29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jurnalis Gelar Aksi Solidaritas untuk Marsal Harahap

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Jurnalis dari berbagai media massa di Sumatera Utara dari berbagai daerah melakukan aksi solidaritas sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan media yang meninggal akibat ditembak orang tidak dikenal di Simalungun, Sumatera Utara.

BERSAMA: Dedy didampingi Andy Siregar beserta teman-teman pers menyerahkan salinan pernyataan sikap kepada Kapolres.

Di Kabupaten Humbang Hasundutan, jurnalis yang mengatasnamakan ‘Komunitas Wartawan’, menggelar aksi damai ke Mapolres Humbahas, Senin (21/6).

Aksi tersebut digelar menyusul terjadinya peristiwa penembakan terhadap, Mara Salem Harahap, wartawan media online , yang dilakukan, orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu (19/6) lalu.

Koordinator aksi, Dedy Simbolon mengatakan, bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap rekan wartawan.

“Aksi kekerasan terhadap wartawan masih terus terjadi. Salah satunya rekan kami Marsal. Jadi, kami mengecam aksi kekerasan itu dan meminta kepada kepolisian untuk mengungkap, menangkap pelaku hingga otak dari kekerasan tersebut,” ujarnya di Jalan Merdeka tepatnya Simpang Empat kota Dolok Sanggul.

Disebutkannya lagi, pembunuhan Marsal menunjukkan bahwa kekerasan terhadap wartawan atau institusi pers masih merupakan ancaman utama terhadap kemerdekaan pers di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami berduka. Dan, semoga arwah Marsal Harahap diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa , dan keluarga diberi ketabahan atas tragedi yang mengenaskan itu,” ucapnya.

Kehadiran para rekan jurnalis di Mapolres Humbang Hasundutan ini diterima oleh Kapolres AKBP Ronny Nicolas Sidabutar beserta jajaran.

Dalam kesempatan itu, AKBP Ronny mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas insiden kematian salah seorang wartawan di Kabupaten Simalungun.

“Tentunya yang bersangkutan meninggal dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Dengan kejadian ini, Polda dan Polres Simalungun pasti akan mengungkap kasus ini,” katanya.

Dia pun juga berjanji, akan menyerukan ke semua pihak tentang Undang-Undang no 40 tahun 1999 tentang pers.

“Kita berharap semua pihak, apabila merasa dirugikan dengan pemberitaan pers, tidak melakukan dengan cara-cara kekerasan dan mengancam pers. Untuk itu, kita akan sosialisasikan soal ini,” janjinya.

Ronny juga berharap kepada rekan-rekan jurnalis untuk segera melaporkan kepada pihaknya bila ada ancaman ataupun gangguan.

Di akhir pertemuan itu, Dedy didampingi Andy Siregar menyerahkan salinan pernyataan sikap kepada Kapolres. Sambil, mengumpulkan kartu pers sebagai aksi simpatik telah terusiknya kebebasan pers, dihadapan Kapolres Humbang Hasundutan.

Sedangkan di Padangsidempuan, wartawan menggelar aksi unjuk rasa di Polres Padangsidimpuan.

Dalam orasinya, sejumlah wartawan menyatakan sikap, mengecam aksi pembunuhan terhadap Mara Salem Harahap.

“Apapun alasan, tindakan kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan karena Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, ucap koordinator Aksi Amir Hamzah Harahap, Senin (21/6).

Aksi ini bertujuan untuk mendesak Polri, khususnya Polda Sumatera Utara agar menangkap pelaku penembakan salah satu pimpinan redaksi (pimred) salah satu media online di Simalungun.

Meminta Polda Sumut, untuk melanjutkan proses penyelidikan terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi di wilayah Hukum Sumatra utara, sehingga memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan.

Menurut ratusan rekan media, kondisi ini juga diduga menjadi penyebab semakin tingginya jumlah dan kualitas kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara.

“Negara melalui Polri diminta memberikan jaminan perlindungan dan keamanan terhadap wartawan ketika menjalankan tugas jurnalistik sebagaimana diamanahkan undang-undang (UU), dalam hal ini UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers,”ujar Koordinator Lapangan Syahminan Rambe dan Amir Hamzah Harahap.

Di Mandailing Natal, puluhan wartawan melakukan aksi solidaritas ke gedung DPRD dan Polres dan DPRD Madina, Senin (21/6).

Dalam aksinya di gedung DPRD Madina massa diterima oleh Wakil Ketua DPRD Madina, H Harmisyah Batubara, Erwin Nasution dan anggota DPRD, Zubaidah dan Budiman Borotan.

Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan oleh perwakilan wartawan Iskandar Hasibuan dan Ketua PWI Madina, Muhammad Ridwan Lubis menyampaikan, wartawan Madina berbela sungkawa atas meninggalnya Marasalem Harahap.

Kemudian, mengecam segala bentuk tindakan kekerasan oleh siapapun kepada pekerja Pers dan wartawan dalam melaksanakan tugas peliputan. Dan meminta kepada Kapolri dan Kapoldasu untuk segera menangkap pelaku dan mengusut tuntas motif pelaku pembunuhan terhadap Pemred lassernewstoday.com.

“Kita meminta kepada negara dalam hal ini Kapolri untuk melindungi Pers dalam melaksanakan tugas jurnalistik,” ujar Ridwan.

Wakil Ketua DPRD Madina, H Harmisyah Batubara menyampaikan, turut berduka cita atas peristiwa yang menimpa almarhum Marshal Harahap.

“Pernyataan sikap ini akan kami tindak lanjuti dan berharap kepada seluruh wartawan untuk senantiasa menjaga kondusifitas daerah,” ujarnya.

Setelah menyampaikan pernyataan sikapnya, massa sekitar pukul 12.00 Wib kemudian bergerak menuju Mapolres Madina di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara.

FWP Berikan Bantuan Kepada Keluarga Marsal Harahap

SIANTAR- Forum Wartawan Poldasu (FWP) mengunjungi keluarga Wartawan Online, Mara Salem Harahap, yang merupakan korban penembakan, di Nagori Karang Anyer Kabupaten Simalungun, pada Sabtu (19/6) dini hari kemarin. Kunjungan tersebut dilakukan, usai ratusan wartawan dari Medan dan Siantar melakukan aksi solidaritas, mendesak pihak Kepolisian segera usut tuntas pembunuhan Mara Salem Harahap.

Ketua FWD, Zulkifli Tanjung mengatakan pihaknya turut berduka cita dengan kejadian ini, dan berharap polisi berhasil mengungkap permasalahan ini.

“Cepat atau lambat, misteri pembunuhan Marasalem Harahap segera terungkap,” ujarnya didampingi sejumlah wartawan lainnya, saat mengunjungi kediaman orangtua korban, di Jalan Rakhuta Sembiring, Lorong 20, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Utara Kota Siantar, Senin (21/6).

Sementara itu, Ibu korban, Latifah br Hasibuan mengaku sangat terpukul dengan kepergian putranya yang tak wajar.

“Marasalem Harahap, tewas ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) di dalam mobilnya,” ungkap Latifah dengan raut wajah kesedihan.

Kepada Latifah, Zulkifli menyampaikan rasa duka mendalam, atas peristiwa yang menimpa putranya itu, sambil menyerahkan uang duka kepada Latifah.

Latifah pun mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada FWP dan wartawan se-Kota Medan yang peduli atas kejadian yang menimpa anaknya. Dia berharap, Zulkifli dan kawan-kawan bersedia mendorong dan mengawal kasus tersebut agar secepat mungkin bisa terungkap.

Usai menyampaikan niatnya, rombongan FWP pun berpamitan untuk kembali bertolak ke Kota Medan, dan melaksankan tugasnya.

Diketahui, Wartawan Online Pimred Laser, Mara Salem Harahap, tewas ditembak orang tidak dikenal (OTK) tak jauh dari kediamannya, di Nagori Karang Anyer Kabupaten Simalungun, pada Sabtu (19/6) dini hari kemarin.

Korban diduga keras dihabisi, karena kerap membuat pemberitaan terkait peredaran Narkotika di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. (des/mag-1/ant/ram)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Jurnalis dari berbagai media massa di Sumatera Utara dari berbagai daerah melakukan aksi solidaritas sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan media yang meninggal akibat ditembak orang tidak dikenal di Simalungun, Sumatera Utara.

BERSAMA: Dedy didampingi Andy Siregar beserta teman-teman pers menyerahkan salinan pernyataan sikap kepada Kapolres.

Di Kabupaten Humbang Hasundutan, jurnalis yang mengatasnamakan ‘Komunitas Wartawan’, menggelar aksi damai ke Mapolres Humbahas, Senin (21/6).

Aksi tersebut digelar menyusul terjadinya peristiwa penembakan terhadap, Mara Salem Harahap, wartawan media online , yang dilakukan, orang tak dikenal (OTK) pada Sabtu (19/6) lalu.

Koordinator aksi, Dedy Simbolon mengatakan, bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap rekan wartawan.

“Aksi kekerasan terhadap wartawan masih terus terjadi. Salah satunya rekan kami Marsal. Jadi, kami mengecam aksi kekerasan itu dan meminta kepada kepolisian untuk mengungkap, menangkap pelaku hingga otak dari kekerasan tersebut,” ujarnya di Jalan Merdeka tepatnya Simpang Empat kota Dolok Sanggul.

Disebutkannya lagi, pembunuhan Marsal menunjukkan bahwa kekerasan terhadap wartawan atau institusi pers masih merupakan ancaman utama terhadap kemerdekaan pers di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami berduka. Dan, semoga arwah Marsal Harahap diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa , dan keluarga diberi ketabahan atas tragedi yang mengenaskan itu,” ucapnya.

Kehadiran para rekan jurnalis di Mapolres Humbang Hasundutan ini diterima oleh Kapolres AKBP Ronny Nicolas Sidabutar beserta jajaran.

Dalam kesempatan itu, AKBP Ronny mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas insiden kematian salah seorang wartawan di Kabupaten Simalungun.

“Tentunya yang bersangkutan meninggal dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Dengan kejadian ini, Polda dan Polres Simalungun pasti akan mengungkap kasus ini,” katanya.

Dia pun juga berjanji, akan menyerukan ke semua pihak tentang Undang-Undang no 40 tahun 1999 tentang pers.

“Kita berharap semua pihak, apabila merasa dirugikan dengan pemberitaan pers, tidak melakukan dengan cara-cara kekerasan dan mengancam pers. Untuk itu, kita akan sosialisasikan soal ini,” janjinya.

Ronny juga berharap kepada rekan-rekan jurnalis untuk segera melaporkan kepada pihaknya bila ada ancaman ataupun gangguan.

Di akhir pertemuan itu, Dedy didampingi Andy Siregar menyerahkan salinan pernyataan sikap kepada Kapolres. Sambil, mengumpulkan kartu pers sebagai aksi simpatik telah terusiknya kebebasan pers, dihadapan Kapolres Humbang Hasundutan.

Sedangkan di Padangsidempuan, wartawan menggelar aksi unjuk rasa di Polres Padangsidimpuan.

Dalam orasinya, sejumlah wartawan menyatakan sikap, mengecam aksi pembunuhan terhadap Mara Salem Harahap.

“Apapun alasan, tindakan kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan karena Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, ucap koordinator Aksi Amir Hamzah Harahap, Senin (21/6).

Aksi ini bertujuan untuk mendesak Polri, khususnya Polda Sumatera Utara agar menangkap pelaku penembakan salah satu pimpinan redaksi (pimred) salah satu media online di Simalungun.

Meminta Polda Sumut, untuk melanjutkan proses penyelidikan terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi di wilayah Hukum Sumatra utara, sehingga memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan.

Menurut ratusan rekan media, kondisi ini juga diduga menjadi penyebab semakin tingginya jumlah dan kualitas kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara.

“Negara melalui Polri diminta memberikan jaminan perlindungan dan keamanan terhadap wartawan ketika menjalankan tugas jurnalistik sebagaimana diamanahkan undang-undang (UU), dalam hal ini UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers,”ujar Koordinator Lapangan Syahminan Rambe dan Amir Hamzah Harahap.

Di Mandailing Natal, puluhan wartawan melakukan aksi solidaritas ke gedung DPRD dan Polres dan DPRD Madina, Senin (21/6).

Dalam aksinya di gedung DPRD Madina massa diterima oleh Wakil Ketua DPRD Madina, H Harmisyah Batubara, Erwin Nasution dan anggota DPRD, Zubaidah dan Budiman Borotan.

Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan oleh perwakilan wartawan Iskandar Hasibuan dan Ketua PWI Madina, Muhammad Ridwan Lubis menyampaikan, wartawan Madina berbela sungkawa atas meninggalnya Marasalem Harahap.

Kemudian, mengecam segala bentuk tindakan kekerasan oleh siapapun kepada pekerja Pers dan wartawan dalam melaksanakan tugas peliputan. Dan meminta kepada Kapolri dan Kapoldasu untuk segera menangkap pelaku dan mengusut tuntas motif pelaku pembunuhan terhadap Pemred lassernewstoday.com.

“Kita meminta kepada negara dalam hal ini Kapolri untuk melindungi Pers dalam melaksanakan tugas jurnalistik,” ujar Ridwan.

Wakil Ketua DPRD Madina, H Harmisyah Batubara menyampaikan, turut berduka cita atas peristiwa yang menimpa almarhum Marshal Harahap.

“Pernyataan sikap ini akan kami tindak lanjuti dan berharap kepada seluruh wartawan untuk senantiasa menjaga kondusifitas daerah,” ujarnya.

Setelah menyampaikan pernyataan sikapnya, massa sekitar pukul 12.00 Wib kemudian bergerak menuju Mapolres Madina di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara.

FWP Berikan Bantuan Kepada Keluarga Marsal Harahap

SIANTAR- Forum Wartawan Poldasu (FWP) mengunjungi keluarga Wartawan Online, Mara Salem Harahap, yang merupakan korban penembakan, di Nagori Karang Anyer Kabupaten Simalungun, pada Sabtu (19/6) dini hari kemarin. Kunjungan tersebut dilakukan, usai ratusan wartawan dari Medan dan Siantar melakukan aksi solidaritas, mendesak pihak Kepolisian segera usut tuntas pembunuhan Mara Salem Harahap.

Ketua FWD, Zulkifli Tanjung mengatakan pihaknya turut berduka cita dengan kejadian ini, dan berharap polisi berhasil mengungkap permasalahan ini.

“Cepat atau lambat, misteri pembunuhan Marasalem Harahap segera terungkap,” ujarnya didampingi sejumlah wartawan lainnya, saat mengunjungi kediaman orangtua korban, di Jalan Rakhuta Sembiring, Lorong 20, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Utara Kota Siantar, Senin (21/6).

Sementara itu, Ibu korban, Latifah br Hasibuan mengaku sangat terpukul dengan kepergian putranya yang tak wajar.

“Marasalem Harahap, tewas ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) di dalam mobilnya,” ungkap Latifah dengan raut wajah kesedihan.

Kepada Latifah, Zulkifli menyampaikan rasa duka mendalam, atas peristiwa yang menimpa putranya itu, sambil menyerahkan uang duka kepada Latifah.

Latifah pun mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada FWP dan wartawan se-Kota Medan yang peduli atas kejadian yang menimpa anaknya. Dia berharap, Zulkifli dan kawan-kawan bersedia mendorong dan mengawal kasus tersebut agar secepat mungkin bisa terungkap.

Usai menyampaikan niatnya, rombongan FWP pun berpamitan untuk kembali bertolak ke Kota Medan, dan melaksankan tugasnya.

Diketahui, Wartawan Online Pimred Laser, Mara Salem Harahap, tewas ditembak orang tidak dikenal (OTK) tak jauh dari kediamannya, di Nagori Karang Anyer Kabupaten Simalungun, pada Sabtu (19/6) dini hari kemarin.

Korban diduga keras dihabisi, karena kerap membuat pemberitaan terkait peredaran Narkotika di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. (des/mag-1/ant/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/