26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Humbahas Rawat 1 Pasien ODP, Wanita Hamil di Labusel Positif Covid-19

RUMAH SAKIT: RSUD Rantauprapat tempat merawat wanita hamil positif Covid-19 di Rantauprapat Labuhanbatu.   SURYA/SUMUT POS
RUMAH SAKIT: RSUD Rantauprapat tempat merawat wanita hamil positif Covid-19 di Rantauprapat Labuhanbatu. SURYA/SUMUT POS

LABUSEL, SUMUTPOS.CO – Seorang wanita hamil warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) diduga terpapar Covid-19. Dia dinyatakan positif setelah menjalani rapid tes sebelum menjalani proses persalinan, di RSUD Rantauprapat, Labuhanbatu, Rabu (22/4).

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) itu rujukan dari Rumah Sakit Elpi Al Azis Rantauprapat yang mendapat rujukun pasien dari RS Nuraini Blok Songo, Kotapinang, Labusel.

“Pasien rujukan dari Rumah Sakit ELpi Al Azis ke RSUD Labuhanbatu. Seorang wanita bernama R tempat tanggal lahir, Tolan 23 Juli 1975 yang beralamat di Aekbatu Utara Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Labusel,” ungkap juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Labuhanbatu, Rajiz Yuliawan dalam keterangan resminya.

Kata Rajid, pasien masuk ke RSUD Rantauprapat Selasa (22/4) sekira jam 22.00 Wib. Dan menjalani rapid test karena terindikasi gejala Covid-19.

“Dia dalam kondisi hamil jadi setelah diperiksa oleh petugas dari RSUD, karena ada indikasi gejala Covid. Dilaksanakan proses rapod tes. Dinyatakan positif,” ujar Kepala Diskominfo Labuhanbatu ini.

Pihak Gugas Covid-19 Labuhanbatu kemudian menghubungi pihak RS rujukan di Medan. Namun, RSU Haji Adam Malik Medan (HAM), menolak. Karena penuh. “Di rujuk ke RS HAM. Tapi tak ada tempat,” bebernya.

Kemudian, lanjut Rajid pihaknya menghubungi RS Martha Friska, Medan. Lagi-lagi ditolak. Alasannya, pasien dalam keadaan hamil. “RS Martha Friska juga menolak karena pasien dalam keadaan hamil,” imbuhnya.

Selanjutnya, Dinkes Labuhanbatu mengembalikan pasien untuk ditangani pihak Dinas Kesehatan Labusel agar membawa ke RS rujukan.

Plh Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Labusel, Khairil Harahap mengaku pihak Dinas Kesehatan Labusel masih melakukan kordinasi dengan pihak Dinkes Labuhanbatu. Khususnya untuk melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Pihaknya juga kata Khairil sudah melakukan pendataan orang-orang yang dekat dan kontak fisik dengan pasien. Bahkan, para perawat yang sempat menangani persalinannya di RS Nuraini, Kotapinang juga dalam pengawasan pihak Dinkes setempat untuk menjalani isolasi. “Sudah ditangani pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan,” paparnya.

Informasi yang dihimpun di lingkungan RSUD Rantauprapat, pasien tersebut saat ini diopname di dalam ruangan isolasi di rumah sakit milik pemerintah tersebut. “Ya, diiinapkan di ruang isolasi,” kata sumber di RSUD tersebut.

Katanya lagi, pasien melahirkan anak bayi berjenis kelamin perempuan. Bayi tersebut dalam kondisi sehat. Dan dinyatakan negatif. “Bayinya kondisi sehat. Dan hasil rapid tes negatif,” pungkasnya.

Sementara, di Humbang Hasundutan (Humbas), Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Hotman Hutasoit merilis satu pasien orang dalam pemantauan (ODP) di ruang isolasi RSUD Dolok Sanggul, sejak, Senin (20/4) kemarin.

“Sesuai dengan hasil konfirmasi yang diberikan oleh Direktur RS menyangkut pasien ODP berasal dari warga Desa Lumban Barat Kecamatan Paranginan berkelamin laki-laki,” ungkap Hotman, Selasa (21/4) malam melalui WhatsApp.

Hotman menjelaskan, pada tanggal 20 April, sekitar pukul 04.40 WIB pasien bernama Supriady Sihombing ini datang ke RS dengan keluhan batuk disertai muntah darah dengan berwarna kecoklatan.

Dari hasil skrining Covid 19, pasien sedang demam dengan suhu 38,8 celcius, sesak napas RR 30 x/i.

Kemudian, sekitar pukul 04.50 WIB, pasien yang dikonsultasikan ke dr Rianty SpP, yang kemudian dilakukan rapit test dan hasilnya negatif. Dan dari hasil rontgen, TB paru-paru dan bukan pneumonia.

Hingga disimpulkan, pasien keadaan demam, batuk dan sesak napas yang dialami pasien kemungkinan TB Paru.

Sehingga pasien untuk sementara, harus di observasi diruang isolasi Covid 19 dengan diagnosa kerja TB Paru.

“Pasien memiliki riwayat dari Jakarta, sehingga pasien dirawat diisolasi Covid 19,” ungkapnya. Hotman mengungkapkan, sesuai hasil koordinasi dengan pihak RS, pasien dapat dilakukan observasi sampai 14 hari. (fdh/des/azw)

RUMAH SAKIT: RSUD Rantauprapat tempat merawat wanita hamil positif Covid-19 di Rantauprapat Labuhanbatu.   SURYA/SUMUT POS
RUMAH SAKIT: RSUD Rantauprapat tempat merawat wanita hamil positif Covid-19 di Rantauprapat Labuhanbatu. SURYA/SUMUT POS

LABUSEL, SUMUTPOS.CO – Seorang wanita hamil warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) diduga terpapar Covid-19. Dia dinyatakan positif setelah menjalani rapid tes sebelum menjalani proses persalinan, di RSUD Rantauprapat, Labuhanbatu, Rabu (22/4).

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) itu rujukan dari Rumah Sakit Elpi Al Azis Rantauprapat yang mendapat rujukun pasien dari RS Nuraini Blok Songo, Kotapinang, Labusel.

“Pasien rujukan dari Rumah Sakit ELpi Al Azis ke RSUD Labuhanbatu. Seorang wanita bernama R tempat tanggal lahir, Tolan 23 Juli 1975 yang beralamat di Aekbatu Utara Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Labusel,” ungkap juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Labuhanbatu, Rajiz Yuliawan dalam keterangan resminya.

Kata Rajid, pasien masuk ke RSUD Rantauprapat Selasa (22/4) sekira jam 22.00 Wib. Dan menjalani rapid test karena terindikasi gejala Covid-19.

“Dia dalam kondisi hamil jadi setelah diperiksa oleh petugas dari RSUD, karena ada indikasi gejala Covid. Dilaksanakan proses rapod tes. Dinyatakan positif,” ujar Kepala Diskominfo Labuhanbatu ini.

Pihak Gugas Covid-19 Labuhanbatu kemudian menghubungi pihak RS rujukan di Medan. Namun, RSU Haji Adam Malik Medan (HAM), menolak. Karena penuh. “Di rujuk ke RS HAM. Tapi tak ada tempat,” bebernya.

Kemudian, lanjut Rajid pihaknya menghubungi RS Martha Friska, Medan. Lagi-lagi ditolak. Alasannya, pasien dalam keadaan hamil. “RS Martha Friska juga menolak karena pasien dalam keadaan hamil,” imbuhnya.

Selanjutnya, Dinkes Labuhanbatu mengembalikan pasien untuk ditangani pihak Dinas Kesehatan Labusel agar membawa ke RS rujukan.

Plh Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Labusel, Khairil Harahap mengaku pihak Dinas Kesehatan Labusel masih melakukan kordinasi dengan pihak Dinkes Labuhanbatu. Khususnya untuk melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Pihaknya juga kata Khairil sudah melakukan pendataan orang-orang yang dekat dan kontak fisik dengan pasien. Bahkan, para perawat yang sempat menangani persalinannya di RS Nuraini, Kotapinang juga dalam pengawasan pihak Dinkes setempat untuk menjalani isolasi. “Sudah ditangani pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan,” paparnya.

Informasi yang dihimpun di lingkungan RSUD Rantauprapat, pasien tersebut saat ini diopname di dalam ruangan isolasi di rumah sakit milik pemerintah tersebut. “Ya, diiinapkan di ruang isolasi,” kata sumber di RSUD tersebut.

Katanya lagi, pasien melahirkan anak bayi berjenis kelamin perempuan. Bayi tersebut dalam kondisi sehat. Dan dinyatakan negatif. “Bayinya kondisi sehat. Dan hasil rapid tes negatif,” pungkasnya.

Sementara, di Humbang Hasundutan (Humbas), Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Hotman Hutasoit merilis satu pasien orang dalam pemantauan (ODP) di ruang isolasi RSUD Dolok Sanggul, sejak, Senin (20/4) kemarin.

“Sesuai dengan hasil konfirmasi yang diberikan oleh Direktur RS menyangkut pasien ODP berasal dari warga Desa Lumban Barat Kecamatan Paranginan berkelamin laki-laki,” ungkap Hotman, Selasa (21/4) malam melalui WhatsApp.

Hotman menjelaskan, pada tanggal 20 April, sekitar pukul 04.40 WIB pasien bernama Supriady Sihombing ini datang ke RS dengan keluhan batuk disertai muntah darah dengan berwarna kecoklatan.

Dari hasil skrining Covid 19, pasien sedang demam dengan suhu 38,8 celcius, sesak napas RR 30 x/i.

Kemudian, sekitar pukul 04.50 WIB, pasien yang dikonsultasikan ke dr Rianty SpP, yang kemudian dilakukan rapit test dan hasilnya negatif. Dan dari hasil rontgen, TB paru-paru dan bukan pneumonia.

Hingga disimpulkan, pasien keadaan demam, batuk dan sesak napas yang dialami pasien kemungkinan TB Paru.

Sehingga pasien untuk sementara, harus di observasi diruang isolasi Covid 19 dengan diagnosa kerja TB Paru.

“Pasien memiliki riwayat dari Jakarta, sehingga pasien dirawat diisolasi Covid 19,” ungkapnya. Hotman mengungkapkan, sesuai hasil koordinasi dengan pihak RS, pasien dapat dilakukan observasi sampai 14 hari. (fdh/des/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/