30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

23,28 Persen Balita di Langkat Menderita Stunting

APEL GABUNGAN: Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP, memimpin apel gabungan ASN di Halaman Kantor Bupati Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bupati Langkat Terbit Rencana PA melalui Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP mengungkapkan, Pemkab Langkat terus berupaya mengatasi permasalahan stunting dengan menginisiasi upaya konvergensi yang dikoordinir oleh Bappeda.

“Bulan ini adalah awal dari triwulan kedua tahun 2019. Untuk itu, saya ingatkan kembali agar seluruh SKPD segera melaksanakan program dan kegiatan yang telah dirancang untuk menangulangi stunting,”ujar Hermansyah saat memimpin apel gabungan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Halaman Kantor Bupati Langkat, Stabat, Senin (22/4).

Sebab, kata Hermansyah, Kabupaten Langkat termasuk dalam penetapan 100 Kabupaten/Kota Lokus dengan Desa intervensi. Yakni Desa Sematar, Perlis, Securai Utara, Puluh Manis, Pematang Serai, Secanggang, Padang Tualang, Kebun Kelapa, Securai Selatan dan Sei Merah. Dimana sebelumnya, 10 desa tersebut, telah dilakukan pendataan dan pengukuran status gizi oleh Dinas Kesehatan Langkat.

“Penetapan 100 Kabupaten/Kota Lokus prioritas ini, dilakukan pemerintah pusat untuk menanggulangi permasalahan stunting, dengan menentukan dari masing-masing Kabupaten/Kota tersebut 10 Desa/Kelurahan intervensi,” terangnya.

Untuk diketahui, sambung Hermansyah, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018, secara nasional menunjukkan 30,8 persen anak dengan usianya dibawah 5 tahun (balita) menderita stunting, untuk Provsu sendiri diketahui prevalensi stunting mencapai 32,3 persen. “Sedangkan untuk Langkat terdapat 23,28 persen balita stunting,” ucapnya. (bam/han)

APEL GABUNGAN: Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP, memimpin apel gabungan ASN di Halaman Kantor Bupati Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bupati Langkat Terbit Rencana PA melalui Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP mengungkapkan, Pemkab Langkat terus berupaya mengatasi permasalahan stunting dengan menginisiasi upaya konvergensi yang dikoordinir oleh Bappeda.

“Bulan ini adalah awal dari triwulan kedua tahun 2019. Untuk itu, saya ingatkan kembali agar seluruh SKPD segera melaksanakan program dan kegiatan yang telah dirancang untuk menangulangi stunting,”ujar Hermansyah saat memimpin apel gabungan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Halaman Kantor Bupati Langkat, Stabat, Senin (22/4).

Sebab, kata Hermansyah, Kabupaten Langkat termasuk dalam penetapan 100 Kabupaten/Kota Lokus dengan Desa intervensi. Yakni Desa Sematar, Perlis, Securai Utara, Puluh Manis, Pematang Serai, Secanggang, Padang Tualang, Kebun Kelapa, Securai Selatan dan Sei Merah. Dimana sebelumnya, 10 desa tersebut, telah dilakukan pendataan dan pengukuran status gizi oleh Dinas Kesehatan Langkat.

“Penetapan 100 Kabupaten/Kota Lokus prioritas ini, dilakukan pemerintah pusat untuk menanggulangi permasalahan stunting, dengan menentukan dari masing-masing Kabupaten/Kota tersebut 10 Desa/Kelurahan intervensi,” terangnya.

Untuk diketahui, sambung Hermansyah, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018, secara nasional menunjukkan 30,8 persen anak dengan usianya dibawah 5 tahun (balita) menderita stunting, untuk Provsu sendiri diketahui prevalensi stunting mencapai 32,3 persen. “Sedangkan untuk Langkat terdapat 23,28 persen balita stunting,” ucapnya. (bam/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/