25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Pemprov Sumut Lakukan Pengawasan Ketat, Gubsu Jamin Hewan Kurban Bebas PMK

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) kembali menegaskan, akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap transaksi jual beli hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Pengawasan ini dilakukan untuk menjamin, hewan kurban yang disembelih benar-benar sehat dan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahyamadi, mengaku sudah memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan untuk mengoptimalkan pengawasan tersebut. “Tidak ada masalah, karena sudah ada rambu-rambu untuk hewan kurban itu Sudah harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan dia harus ada menyatakan hewan itu sehat,” kata Edy Rahyamadi kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Sumut, Kota Medan, Selasa (21/6) siang. Mantan Pangkostrad itu juga mengingatkan kepada peternak, penjual, hingga panitia kurban untuk memenuhi persyaratan hewan kurban yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha nanti. “Jadi, semua binatang yang sudah kita siapkan untuk itu, harus memenuhi persyaratan dan kualitas, maupun kuantitas yang sudah ditetapkan,” tegasnya.

Disinggung soal vaksin PMK, Edy mengaku belum ada menerima sampai saat ini. Meski begitu, Pemprovsu telah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi wabah PMK tersebut. Misalnya dengan melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK, seperti memberikan vitamin. “Bukan vaksin yang ada, tetapi vitamin, antibiotik, obat-obatan yang sudah bisa mengatasi itu semua,” tegas Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu mengklaim, dari sekitar 7 ribu ekor hewan ternak yang terjangkit PMK, sudah sembuh mencapai 5 ribu ekor. Dan dia meyakini, angka sembuh hewan ternak akan terus bertambah. “Hewan yang sudah sembuh sampai 5 ribu dari 7 ribu. Yang 5 ribu sembuh. Jadi hewan ternak terjangkit PMK hanya 0.8 persen yang mati, itupun belum tentu mati karena PMK. Ada yang baru lahir mati, baru umur tiga bulan mati, tapi binatang itu memang terkena PMK, tapi bukan matinya karena PMK,” ungkapnya.

Sementara untuk pasokan daging sapi di Sumut selama mewabah PMK, Edy memastikan dalam kondisi aman.”Stok kita ada, baik kualitas maupun kuantitas kita siap untuk Sumut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penyebaran PMK di sejumlah kabupaten/kota, yang kini bertambah menjadi 7.987 ekor hingga Senin 13 Juni 2022 dari data pekan lalu sebanyak 6.048 ekor. Dimana, penularan terbanyak ada di Kabupaten Batubara 4.081 ekor, Deliserdang 1.396 ekor, Langkat 1.205 ekor. Serdangbedagai 498 ekor, Asahan 437 ekor, Simalungun 60 ekor, Madina 28 ekor.

Kemudian Labuhanbatu Selatan 17 ekor, Tapanuli Selatan 13 ekor, Padanglawas Utara 11 ekor, Kota Medan 137 ekor, Padangsidimpuan 73 ekor, Binjai 28 ekor, dan Pematangsiantar 3 ekor.

Masyarakat Jangan Panik

Sementara, Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Pertanian Kota Tebingtinggi, mengimbau masyarakat dan peternak sapi jangan panik dalam menghadapi wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). “Kkarena, adanya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah kemungkinan terjadinya panic selling (menjual ternak ternak) oleh peternak atau afraid to buy (ketakutan untuk membeli) mengkomsusi daging oleh konsumen, Dinas Ketapang dan Pertanian akan tetap melakukan eduksi,” kata Kadis Ketapang dan Pertanian Kota Tebingtinggi, Marimbun Marpaung, Selasa (21/6).

Marimbun mengatakan, bahaya wabah PMK sudah menyebar di beberapa daerah di Sumut, khususnya di sekitar Kota Tebingtinggi seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Simalingun dan Kota Pematang Siantar. Menyikapi rakor bersama Pemerintah Provinsi Sumut, bahwa penyebaran PMK hewan ternak sapi hingga tanggal 13 Juni 2022 ada sebanyak 14 Kabupaten Kota di Sumut yang sudah terindikasi dengan catatan sebanyak 7.987 hewan ternak sapi positif terpapar PMK.

“Menghadapi perayaan Hari Raya Idul Adha yang sebentar lagi dan identik dengan penyembelihan hewan kurban, maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi bagaimana menghadapi varian PMK pada hewan ternak sapi dan langkah langkah yang harus dilakukan masyarakat dan peternak,” bilangnya.

Marimbun juga meminta kepada masyarakat Kota Tebingtinggi yang memiliki hewan ternak sapi untuk terburu buru menjualnya, karena sampai saat ini, hewan ternak sapi di Tebingtinggi belum ada yang terpapar PMK. Begitu juga dengan masyarakat pengkonsumen daging sapi, kita harapkan jangan takut mengkonsumsinya, karena harus mengolah daging dengan benar yaitu cara memasaknya. “Menghadapi Idul Adha, masyarakat juga harus paham tentang cara pemotongan hewan ternak sapi yang baik dan layak sebagai hewan qurban. Jangan masyarakat membeli hewan ternak yang tidak sehat, pilihlah yang hewan ternak sapi yang benar benar sehat,” paparnya. (gus/ian)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) kembali menegaskan, akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap transaksi jual beli hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Pengawasan ini dilakukan untuk menjamin, hewan kurban yang disembelih benar-benar sehat dan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahyamadi, mengaku sudah memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan untuk mengoptimalkan pengawasan tersebut. “Tidak ada masalah, karena sudah ada rambu-rambu untuk hewan kurban itu Sudah harus ada rekomendasi dari Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan dia harus ada menyatakan hewan itu sehat,” kata Edy Rahyamadi kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Sumut, Kota Medan, Selasa (21/6) siang. Mantan Pangkostrad itu juga mengingatkan kepada peternak, penjual, hingga panitia kurban untuk memenuhi persyaratan hewan kurban yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha nanti. “Jadi, semua binatang yang sudah kita siapkan untuk itu, harus memenuhi persyaratan dan kualitas, maupun kuantitas yang sudah ditetapkan,” tegasnya.

Disinggung soal vaksin PMK, Edy mengaku belum ada menerima sampai saat ini. Meski begitu, Pemprovsu telah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi wabah PMK tersebut. Misalnya dengan melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK, seperti memberikan vitamin. “Bukan vaksin yang ada, tetapi vitamin, antibiotik, obat-obatan yang sudah bisa mengatasi itu semua,” tegas Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu mengklaim, dari sekitar 7 ribu ekor hewan ternak yang terjangkit PMK, sudah sembuh mencapai 5 ribu ekor. Dan dia meyakini, angka sembuh hewan ternak akan terus bertambah. “Hewan yang sudah sembuh sampai 5 ribu dari 7 ribu. Yang 5 ribu sembuh. Jadi hewan ternak terjangkit PMK hanya 0.8 persen yang mati, itupun belum tentu mati karena PMK. Ada yang baru lahir mati, baru umur tiga bulan mati, tapi binatang itu memang terkena PMK, tapi bukan matinya karena PMK,” ungkapnya.

Sementara untuk pasokan daging sapi di Sumut selama mewabah PMK, Edy memastikan dalam kondisi aman.”Stok kita ada, baik kualitas maupun kuantitas kita siap untuk Sumut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penyebaran PMK di sejumlah kabupaten/kota, yang kini bertambah menjadi 7.987 ekor hingga Senin 13 Juni 2022 dari data pekan lalu sebanyak 6.048 ekor. Dimana, penularan terbanyak ada di Kabupaten Batubara 4.081 ekor, Deliserdang 1.396 ekor, Langkat 1.205 ekor. Serdangbedagai 498 ekor, Asahan 437 ekor, Simalungun 60 ekor, Madina 28 ekor.

Kemudian Labuhanbatu Selatan 17 ekor, Tapanuli Selatan 13 ekor, Padanglawas Utara 11 ekor, Kota Medan 137 ekor, Padangsidimpuan 73 ekor, Binjai 28 ekor, dan Pematangsiantar 3 ekor.

Masyarakat Jangan Panik

Sementara, Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Pertanian Kota Tebingtinggi, mengimbau masyarakat dan peternak sapi jangan panik dalam menghadapi wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). “Kkarena, adanya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah kemungkinan terjadinya panic selling (menjual ternak ternak) oleh peternak atau afraid to buy (ketakutan untuk membeli) mengkomsusi daging oleh konsumen, Dinas Ketapang dan Pertanian akan tetap melakukan eduksi,” kata Kadis Ketapang dan Pertanian Kota Tebingtinggi, Marimbun Marpaung, Selasa (21/6).

Marimbun mengatakan, bahaya wabah PMK sudah menyebar di beberapa daerah di Sumut, khususnya di sekitar Kota Tebingtinggi seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Simalingun dan Kota Pematang Siantar. Menyikapi rakor bersama Pemerintah Provinsi Sumut, bahwa penyebaran PMK hewan ternak sapi hingga tanggal 13 Juni 2022 ada sebanyak 14 Kabupaten Kota di Sumut yang sudah terindikasi dengan catatan sebanyak 7.987 hewan ternak sapi positif terpapar PMK.

“Menghadapi perayaan Hari Raya Idul Adha yang sebentar lagi dan identik dengan penyembelihan hewan kurban, maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi bagaimana menghadapi varian PMK pada hewan ternak sapi dan langkah langkah yang harus dilakukan masyarakat dan peternak,” bilangnya.

Marimbun juga meminta kepada masyarakat Kota Tebingtinggi yang memiliki hewan ternak sapi untuk terburu buru menjualnya, karena sampai saat ini, hewan ternak sapi di Tebingtinggi belum ada yang terpapar PMK. Begitu juga dengan masyarakat pengkonsumen daging sapi, kita harapkan jangan takut mengkonsumsinya, karena harus mengolah daging dengan benar yaitu cara memasaknya. “Menghadapi Idul Adha, masyarakat juga harus paham tentang cara pemotongan hewan ternak sapi yang baik dan layak sebagai hewan qurban. Jangan masyarakat membeli hewan ternak yang tidak sehat, pilihlah yang hewan ternak sapi yang benar benar sehat,” paparnya. (gus/ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/