BINJAI, SUMUTPOS.CO – Peternakan Tabebuya menyatakan siap memberikan hewan untuk ibadah Qurban kepada masyarakat yang berkualitas dan bebas dari penyakit mulut serta kuku (PMK). Pengelola Peternak, Efendy Ibrahim menyatakan, telah melakukan sejumlah langkah pencegahan agar hewan ternak yang siap dibeli masyarakat untuk ibadah qurban berkualitas, aman dan bebas dari wabah penyakit mulut serta kuku.
“Kriteria hewan ternak untuk qurban sangat berkaitan erat dengan tujuan qurban itu sendiri yaitu memberikan yang terbaik, hewan qurban yang sehat dan tidak cacat sesuai syar’i menjadi prioritas utama kita dalam menyajikan hewan dalam menyambut hari raya Idul Adha tahun ini,” kata pria yang akrab disapa Fendy, Selasa (21/6).
“Antisipasi yang kita lakukan sesuai arahan pemerintah untuk melakukan pencegahan, pengawasan dan pengendalian untuk memberikan proteksi kepada hewan ternak,” tambah dia di Peternakan Tabebuya, Jalan Rukam Nomor 9, Binjai Barat.
Dia menjelaskan, kandang sapi qurban di peternakannya juga selalu rutin dibersihkan, bersamaan dengan hewannya. “Semua ini bentuk komitmen kita untuk menjaga kualitas hewan kurban,” sambung dia.
Aspek penting lain yang perlu diperhatikan supaya peternak dapat menghasilkan hewan ternak qurban yang baik, menurutnya, adalah penampungan hewan kurban yang layak. Juga harus memperhatikan kesejahteraan hewan.
Seperti tempat yang nyaman bagi ternak istirahat, terhindar dari terik matahari dan terlindung dari air hujan. Tak lupa, juga memastikan ketersediaan pakan dan air minum yang selalu cukup untuk hewan ternak.
“Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada sapi qurban kita yang terjangkit virus PMK. Selain adanya pengawasan dan perawatan secara rutin oleh tim ahli kesehatan hewan, kita disini juga selalu menerapkan protokol kesehatan bagi siapa saja yang berkunjung dan kita juga menyiapkan CCTV untuk memudahkan kita dalam memantau hewan kurban itu sendiri,” urai dia.
Menurut dia, hewan ternak yang berada di alam liar berpotensi lebih rentan terkena penyakit. Alasannya, tempat yang tidak nyaman dan pemberian pakan yang kurang rutin.
Dia menambahkan, Peternakan Tabebuya siap membantu masyarakat yang ingin menyalurkan hewan qurbannya ke masyarakat yang membutuhkan sesuai syar’i hewan kurban itu sendiri. Langkah ini dilakukan dalam upaya memudahkan para donatur dan dermawan yang ingin menunaikan ibadah qurban.
“Jadi warga tidak perlu susah-susah bolak-balik ke kandang. Ini kita lakukan guna sekaligus bisa menghindari penyebaran virus dari luar. Hal ini salah satu tujuannya adalah bentuk antisipasi dan memutus rantai penyebaran virus PMK,” bebernya.
Sementara, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kota Binjai, drh Zefri Helmi mengatakan, PMK disebabkan oleh Aphtovirus. Kata dia, jenis hewan yang mudah terjangkit PMK adalah, sapi, kerbau, domba, rusa, babi, unta dan secara percobaan PMK dapat menginfeksi kelinci, marmut, hamster hingga tikus.
Menurut Zefri, PMK tidak menular ke manusia. “Jadi manusia tidak masuk dalam kategori Zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia) dan daging ternak yang terkena PMK dapat dikonsumsi,” jelasnya.
Adapun ciri-ciri hewan ternak yang terjangkit virus seperti demam tinggi, pembengkakan, air liur yang berlebihan, adanya lepuh dan erosi sekitar mulut, lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan puting ambing.
“PMK merupakan penyakit yang sangat menular kepada hewan ternak, di mana dalam satu kandang bisa terjangkit. Namun, tingkat kesembuhannya tinggi mencapai 100 persen apabila ditangani dengan cepat dan tepat,” seru dia.
Zefri juga menjelaskan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penularan virus PMK adalah jika ada hewan ternak yang demam tinggi segera melaporkannya kedokter hewan atau dapat menghubungi petugas Puskeswan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Binjai, vaksinasi, pengawasan lalu lintas ternak, upaya pencegahan agar kuman penyakit tidak masuk ke kandang (Bioscurity) pada kandang hewan sakit dipisahkan dan jangan dijual, tidak memotong hewan sakit, menjaga kebersihan kandang, alat serta orang yang menangani hewan.
“Petugas hanya bisa mengunjungi ternak yang melaporkan ternaknya sakit dan tidak dianjurkan mengunjungi atau mensurvey yang kandangnya masih sehat karena petugas dapat menjadi pembawa virus dari kandang ke kandang,” ungkapnya sembari bilang, di Kota Binjai sendiri tercatat ada 28 ekor yang diduga terjangkit virus PMK.
Terpisah, Majelis Ulama Indonesia Kota Binjai mengimbau umat islam untuk tidak menurunkan semangat ibadah qurban di tengah maraknya informasi tentang PMK. Ketua MUI Kota Binjai, Dr HM Jamil menjelaskan, qurban merupakan wujud ketaatan dan ketaqwaan seorang hamba kepada Allah.
Juga perintah ibadah qurban berdasarkan Al-Quran dan sunnah. Ini dijelaskan dalam surat Al-Kautsar yang berbunyi, sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.
“Dalam surat Al-Kautsar, Allah SWT memerintahkan manusia untuk shalat dan berkurban sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah. Dengan berqurban, kita dapat berbagi kebahagiaan lebih banyak. Sebab daging kurban tidak dinikmati sendiri, melainkan kepada seluruh umat muslim, “ ujar HM Jamil.
“Salah satu kriteria hewan yang layak qurban adalah cukup umur, matanya tidak buta, tidak cacat, tidak berpenyakit, dan hewan tidak sedang hamil/menyusui,” pungkasnya. (ted/han)