dan malah meninggal dunia. “Kami heran, apa Jamkesmas itu harus pakai uang juga? Jadi untuk apa kartu itu kalau memang beroat tetap dikanakan biaya?,” tegasnya.

Sementara itu, pihak RSU Insani, yang berhasil dihubungi Posmetro Langkat, meminta waktu untuk mencari data korban. “Saya sudah hubungi pihak rumah sakit, kata mereka Senin saja ketemu biar data korban dengan jelas diketahui,” ucap seorang pengwas RSU Insani. (dn/smg)

STABAT-Usai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum (RSU) Insani, Jalan Perniagaan, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Andre Ardiansyah (14) warga Gang Saudara, Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, akhirnya meninggal dunia secara mengenaskan, Jumat (19/4) sekitar pukul 23.30 WIB.

Kondisinya kian kritis setelah ususnya dipotong bekisar 1,2 meter. Badannya terus mengurus sehingga tinggal tulang, hingga akhirnya meninggal dunia. Melihat opersi ini tak wajar, dugaan malapraktek yang dilakukan pihak rumah sakit pun bermunculan.

Tuduhan itu bukan tidak beralasan. Menurut keluarga korban, sebelum operasi pihak keluarga diberi tahu kalau korban akan menjalani operasi usus buntu.
Karena operasi terbilang kecil, akhirnya pihak keluarga menanda tangani surat pernyataan yang diberikan pihak rumah sakit. Di dalam surat itu, menurut pihak keluarga korban jelas dituliskan operasi usus buntu.

Anehnya, setelah menjalani operasi. Usus yang dipotong tim dokter bukannya usus buntu (umbai cacing-red). Melainkan usus lainnya yang sepanjang 1,2 meter yang dipotong. Spontan, pihak keluarga bingung dengan operasi yang telah dilakukan tim dokter tersebut.

Saiful Azmi, orangtua korban, saat ditemui di rumah duka, Sabtu (20/4) siang, menerangkan, bahwa sakit anaknya itu sudah dirasakan sejak duduk di bangku kelas VI SD. Hanya saja, pada saat itu rasa sakit masih dapat ditahankan oleh anaknya tersebut.

Sudah jatuh ketimpa tangga, pepatah inilah setidaknya dialami keluarga Andre Ardiansyah. Ya, meski mereka memakai kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Tetapi pihak RSU Insani tetap membebankan biaya kepada mereka.

Saiful Azmi, orang tua korban kepada Posmetro Langkat (Grup Sumut Pos) mengakui, selama berada di rumah sakit, mereka terus dikenakan biaya obat dan dana operasi. “Setiap kali ambil obat, Rp 150 ribu pasti dikeluarkan. Lain lagi uang operasi, saat itu kami kena Rp3,5 juta,” ungkapnya.

Meski dana yang dikeluarkan cukup besar, sambung Saiful, tetapi anaknya tak kunjunng membaik dan malah meninggal dunia. “Kami heran, apa Jamkesmas itu harus pakai uang juga? Jadi untuk apa kartu itu kalau memang beroat tetap dikanakan biaya?,” tegasnya.

Sementara itu, pihak RSU Insani, yang berhasil dihubungi Posmetro Langkat, meminta waktu untuk mencari data korban. “Saya sudah hubungi pihak rumah sakit, kata mereka Senin saja ketemu biar data korban dengan jelas diketahui,” ucap seorang pengwas RSU Insani. (dn/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/