JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Raut kegelisahan terpancar jelas di wajah sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ikut mendampingi Gubernur Gatot Pujo Nugroho datang ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk diperiksa sebagai saksi dugaan penyuapan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Rabu (22/7).
Mereka yang awalnya sejak Rabu pagi begitu tiba di gedung KPK sekitar Pukul 09.45 WIB duduk tertib di ruang tamu lobi depan, mulai terlihat mondar mandir. Apalagi tatkala waktu menunjukkan Pukul 21.30 WIB, kegelisahan semakin terasa. Pasalnya, hampir 12 jam sudah Gatot diperiksa, namun tak juga keluar dari ruang pemeriksaan.
Seperti diperlihatkan Sekretaris Daerah Pempov Sumut Hasban Ritonga yang ikut mendampingi. Ia yang semula duduk manis di kursi sudut sebelah kanan, akhirnya menarik kursi menghadap ke layar televisi yang memang disediakan lembaga antirasuah tersebut. Sesekali ia terlihat mengelus-elus dagu, menanti dalam ketidakpastian kapan Gatot selesai diperiksa.
Prilaku yang sama juga diperlihatkan Kepala Kantor Perwakilan Pemprov Sumut di Jakarta, Affan Hasibuan. Ia bahkan mondar-mandir antara duduk di kursi, berdiri menghadap layar televisi, mencoba menghubungi seseorang lewat telepon seluler dan keluar ke teras depan. “Ya kita doakan saja urusannya cepat selesai. Semoga enggak terjadi apa-apa,” ujar Affan saat disapa Sumut Pos.
Ketika ditanya jam berapa kira-kira Gatot selesai diperiksa, Affan mengaku tidak tahu. Ia hanya menunggu, untuk memberi dukungan moril.
Kegelisahan juga diperlihatkan Kuasa Hukum Gatot, Razman Arif Nasution. Ia yang tadinya duduk di sofa dengan balutan jas berwarna gelap, terlihat mendatangi meja depan tempat petugas berada. Tidak jelas apa yang ditanyakan. Namun setelah itu, Razman memilih tak kembali ke sofa. Setelah melepas jasnya, mantan Kuasa Hukum Komjen Pol Budi Gunawan saat menghadapi sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ini, memilih duduk di samping meja petugas.
Namun tak setegang Affan, senyum dari Razman masih mengemuka saat mengobrol dengan seseorang yang duduk persis di sebelah kanannya. Demikian juga puluhan wartawan yang menanti dengan setia, meski menunggu dalam ketidakpastian, tetap dapat mengisi waktu dengan senda gurau.