30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Yuk, Bersama Perangi Covid-19

Di Sumut: Pasien Positif Tetap, PDP Naik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara, hingga Minggu (22/3), masih tetap 2 orang. Namun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) bertambah. Hingga kemarin, jumlah PDP naik 12 orang dari hari Sabtu, menjadi 48 orang. ODP menjadi 496 orang, dari sebelumnya 338 orang. Atas hal itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut meminta semua pihak bersama-sama memerangi penyebaran virus.

“POSITIF Covid-19 masih 2 orang, sedangkan 48 PDP dan 496 ODP,” ujar Wakil Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr Aris Yudhariansyah dalam keterangan persnya melalui video streaming, Minggu sore.

Menurut Aris, 496 ODP ini mengalami kenaikan sebesar 31,8 persen dari hari sebelumnya. Mereka tersebarn

di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. Dari 496 ODP tersebut, terbanyak berada di Simalungun dengan jumlah 60 orang.

“Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, 10 orang di antaranya masih status negatif (ODP dan PDP). Antara lain, Tebingtinggi, Samosir, Humbahas, Nias, Nias Utara, Gunung Sitoli, Nias Barat, Sibolga, Madina, dan Labusel. Diharapkan status tersebut tetap bertahan, dan kabupaten/kota lainnya semakin berkurang,” ujarnya.

Diutarakan Aris, Dinas Kesehatan masing-masing wilayah terus melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kondisi kesehatan para ODP. “Kita berharap tidak ada penambahan yang positif (Covid-19). Sehingga Sumut semakin cepat terbebas dari wabah virus tersebut,” ucapnya.

Aris menyatakan, saat ini tim Gugus Tugas telah melakukan kegiatan-kegiatan terkait persiapan Rumah Sakit Khusus (RSK) Covid-19 di Sumut, dan bimbingan teknis (bimtek) bagi tenaga kesehatan yang nantinya akan bekerja di rumah sakit khusus tersebut.

“Bimtek dihadiri oleh berbagai organisasi profesi medis, yang semuanya akan menjadi tim untuk bekerja di RSK Covid-19 yang akan dibuka beberapa saat lagi. Rumah sakit itu yakni di RS PTPN II, RS Martha Friska, dan sebagian lagi di Pelkes Dinas Kesehatan Sumut,” tandasnya.

Bersama Perangi Virus

Untuk menekan penyebaran virus corona, Bidang Media Sosial dan Sosialisasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Gelora Viva Sinulingga mengimbau seluruh pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemko) se-Sumut, agar memastikan seluruh area umum dan transportasi harus bersih.

Selain itu, ada sosialisasi cuci tangan, memperbaharui informasi Covid-19 serta menyediakan media informasi dan edukasi. “Pemkab/Pemko se-Sumut juga diminta agar mengimbau para pengelola transportasi menyemprotkan disinfektan di dalam angkutan transportasinya. Tujuannya untuk pencegahan penularan Covid-19,” katanya.

Bukan hanya itu, pengemudi dan penumpang selama dalam ruangan angkutan kendaraan agar selalu menggunakan masker. “Diminta juga kepada pengemudi, agar tidak memaksakan diri bekerja jika dalam kondisi kurang sehat,” tukasnya.

Sebelumnya dalam keterangan pers melalui video streaming pada Sabtu (21/3), Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis menyatakan, 48 PDP dirawat di 18 rumah sakit di Sumut, tepatnya pada 5 kabupaten/kota. Yaitu, Medan, Deliserdang, Binjai, Sergai dan Tobasa/Balige.

Ia menyebutkan, jika pasien masuk PDP, pemerintah baik pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota akan bertanggung jawab untuk biaya selama di rumah sakit rujukan.

“Berdasarkan Surat Edaran Mendagri, diminta kepada seluruh kepala daerah di Sumut khususnya, untuk bisa mengalokasikan dalam APBD masing-masing. Lakukan pergeseran anggaran dan sebagainya. Sehingga bila dibutuhkan dana penanganan Covid-19 ini bisa dilakukan dengan cepat,” cetus Riadil.

Kepada Pemkab/Pemko di Sumut mulai tingkat dusun, desa/kelurahan, dan kecamatan, diminta melakukan sosialisasi. Dengan begitu, masyarakat dan secara struktural terhadap ASN maupun non ASN bisa memahami dan mengikuti imbauan pemerintah dalam penanganan virus corona.

“Tujuannya agar tidak simpang siur. Selain itu, lakukan juga koordinasi dengan TNI/Polri. Termasuk juga dengan peran dunia usaha serta kelompok sosial, agama, budaya, dan lainnya, kita imbau lakukan juga sosialisasi sehingga memiliki pemahaman yang sama terkait penanganan Covid-19 ini,” jelasnya.

Selain itu, sambung dia, Pemkab/Pemko melibatkan akademisi dari perguruan tinggi. Misalnya, dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD). Atau memodifikasi bahan-bahan kimia yang dibutuhkan untuk disinfektan dan hand sanitizer. “Lakukan kerja sama dengan intelektual untuk penyediaan APD tersebut sebagai langkah pencegahan. Sebab, sama-sama kita ketahui ketersediaan APD tersebut sangat terbatas,” ucap Riadil.

Tak hanya APD, kata dia, dilakukan juga sosialisasi social distancing. Artinya, hindari keramaian, kontak fisik secara langsung atau menjaga jarak hingga isolasi mandiri di rumah. Terkecuali, ada yang sangat penting sekali untuk keluar rumah. Harapannya, bisa memutus mata rantai penularan virus.

“Selanjutnya, hindari pertemuan-pertemuan dan kalau bisa tidak usah dilakukan untuk sementara ini. Batasi kunjungan atau berpergian ke tempat wisata, tempat hiburan, klub malam, diskotik dan sebagainya. Kepada orang tua yang berisiko tinggi diminta di rumah, tidak berpergian. Apalagi, memiliki riwayat penyakit lain sehingga rentan terkena virus corona. Jika mengalami gangguan kesehatan, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, dari PE dan tracing yang dilakukan, jumlah ODP yang bertambah diminta secara sukarela untuk mengisolasi diri di rumahnya masing-masing. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadi penularan kepada orang lain. Karena ODP ini berpotensi menularkan jika suatu saat positif karena sedang dalam masa inkubasi.

“Terhadap masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak, diimbau tetap berada di dalam rumah,” ungkap Alwi.

Dalam penanganan kasus Covid-19 ini, Dinkes sedang menunggu alat rapid test (tes cepat) Covid-19 dari pemerintah pusat. Dengan alat tersebut, diharapkan dapat menurunkan rantai penularan secara efektif dalam dua minggu ke depan dan seterusnya.

Sementara, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) Sumut, dr Restuti Hidayani Saragih SpPd mengatakan, 48 PDP dan 1 positif Covid-19 masih dalam perawatan intensif di sejumlah rumah sakit. “Mohon doanya kepada masyarakat untuk kesembuhan mereka semua,” katanya.

Restuti mengingatkan, khusus tim medis yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 agar lebih jeli mengenali kriteria ODP terhadap pasien.

“Pertama, adanya riwayat demam, ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, yang tidak disebabkan oleh penyakit lain. Kemudian, pasien memiliki riwayat perjalanan keluar negeri apalagi ke negara yang terjangkit Covid-19 atau daerah lain di Indonesia yang juga terjadi wabah penyakit tersebut,” imbuhnya.

Hasil Lab 13 PDP Tunggu Pusat

Sebanyak 13 PDP Covid-19 yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM), Medan, hingga kemarin masih dalam perawatan intensif. Sampel swab dari para PDP tersebut telah dikirimkan ke laboratorium (lab) Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

“Kami masih menunggu keluarnya hasil pemeriksaan lab pusat di Jakarta (Balitbangkes Kemenkes) terhadap swab ke-13 PDP tersebut. Apakah hasilnya positif atau negatif, kami belum tahu karena belum keluar,” ujar Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) kepada wartawan, Minggu (22/3).

Kata Rosa, jika hasilnya sudah keluar dan ternyata dinyatakan negatif Covid-19, pihak rumah sakit akan mengeluarkan ke-13 PDP tersebut dari ruang isolasi. Selanjutnya, sesuai hasil diagnosanya maka akan dirawat pada ruang inap yang biasa.

“Dengan begitu, bila ada PDP lain yang masuk maka bisa kita terima dan langsung dirawat di ruang isolasi,” terangnya.

Rosa mengaku, pihaknya memahami kesibukan petugas tim laboratorium di Jakarta. Hal ini mengingat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin bertambah banyak. “Jadi, kita tunggu dulu hasilnya kapan keluar. Kami memahami kesibukan di laboratorium pusat,” tukasnya.

Sementara, berdasarkan data update PDP di RSUP HAM hingga Minggu sore, jumlah PDP masih tetap 13 orang dan positif Covid-19 2 orang. Dari 2 kasus positif tersebut, 1 di antaranya meninggal dunia dan 1 masih dirawat. Sedangkan, 3 orang sebelumnya yang sempat diisolasi karena PDP sudah dipulangkan lantaran negatif Covid-19. (ris)

Di Sumut: Pasien Positif Tetap, PDP Naik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara, hingga Minggu (22/3), masih tetap 2 orang. Namun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) bertambah. Hingga kemarin, jumlah PDP naik 12 orang dari hari Sabtu, menjadi 48 orang. ODP menjadi 496 orang, dari sebelumnya 338 orang. Atas hal itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut meminta semua pihak bersama-sama memerangi penyebaran virus.

“POSITIF Covid-19 masih 2 orang, sedangkan 48 PDP dan 496 ODP,” ujar Wakil Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr Aris Yudhariansyah dalam keterangan persnya melalui video streaming, Minggu sore.

Menurut Aris, 496 ODP ini mengalami kenaikan sebesar 31,8 persen dari hari sebelumnya. Mereka tersebarn

di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. Dari 496 ODP tersebut, terbanyak berada di Simalungun dengan jumlah 60 orang.

“Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, 10 orang di antaranya masih status negatif (ODP dan PDP). Antara lain, Tebingtinggi, Samosir, Humbahas, Nias, Nias Utara, Gunung Sitoli, Nias Barat, Sibolga, Madina, dan Labusel. Diharapkan status tersebut tetap bertahan, dan kabupaten/kota lainnya semakin berkurang,” ujarnya.

Diutarakan Aris, Dinas Kesehatan masing-masing wilayah terus melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kondisi kesehatan para ODP. “Kita berharap tidak ada penambahan yang positif (Covid-19). Sehingga Sumut semakin cepat terbebas dari wabah virus tersebut,” ucapnya.

Aris menyatakan, saat ini tim Gugus Tugas telah melakukan kegiatan-kegiatan terkait persiapan Rumah Sakit Khusus (RSK) Covid-19 di Sumut, dan bimbingan teknis (bimtek) bagi tenaga kesehatan yang nantinya akan bekerja di rumah sakit khusus tersebut.

“Bimtek dihadiri oleh berbagai organisasi profesi medis, yang semuanya akan menjadi tim untuk bekerja di RSK Covid-19 yang akan dibuka beberapa saat lagi. Rumah sakit itu yakni di RS PTPN II, RS Martha Friska, dan sebagian lagi di Pelkes Dinas Kesehatan Sumut,” tandasnya.

Bersama Perangi Virus

Untuk menekan penyebaran virus corona, Bidang Media Sosial dan Sosialisasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Gelora Viva Sinulingga mengimbau seluruh pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemko) se-Sumut, agar memastikan seluruh area umum dan transportasi harus bersih.

Selain itu, ada sosialisasi cuci tangan, memperbaharui informasi Covid-19 serta menyediakan media informasi dan edukasi. “Pemkab/Pemko se-Sumut juga diminta agar mengimbau para pengelola transportasi menyemprotkan disinfektan di dalam angkutan transportasinya. Tujuannya untuk pencegahan penularan Covid-19,” katanya.

Bukan hanya itu, pengemudi dan penumpang selama dalam ruangan angkutan kendaraan agar selalu menggunakan masker. “Diminta juga kepada pengemudi, agar tidak memaksakan diri bekerja jika dalam kondisi kurang sehat,” tukasnya.

Sebelumnya dalam keterangan pers melalui video streaming pada Sabtu (21/3), Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis menyatakan, 48 PDP dirawat di 18 rumah sakit di Sumut, tepatnya pada 5 kabupaten/kota. Yaitu, Medan, Deliserdang, Binjai, Sergai dan Tobasa/Balige.

Ia menyebutkan, jika pasien masuk PDP, pemerintah baik pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota akan bertanggung jawab untuk biaya selama di rumah sakit rujukan.

“Berdasarkan Surat Edaran Mendagri, diminta kepada seluruh kepala daerah di Sumut khususnya, untuk bisa mengalokasikan dalam APBD masing-masing. Lakukan pergeseran anggaran dan sebagainya. Sehingga bila dibutuhkan dana penanganan Covid-19 ini bisa dilakukan dengan cepat,” cetus Riadil.

Kepada Pemkab/Pemko di Sumut mulai tingkat dusun, desa/kelurahan, dan kecamatan, diminta melakukan sosialisasi. Dengan begitu, masyarakat dan secara struktural terhadap ASN maupun non ASN bisa memahami dan mengikuti imbauan pemerintah dalam penanganan virus corona.

“Tujuannya agar tidak simpang siur. Selain itu, lakukan juga koordinasi dengan TNI/Polri. Termasuk juga dengan peran dunia usaha serta kelompok sosial, agama, budaya, dan lainnya, kita imbau lakukan juga sosialisasi sehingga memiliki pemahaman yang sama terkait penanganan Covid-19 ini,” jelasnya.

Selain itu, sambung dia, Pemkab/Pemko melibatkan akademisi dari perguruan tinggi. Misalnya, dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD). Atau memodifikasi bahan-bahan kimia yang dibutuhkan untuk disinfektan dan hand sanitizer. “Lakukan kerja sama dengan intelektual untuk penyediaan APD tersebut sebagai langkah pencegahan. Sebab, sama-sama kita ketahui ketersediaan APD tersebut sangat terbatas,” ucap Riadil.

Tak hanya APD, kata dia, dilakukan juga sosialisasi social distancing. Artinya, hindari keramaian, kontak fisik secara langsung atau menjaga jarak hingga isolasi mandiri di rumah. Terkecuali, ada yang sangat penting sekali untuk keluar rumah. Harapannya, bisa memutus mata rantai penularan virus.

“Selanjutnya, hindari pertemuan-pertemuan dan kalau bisa tidak usah dilakukan untuk sementara ini. Batasi kunjungan atau berpergian ke tempat wisata, tempat hiburan, klub malam, diskotik dan sebagainya. Kepada orang tua yang berisiko tinggi diminta di rumah, tidak berpergian. Apalagi, memiliki riwayat penyakit lain sehingga rentan terkena virus corona. Jika mengalami gangguan kesehatan, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, dari PE dan tracing yang dilakukan, jumlah ODP yang bertambah diminta secara sukarela untuk mengisolasi diri di rumahnya masing-masing. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadi penularan kepada orang lain. Karena ODP ini berpotensi menularkan jika suatu saat positif karena sedang dalam masa inkubasi.

“Terhadap masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak, diimbau tetap berada di dalam rumah,” ungkap Alwi.

Dalam penanganan kasus Covid-19 ini, Dinkes sedang menunggu alat rapid test (tes cepat) Covid-19 dari pemerintah pusat. Dengan alat tersebut, diharapkan dapat menurunkan rantai penularan secara efektif dalam dua minggu ke depan dan seterusnya.

Sementara, Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) Sumut, dr Restuti Hidayani Saragih SpPd mengatakan, 48 PDP dan 1 positif Covid-19 masih dalam perawatan intensif di sejumlah rumah sakit. “Mohon doanya kepada masyarakat untuk kesembuhan mereka semua,” katanya.

Restuti mengingatkan, khusus tim medis yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 agar lebih jeli mengenali kriteria ODP terhadap pasien.

“Pertama, adanya riwayat demam, ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, yang tidak disebabkan oleh penyakit lain. Kemudian, pasien memiliki riwayat perjalanan keluar negeri apalagi ke negara yang terjangkit Covid-19 atau daerah lain di Indonesia yang juga terjadi wabah penyakit tersebut,” imbuhnya.

Hasil Lab 13 PDP Tunggu Pusat

Sebanyak 13 PDP Covid-19 yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik (HAM), Medan, hingga kemarin masih dalam perawatan intensif. Sampel swab dari para PDP tersebut telah dikirimkan ke laboratorium (lab) Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

“Kami masih menunggu keluarnya hasil pemeriksaan lab pusat di Jakarta (Balitbangkes Kemenkes) terhadap swab ke-13 PDP tersebut. Apakah hasilnya positif atau negatif, kami belum tahu karena belum keluar,” ujar Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) kepada wartawan, Minggu (22/3).

Kata Rosa, jika hasilnya sudah keluar dan ternyata dinyatakan negatif Covid-19, pihak rumah sakit akan mengeluarkan ke-13 PDP tersebut dari ruang isolasi. Selanjutnya, sesuai hasil diagnosanya maka akan dirawat pada ruang inap yang biasa.

“Dengan begitu, bila ada PDP lain yang masuk maka bisa kita terima dan langsung dirawat di ruang isolasi,” terangnya.

Rosa mengaku, pihaknya memahami kesibukan petugas tim laboratorium di Jakarta. Hal ini mengingat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin bertambah banyak. “Jadi, kita tunggu dulu hasilnya kapan keluar. Kami memahami kesibukan di laboratorium pusat,” tukasnya.

Sementara, berdasarkan data update PDP di RSUP HAM hingga Minggu sore, jumlah PDP masih tetap 13 orang dan positif Covid-19 2 orang. Dari 2 kasus positif tersebut, 1 di antaranya meninggal dunia dan 1 masih dirawat. Sedangkan, 3 orang sebelumnya yang sempat diisolasi karena PDP sudah dipulangkan lantaran negatif Covid-19. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/