31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Inilah Sisi Buruk menjadi Kaya

Pengharapan lebih tinggi
Kemakmuran yang bertambah juga menentukan kembali pengharapan.
“Semuanya relative… Bulan pertama Anda menyetir Audi, atau makan di restoran mewah, dan Anda benar-benar menikmatinya,” tutur seorang responden.
“Namun kemudian Anda menjadi biasa dengan hal itu. Dan Anda mencari hal yang baru, tingkat yang lebih tinggi. Dan persoalannya adalah Anda sudah menentukan kembali pengharapan, jadi semua di bawah tingkat itu tidak memberi kesenangan lagi.”
Angus, yang mengaku memiliki lebih banyak uang dibanding yang dia ingin lakukan sejak berusia pertengahan 20-an, mengatakan kebosanan datang dengan cepat.
“Saya menemukan memiliki uang banyak yang mendekati semua objek materi atau lambang status bisa yang dicapai ternyata melepaskan kesenangan dan keinginan untuk hal-hal yang saya inginkan namun saya tidak mampu sebelum saya berhasil. Satu Porsche dan semua hal menjadi tidak pernah cukup, dan selama tiga tahun mendatang saya membeli lima Porsche dan mobil super lainnya,” kata Angus.

Walau ada sisi buruknya, ada keuntungan dari memiliki uang banyak, kata sebagian besar responden. (Thinkstock)
Walau ada sisi buruknya, ada keuntungan dari memiliki uang banyak, kata sebagian besar responden. (Thinkstock)

“Saya menjadi kecanduan membeli lambang-lambang ini untuk menarik perhatian dan membuat orang ingin menghabiskan waktu dengan saya karena barang yang saya punya dan karena yang bisa saya berikan kepada mereka.”

Perasaan terasing
Seorang lain yang berhasil -dengan kekayaan sekitar US$20 juta- mengatakan kekayaan menjadi beban nyata.
“Saya menjadi besar pada pertengahan 30-an,“ kata pengusaha yang tidak menyebutkan namanya. “Saya ingin kaya dan saya mencapainya. Namun saya merasa mungkin tidak ada gunanya, Sebuah jalur lambat ke kemakmuran mungkin lebih sehat untuk karier saya dan untuk kehidupan saya secara umum.”
Kesimpulannya?
“Tidak mungkin melepaskan uang,” seorang pengusaha teknologi menulis. “Menjadi kaya mungkin tidak bernilai. Namun sekali Anda di sana, Anda ingin berada di sana selamanya.” (Maria Atanasov/BBC)

Pengharapan lebih tinggi
Kemakmuran yang bertambah juga menentukan kembali pengharapan.
“Semuanya relative… Bulan pertama Anda menyetir Audi, atau makan di restoran mewah, dan Anda benar-benar menikmatinya,” tutur seorang responden.
“Namun kemudian Anda menjadi biasa dengan hal itu. Dan Anda mencari hal yang baru, tingkat yang lebih tinggi. Dan persoalannya adalah Anda sudah menentukan kembali pengharapan, jadi semua di bawah tingkat itu tidak memberi kesenangan lagi.”
Angus, yang mengaku memiliki lebih banyak uang dibanding yang dia ingin lakukan sejak berusia pertengahan 20-an, mengatakan kebosanan datang dengan cepat.
“Saya menemukan memiliki uang banyak yang mendekati semua objek materi atau lambang status bisa yang dicapai ternyata melepaskan kesenangan dan keinginan untuk hal-hal yang saya inginkan namun saya tidak mampu sebelum saya berhasil. Satu Porsche dan semua hal menjadi tidak pernah cukup, dan selama tiga tahun mendatang saya membeli lima Porsche dan mobil super lainnya,” kata Angus.

Walau ada sisi buruknya, ada keuntungan dari memiliki uang banyak, kata sebagian besar responden. (Thinkstock)
Walau ada sisi buruknya, ada keuntungan dari memiliki uang banyak, kata sebagian besar responden. (Thinkstock)

“Saya menjadi kecanduan membeli lambang-lambang ini untuk menarik perhatian dan membuat orang ingin menghabiskan waktu dengan saya karena barang yang saya punya dan karena yang bisa saya berikan kepada mereka.”

Perasaan terasing
Seorang lain yang berhasil -dengan kekayaan sekitar US$20 juta- mengatakan kekayaan menjadi beban nyata.
“Saya menjadi besar pada pertengahan 30-an,“ kata pengusaha yang tidak menyebutkan namanya. “Saya ingin kaya dan saya mencapainya. Namun saya merasa mungkin tidak ada gunanya, Sebuah jalur lambat ke kemakmuran mungkin lebih sehat untuk karier saya dan untuk kehidupan saya secara umum.”
Kesimpulannya?
“Tidak mungkin melepaskan uang,” seorang pengusaha teknologi menulis. “Menjadi kaya mungkin tidak bernilai. Namun sekali Anda di sana, Anda ingin berada di sana selamanya.” (Maria Atanasov/BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/