TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – MENGANTISIPASI dampak kabut asap yang menyelimuti Kota Tebingtinggi selama empat hari ini, Pemko Tebingtinggi akan membagikan 10 ribu masker dan rencananya akan dibagikan kepada masyarakat hari ini, Senin (24/9).
“Besok, masker itu akan kita bagikan kepada masyarakat yang melintas di jalan raya seputaran Kota Tebingtinggi,” jelas Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia, Minggu (23/9)n
Nanang mengatakan, 10 ribu masker tersebut akan dibagikan di beberapa titik jalan utama di Kota Tebingtinggi yang nantinya dibagi untuk pengendera umum dan anak-anak sekolah yang melintas.
“Saat ini kami masih menunnggu datangnya masker dari Dinas Kesehatan Provinsi, permohonan sudah disampaikan. Namun karena stoknya terbatas dan banyak Kabupaten Kota yang membutuhkan, kita sabar menunggu,” bilangnya.
Sementara stok masker yang masih ada di Dinas Kesehatan Tebingtinggi sangat terbatas dan barang tersebut sudah sampai di Tebingtinggi dari provinsi. “Saat ini Dinas Kesehatan sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mengukur pencemaran udara yang terjadi akibat kabut asap tersebut,” jelasnya.
Dikatakan Nanang, dinas kesehatan perlu mengetahui tingkat keamanannya bagi masyarakat, agar bisa disiapkan antisipasinya sedini mungkin, apa-apa yang diperlukan, diharapkan hasil dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tebingtinggi bisa diperoleh secepatnya. Nanang juga memesankan kepada masyarakat seluruh Kota Tebingtinggi selama kabut asap ini untuk minum air putih banyak dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
Salah seorang warga, Zulkarnain warga Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi mengatakan kabut asap di Kota Tebingtinggi semangkin hari semangkin tebal, terasa sesak ketika bernafas, tapi di lihatnya selama adanya kabut asap, Pemko Tebingtinggi belum ada membagikan masker gratis. “Belum ada dari Pemerintah setempat yang membagikan masker gratis, kami masyarakat menunggu,” pinta Zulkarnain.
Binjai dan Langkat Mulai Diselimuti Asap
Kabut asap mulai menyelimuti Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, Minggu (22/9). Di Kota Binjai, kabut asap tipis mulai menyelimuti sejak pagi. Kualitas udara di Kota Binjai pun masuk kategori tidak sehat, walau kabut asap tidak tebal. Karenanya, Pemko Binjai melalui Dinas Kesehatan menganjurkan agar masyarakat mengenakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai, dr Deni Irwansyah Pane, mengimbau masyarakat untuk tidak bersepeda demi mengurangi resiko gangguan pernapasan. Selain itu, dia juga menyerukan agar masyarakat menjaga asupan cairan dalam tubuh. “Minum air yang cukup sangat membantu membuang racun dari tubuh. Cairan tubuh yang cukup juga membantu menyerap polusi yang masuk ke dalam tubuh agar tidak meluas,” ujar dia didampingi Kabid Kesmas, Mery Hati, akhir pekan lalu.
Tak kalah penting, dia juga menyerukan agar masyarakat mengasup makanan yang sehat dan buah yang sarat dengan Vitamin C dan sayur-sayuran. “Makanan sehat sangat membantu menangkal racun jahat dari polusi udara,” ujarnya.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Binjai, Ahmad Yani mengatakan, Pemko Binjai telah menggelar rapat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasilnya, kata dia, Pemko Binjai berencana akan membangun Posko Kebakaran Hutan dan Lahan. “Apabila diperlukan, kita bangun Posko. Untuk sementara ini, masyarakat harus menggunakan masker dan mengurangi aktifitas di luar ruangan,” ujarnya.
Dia berpesan, cuaca di Kota Binjai belakangan ini tidak menentu. Mulai dari hujan deras hingga angin kencang. “Kita imbau masyarakat berhati-hati apabila ada kejadian bencana agar segera melaporkan ke BPBD Kota Binjai. Selama 24 jam kita siaga untuk membantu masyarakat,” tandasnya.
Kabut asap juga mulai masuk ke Kota Stabat, Kabupaten Langkat. Kondisi ini membuat masyarakat, khususnya pengendara sepeda motor menggunakan masker. “Tampaknya, kabut asapnya mulai menebal di Kota Stabat. Coba perhatikanlah secara seksama kalau tak percaya,” kata Rudi (27), salah satu warga Stabat, Minggu (22/9).
Diakuinya, karena tebalnya kabut asap, dirinya harus menggunakan masker saat berkendara. Selain itu, dia juga mengimbau agar pengendara sepeda motor menyalakan lampu pada siang hari. “Sangat terasa sekali dan pandangan juga terganggu, termasuk perih di mata dan sangat jelas sekali kabutnya terlihat,” sambungnya.
Sementara Indri, warga lainnya, menyampaikan sudah melarang anak-anaknya untuk keluar rumah, karena kabut asapnya sangat terlihat jelas. “Ini tentu akan mempengaruhi pernapasan para anak-anak, bila berlama lama diluar rumah, makanya anak-anak saya larang lama-lama diluar bang,” katanya.
Untuk itu, dirinya dan warga lainya berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi permasalahan ini. Karena jika dibiarkan seluruh akrifitas masyarakat akan terganggu. “Kabut asap ini jelas akibat dari kebakaran hutan yang terjadi si Provinsi Riau, yang sudah sampai ke Langkat ini. Kami harapkan agar segera pemerintah mengatasinya bang,” tegasnya. (ian/ted/bam)