26 C
Medan
Tuesday, July 9, 2024

Belajar Mengajar Tatap Muka, Pesantren & Seminari Berasrama Wajib Terapkan Protokol

JUBIR: Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan.
JUBIR: Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penularan Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih tergolong tinggi. Hal ini memaksa pemerintah tetap melarang kegiatan belajar tatap muka di semua tingkatan sekolah.

Melalui Surat Edaran Nomor 218/GTCOVID-19/VII/2020 tanggal 16 Juli 2020, GTPP Covid-19 Sumut meminta Bupati/Walikota serta sarana pendidikan di Sumut untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Namun ada sarana pendidikan agama seperti pesantren atau seminari berasrama, yang tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Untuk sarana pendidikan agama ini, GTPP Covid-19 Sumut menekankan, mereka wajib menerapkan protokol kesehatan.

“Untuk sarana pendidikan agama kami tekankan di sini, wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, baik di sarana pendidikan maupun di asrama. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut,” tegas Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan di Media Centre GTPP Covid-19 Sumut, Kantor Gubernur Sumut Lantai 6 Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Selasa (21/7).

Ia mengakui, pendidikan merupakan salahsatu kebutuhan penting anak. Tetapi sekolah saat ini menjadi salahsatu tempat yang berpotensi menyebarkan Covid-19. Karena itu, menurutnya, banyak yang harus disiapkan untuk membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Disampaikan juga, sampai hari ini, GTPP Covid-19 Sumut telah menguji total 17.950 spesimen Covid-19. Jumlah tersebut merupakan total spesimen swab PCR selama pandemi Covid-19 berlangsung di Sumut. Namun, Whiko menjelaskan seseorang yang terpapar Covid-19 bisa menjalani tes swab 1 kali hingga 6 kali selama berstatus suspect atau konfirmasi.

“Kita sekarang patut bersyukur Sumut memiliki banyak laboratorium PCR untuk memproses spesimen swab yang diambil dari suspect atau penderita Covid-19. Semakin cepat kita lakukan proses pemeriksaan dan semakin besar kapasitas swab PCR, penderita Covid-19, akan cepat terdeteksi dan dapat segera dilakukan isolasi baik mandiri maupun rawat inap, sehingga penyebaran bisa terputus,” tambah Whiko.

 GTPP Covid-19 melalui juru bicaranya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat dan instansi serta pelaku usaha yang dengan disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Whiko mengatakan perekonomian akan pulih bila penyebaran Covid-19 terhenti dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin.

 “Gugus tugas mengucapkan banyak terima kasih kepada saudara-saudara, masyarakat dan instansi serta pelaku usaha yang disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dampak buruk perekonomian kita akan pulih kembali bila kita menjalankan roda perekonomian tanpa terkontaminasi virus corona,” jelasnya.

 Hingga Selasa, 21 Juli 2020 kasus konfirmasi bertambah 42 menjadi 2.994 orang, suspek meningkat 21 menjadi 350 orang dan meninggal dunia bertambah 4 menjadi total 154 orang. Namun, tingkat kesembuhan juga cukup tinggi, bertambah 30 menjadi 798 orang. Karena itu, GTPP Covid-19 Sumut menegaskan masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melarang sekolah tatap muka.

Whiko juga menyampaikan pesan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, masyarakat harus tetap waspada karena pandemi Covid-19 belum selesai, namun kegiatan harus tetap berjalan. Untuk itu masyarakat diminta untuk senantiasa menerapkan adaptasi kebiasaan baru. “Tetap menggunakan masker pelindung hidung dan mulut, menjaga jarak interaksi 1-2 meter, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menghindari kerumunan orang,” katanya. (rel/ris)

JUBIR: Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan.
JUBIR: Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penularan Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih tergolong tinggi. Hal ini memaksa pemerintah tetap melarang kegiatan belajar tatap muka di semua tingkatan sekolah.

Melalui Surat Edaran Nomor 218/GTCOVID-19/VII/2020 tanggal 16 Juli 2020, GTPP Covid-19 Sumut meminta Bupati/Walikota serta sarana pendidikan di Sumut untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Namun ada sarana pendidikan agama seperti pesantren atau seminari berasrama, yang tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Untuk sarana pendidikan agama ini, GTPP Covid-19 Sumut menekankan, mereka wajib menerapkan protokol kesehatan.

“Untuk sarana pendidikan agama kami tekankan di sini, wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, baik di sarana pendidikan maupun di asrama. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut,” tegas Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut Whiko Irwan di Media Centre GTPP Covid-19 Sumut, Kantor Gubernur Sumut Lantai 6 Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Selasa (21/7).

Ia mengakui, pendidikan merupakan salahsatu kebutuhan penting anak. Tetapi sekolah saat ini menjadi salahsatu tempat yang berpotensi menyebarkan Covid-19. Karena itu, menurutnya, banyak yang harus disiapkan untuk membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Disampaikan juga, sampai hari ini, GTPP Covid-19 Sumut telah menguji total 17.950 spesimen Covid-19. Jumlah tersebut merupakan total spesimen swab PCR selama pandemi Covid-19 berlangsung di Sumut. Namun, Whiko menjelaskan seseorang yang terpapar Covid-19 bisa menjalani tes swab 1 kali hingga 6 kali selama berstatus suspect atau konfirmasi.

“Kita sekarang patut bersyukur Sumut memiliki banyak laboratorium PCR untuk memproses spesimen swab yang diambil dari suspect atau penderita Covid-19. Semakin cepat kita lakukan proses pemeriksaan dan semakin besar kapasitas swab PCR, penderita Covid-19, akan cepat terdeteksi dan dapat segera dilakukan isolasi baik mandiri maupun rawat inap, sehingga penyebaran bisa terputus,” tambah Whiko.

 GTPP Covid-19 melalui juru bicaranya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat dan instansi serta pelaku usaha yang dengan disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan. Whiko mengatakan perekonomian akan pulih bila penyebaran Covid-19 terhenti dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin.

 “Gugus tugas mengucapkan banyak terima kasih kepada saudara-saudara, masyarakat dan instansi serta pelaku usaha yang disiplin dan konsisten menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dampak buruk perekonomian kita akan pulih kembali bila kita menjalankan roda perekonomian tanpa terkontaminasi virus corona,” jelasnya.

 Hingga Selasa, 21 Juli 2020 kasus konfirmasi bertambah 42 menjadi 2.994 orang, suspek meningkat 21 menjadi 350 orang dan meninggal dunia bertambah 4 menjadi total 154 orang. Namun, tingkat kesembuhan juga cukup tinggi, bertambah 30 menjadi 798 orang. Karena itu, GTPP Covid-19 Sumut menegaskan masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melarang sekolah tatap muka.

Whiko juga menyampaikan pesan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, masyarakat harus tetap waspada karena pandemi Covid-19 belum selesai, namun kegiatan harus tetap berjalan. Untuk itu masyarakat diminta untuk senantiasa menerapkan adaptasi kebiasaan baru. “Tetap menggunakan masker pelindung hidung dan mulut, menjaga jarak interaksi 1-2 meter, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menghindari kerumunan orang,” katanya. (rel/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/