25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

M Nuh: Moderasi Beragama Bukan Berarti Lemah terhadap Kezaliman

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan guna mewujudkan visi indonesia maju adalah menjadi hal yang harus selalu diwujudkan, dijaga, dan terus dikuatkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu disampaikan Anggota DPD RI Muhammad Nuh saat menjadi narasumber pada seminar Nasional bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan Guna Mewujudkan Visi Indonesia Maju” yang digelar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) di Aula Gedung HA Nazri Adlani Kampus UINSU Jalan Kenangan Baru, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Rabu (21/12/2022).

Menurut Muhammad Nuh, moderat artinya tidak ekstrim, bisa juga diartikan seimbang atau dalam istilah agama Islam disebut juga Wasathiyah yang memuat makna tawazun atau seimbang. “Moderasi tidak bermakna diam dan membiarkan penyimpangan apalagi bila dikaitkan dengan kepentingan bangsa, negara dan agama,” kata senator asal Sumatera Utara ini.

Lalu Nuh bercerita tentang sejarah perjuangan bangsa ini, ketika penjajah ingin kembali menguasai negeri yang kita cintai. Bung Karno menjumpai KH Hasyim Asy’ari memohon dukungan perjuangan menghadapi tekanan Belanda dan sekutu.

Pada saat itu, KH Hasyim Asy’ari mengundang para ulama se-Jawa dan Madura. Lalu lahirlah resolusi jihad yang menggerakkan para pemuda dan masyarakat. “Ini bukan sikap ekstrim, tapi sebuah sikap yang wajar karena kedaulatan bangsa kita terusik oleh Belanda dan sekutunya,” jelasnya.

Nuh yang juga ketua PERSIS Sumatera Utara ini menegaskan, sikap moderat sendiri merupakan aktualisasi dari sila ke-2 Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hadir pada kegiatan seminar tersebut Pj Rektor UINSU Prof Dr Abur Rokhmad MAg. Anggota DPRD Sumut Dedi Iskandar SE, Guru Besar UINSU Prof Dr Faisar Ananda Arfa yang juga didaulat sebagai narasumber. Wakil Rektor III Dr Nisbul Khoiri MAg, yang Mewakili Gubsu HAfifi Lubis SH MM dan undangan lainnya. (rel/adz)

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan guna mewujudkan visi indonesia maju adalah menjadi hal yang harus selalu diwujudkan, dijaga, dan terus dikuatkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu disampaikan Anggota DPD RI Muhammad Nuh saat menjadi narasumber pada seminar Nasional bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan Guna Mewujudkan Visi Indonesia Maju” yang digelar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) di Aula Gedung HA Nazri Adlani Kampus UINSU Jalan Kenangan Baru, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Rabu (21/12/2022).

Menurut Muhammad Nuh, moderat artinya tidak ekstrim, bisa juga diartikan seimbang atau dalam istilah agama Islam disebut juga Wasathiyah yang memuat makna tawazun atau seimbang. “Moderasi tidak bermakna diam dan membiarkan penyimpangan apalagi bila dikaitkan dengan kepentingan bangsa, negara dan agama,” kata senator asal Sumatera Utara ini.

Lalu Nuh bercerita tentang sejarah perjuangan bangsa ini, ketika penjajah ingin kembali menguasai negeri yang kita cintai. Bung Karno menjumpai KH Hasyim Asy’ari memohon dukungan perjuangan menghadapi tekanan Belanda dan sekutu.

Pada saat itu, KH Hasyim Asy’ari mengundang para ulama se-Jawa dan Madura. Lalu lahirlah resolusi jihad yang menggerakkan para pemuda dan masyarakat. “Ini bukan sikap ekstrim, tapi sebuah sikap yang wajar karena kedaulatan bangsa kita terusik oleh Belanda dan sekutunya,” jelasnya.

Nuh yang juga ketua PERSIS Sumatera Utara ini menegaskan, sikap moderat sendiri merupakan aktualisasi dari sila ke-2 Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hadir pada kegiatan seminar tersebut Pj Rektor UINSU Prof Dr Abur Rokhmad MAg. Anggota DPRD Sumut Dedi Iskandar SE, Guru Besar UINSU Prof Dr Faisar Ananda Arfa yang juga didaulat sebagai narasumber. Wakil Rektor III Dr Nisbul Khoiri MAg, yang Mewakili Gubsu HAfifi Lubis SH MM dan undangan lainnya. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/