28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Gubsu Mulai Penyekatan Nias, Konsisten 14 Hari, Mudah-mudahan Memuaskan

NIAS, SUMUTPOS.CO – Terhitung sejak Senin (21/9), Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, mulai memberlakukan penyekatan Kepulauan Nias. Penyekatan berlangsung selama 14 hari, persisnya hingga 5 Oktober 2020. Saat meninjau kesiapan Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Gubsu berharap Satgasus konsisten menekan penyebaran Covid-19 selama 14 hari, agar hasilnya maksimal dan memuaskan.

RUANG ISOLASI:l Gubernur Sumut,  Edy Rahmayadi, meninjau ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Gunungsitoli, Senin (21/9).
RUANG ISOLASI:l Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, meninjau ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Gunungsitoli, Senin (21/9).

“SEMUA yang masuk ke Nias harus swab. Entah itu dari bandara, pelabuhan Singkil atau Sibolga. Bila dia tidak memiliki (hasil test swab, Red), maka akan di-swab di sini (Nias). Kemudian diisolasi (jika reaktif), hingga hasil swabnya keluar. Lama waktunya paling cepat empat hari,” kata Edy Rahmayadi, usai menyaksikan simulasi penanganan pendatang ke Nias di Bandar Udara Binaka, Gunungstioli, Senin (21/9).

Selain test swab, menurut Edy, ada perlakuan-perlakuan tertentu bagi pendatang. Misalnya, siap-siap diisolasi jika hasil test reaktif atau positif. Saat ini ada delapan tempat yang disiapkan Satgasus untuk mengisolasi pasien-pasienn

yang terpapar Covid-19. Salahsatu dari delapan tempat tersebut yaitu Hotel Charlita di Gunungsitoli. Hotel ini dijadikan tempat untuk mengisolasi pasien konfirmasi positif. Hotel Charlita sendiri memiliki kapasitas 26 kamar dengan 41 tempat tidur.

“Ada delapan tempat yang sudah disiapkan, yakni Hotel Charlita, Mega Nasional, Soliga, Miga Beach, Yonna I dan II, Herneus dan satu Rusunawa. Totalnya itu ada 187 kamar dengan 260 tempat tidur. Tetapi Charlita khusus untuk kasus konfirmasi positif, selebihnya untuk kasus reaktif,” kata Edy, usai meninjau Hotel Charlita, Jalan Pantai Charlita Gunungsitoli.

Edy yang didampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis kemudian berlanjut melihat operasi yustisi di Gunungsitoli. Operasi yustisi yang dilakukan Satgasus langsung menindak para pelanggar protokol kesehatan dengan penahanan KTP.

Secara keseluruhan, menurut Edy, kesiapan Satgasus sudah baik. Dia meminta kepada Satgasus untuk konsisten dan mampu menyelesaikan permasalahan penanganan Covid-19 di Kepulauan Nias selama 14 hari terhitung 21 September hingga 5 Oktober 2020.

“Saya harap Satgasus melakukannya dengan konsisten selama 14 hari ke depan. Mudah-mudahan hasilnya memuaskan. Bila masih ada yang kurang, kita akan evaluasi kembali untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya,” kata Edy, yang juga datang bersama Irwasda Polda Sumut Kombespol Armia Fahmi.

GTPP Covid-19 Sumut juga menyerahkan bantuan seratusan APD, hand sanitizer dan 50 ribu masker kepada Satgasus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias.

Komandan Satgasus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Kolonel Inf Fabriel Buyung Sikumbang, mengatakan akan bekerja semaksimal mungkin menurunkan penyebaran Covid-19 di Kepulauan Nias.

“Kita akan konsisten melakukan ini demi menurunkan penyebaran Covid-19 di Nias. Bila tidak dilakukan secara benar dan tepat, akan sulit menangani wabah ini di Nias. Jadi, kita minta kerjasamanya kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan,” kata Fabriel, yang merupakan Danrem 023/Kawal Samudra.

Bupati Nias Utara, Marselinus Ingati Nazara, selaku Koordinator Kepala Daerah, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang memberikan perhatian khusus kepada Kepulauan Nias. Dengan kelengkapan fasilitas penanganan Covid-19 yang ada di Nias saat ini, dia yakin rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus.

“Kini tidak ada lagi pasien Covid-19 di Nias yang isolasi mandiri di rumah. Itu akan mempercepat penanganan wabah ini. Fasilitas dan tenaga medis juga saat ini sudah jauh lebih siap. Kita tentu optimis Covid-19 ini pergi dari Nias,” kata Ingati, saat diskusi bersama tokoh masyarakat, stakeholder dan Forkopimda di Halaman Kantor Walikota Gunungsitoli, Jalan Pancasila Nomor 14.

Nias Akan Punya Lab PCR Sendiri

Lebih lanjut, Gubsu Edy Rahmayadi memastikan Kepulauan Nias akan memiliki Laboratoriaum Polymerase Chain Reaction (Lab PCR) sendiri. Lab PCR ini akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli yang merupakan RS Rujukan Covid-19.

Edy memastikan Lab PCR tersebut akan dikirim secepatnya ke Gunungsitoli untuk mempercepat pendeteksian Covid-19 di Nias. Dengan begitu, harapannya terkait penyebaran Covid-19 di Kepulauan Nias bisa lebih cepat ditangani dan masyarakat memiliki kepastian status.

“Selama ini untuk menguji sampel swab harus dikirim ke Medan. Ini membutuhkan waktu yang lama dan sekarang alat tranportasi ke sini sudah terbatas. Jadi kita akan buat Lab PCR di rumah sakit ini sehingga ada kepastian untuk masyarakat kita. Mereka tidak perlu menunggu lama untuk hasilnya,” kata Edy Rahmayadi, Senin (21/9).

Selama ini untuk mendeteksi Covid-19, RSUD Gunungsitoli masih menggunakan metode Test Cepat Molekular (TCM). Namun catridge untuk TCM telah habis di Nias. Untuk melanjutkan upaya pelacakan kasus dan mengetes masyarakat, Edy Rahmayadi menyiapkan 2.850 Rapid Test Antigen.

“Paling lambat Lab PCR akan sampai ke sini besok. Bila bisa dikirim hari ini, kita kirim hari ini. Sementara sebelum itu datang, di instalasi kita siapkan Rapid Test Antigen yang keakuratannya sekitar 70%,” terang Edy yang di dampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah.

Selain melihat kesiapan Lab yang baru saja dibangun di RSUD Gunungsitoli, Edy juga melihat simulasi penanganan pasien Covid-19 di Nias. Simulasi ini menunjukkan bagaimana pasien yang dicurigai terpapar Covid-19 masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) khusus Covid-19 hingga ke tempat perawatan.

Berdasarkan pantauan Gubernur Sumut, tenaga medis di RSUD Gunungsitoli sudah baik. Begitu juga fasilitas yang disiapkan untuk pasien Covid-19. Edy berpesan agar fasilitas ini semua bisa digunakan semua masyarakat Kepulauan Nias.

“Secara umum RSUD ini sudah baik untuk penanganan Covid-19. SDM-nya juga, setelah kita mendatangkan tenaga medis dari Medan, sudah cukup. Tetapi pesan saya, ini satu-satunya RS Rujukan di Nias. Jadi jangan pilih-pilih pasien. Dari manapun di Nias ini, harus diterima dan dilayani,” tambahnya.

Menurut keterangan Tim Lab Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut R Lia Kusumwati, Lab PCR yang akan ditempatkan di RSUD Gunungsitoli memiliki kapasitas pengujian mencapai 188-192 sampel per hari.

“Sekali beroperasi, Lab PCR ini mampu menguji 96 sampel dengan kontrol negatif dan positif. Dalam satu hari Lab ini memungkinkan untuk dioperasikan dua kali. Jadi satu hari kita bisa menguji sekitar 192 sampel,” kata Lia, yang juga merupakan Ketua Departemen Mikrobiologi FK USU.

Direktur RSUD Gunungsitoli Julianus Dawolo mengatakan dengan bantuan dokter dan tenaga medis yang diutus GTPP Covid-19 Sumut, SDM di RS yang dipimpinnya siap untuk menangani pasien Covid-19. Dia berharap dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medis seperti ini Covid-19 di Kepulauan Nias cepat teratasi.

“GTPP Covid-19 Sumut menurunkan dua dokter ahlinya serta tenaga medis lainnya. Kita sangat terbantu. Mudah-mudahan Covid-19 di Nias segera berakhir. Kami bisa beraktivitas normal lagi,” kata Julianus. (rel/prn/adl)

NIAS, SUMUTPOS.CO – Terhitung sejak Senin (21/9), Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, mulai memberlakukan penyekatan Kepulauan Nias. Penyekatan berlangsung selama 14 hari, persisnya hingga 5 Oktober 2020. Saat meninjau kesiapan Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Gubsu berharap Satgasus konsisten menekan penyebaran Covid-19 selama 14 hari, agar hasilnya maksimal dan memuaskan.

RUANG ISOLASI:l Gubernur Sumut,  Edy Rahmayadi, meninjau ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Gunungsitoli, Senin (21/9).
RUANG ISOLASI:l Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, meninjau ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Gunungsitoli, Senin (21/9).

“SEMUA yang masuk ke Nias harus swab. Entah itu dari bandara, pelabuhan Singkil atau Sibolga. Bila dia tidak memiliki (hasil test swab, Red), maka akan di-swab di sini (Nias). Kemudian diisolasi (jika reaktif), hingga hasil swabnya keluar. Lama waktunya paling cepat empat hari,” kata Edy Rahmayadi, usai menyaksikan simulasi penanganan pendatang ke Nias di Bandar Udara Binaka, Gunungstioli, Senin (21/9).

Selain test swab, menurut Edy, ada perlakuan-perlakuan tertentu bagi pendatang. Misalnya, siap-siap diisolasi jika hasil test reaktif atau positif. Saat ini ada delapan tempat yang disiapkan Satgasus untuk mengisolasi pasien-pasienn

yang terpapar Covid-19. Salahsatu dari delapan tempat tersebut yaitu Hotel Charlita di Gunungsitoli. Hotel ini dijadikan tempat untuk mengisolasi pasien konfirmasi positif. Hotel Charlita sendiri memiliki kapasitas 26 kamar dengan 41 tempat tidur.

“Ada delapan tempat yang sudah disiapkan, yakni Hotel Charlita, Mega Nasional, Soliga, Miga Beach, Yonna I dan II, Herneus dan satu Rusunawa. Totalnya itu ada 187 kamar dengan 260 tempat tidur. Tetapi Charlita khusus untuk kasus konfirmasi positif, selebihnya untuk kasus reaktif,” kata Edy, usai meninjau Hotel Charlita, Jalan Pantai Charlita Gunungsitoli.

Edy yang didampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis kemudian berlanjut melihat operasi yustisi di Gunungsitoli. Operasi yustisi yang dilakukan Satgasus langsung menindak para pelanggar protokol kesehatan dengan penahanan KTP.

Secara keseluruhan, menurut Edy, kesiapan Satgasus sudah baik. Dia meminta kepada Satgasus untuk konsisten dan mampu menyelesaikan permasalahan penanganan Covid-19 di Kepulauan Nias selama 14 hari terhitung 21 September hingga 5 Oktober 2020.

“Saya harap Satgasus melakukannya dengan konsisten selama 14 hari ke depan. Mudah-mudahan hasilnya memuaskan. Bila masih ada yang kurang, kita akan evaluasi kembali untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya,” kata Edy, yang juga datang bersama Irwasda Polda Sumut Kombespol Armia Fahmi.

GTPP Covid-19 Sumut juga menyerahkan bantuan seratusan APD, hand sanitizer dan 50 ribu masker kepada Satgasus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias.

Komandan Satgasus Penanganan Covid-19 Kepulauan Nias, Kolonel Inf Fabriel Buyung Sikumbang, mengatakan akan bekerja semaksimal mungkin menurunkan penyebaran Covid-19 di Kepulauan Nias.

“Kita akan konsisten melakukan ini demi menurunkan penyebaran Covid-19 di Nias. Bila tidak dilakukan secara benar dan tepat, akan sulit menangani wabah ini di Nias. Jadi, kita minta kerjasamanya kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan,” kata Fabriel, yang merupakan Danrem 023/Kawal Samudra.

Bupati Nias Utara, Marselinus Ingati Nazara, selaku Koordinator Kepala Daerah, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, yang memberikan perhatian khusus kepada Kepulauan Nias. Dengan kelengkapan fasilitas penanganan Covid-19 yang ada di Nias saat ini, dia yakin rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus.

“Kini tidak ada lagi pasien Covid-19 di Nias yang isolasi mandiri di rumah. Itu akan mempercepat penanganan wabah ini. Fasilitas dan tenaga medis juga saat ini sudah jauh lebih siap. Kita tentu optimis Covid-19 ini pergi dari Nias,” kata Ingati, saat diskusi bersama tokoh masyarakat, stakeholder dan Forkopimda di Halaman Kantor Walikota Gunungsitoli, Jalan Pancasila Nomor 14.

Nias Akan Punya Lab PCR Sendiri

Lebih lanjut, Gubsu Edy Rahmayadi memastikan Kepulauan Nias akan memiliki Laboratoriaum Polymerase Chain Reaction (Lab PCR) sendiri. Lab PCR ini akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli yang merupakan RS Rujukan Covid-19.

Edy memastikan Lab PCR tersebut akan dikirim secepatnya ke Gunungsitoli untuk mempercepat pendeteksian Covid-19 di Nias. Dengan begitu, harapannya terkait penyebaran Covid-19 di Kepulauan Nias bisa lebih cepat ditangani dan masyarakat memiliki kepastian status.

“Selama ini untuk menguji sampel swab harus dikirim ke Medan. Ini membutuhkan waktu yang lama dan sekarang alat tranportasi ke sini sudah terbatas. Jadi kita akan buat Lab PCR di rumah sakit ini sehingga ada kepastian untuk masyarakat kita. Mereka tidak perlu menunggu lama untuk hasilnya,” kata Edy Rahmayadi, Senin (21/9).

Selama ini untuk mendeteksi Covid-19, RSUD Gunungsitoli masih menggunakan metode Test Cepat Molekular (TCM). Namun catridge untuk TCM telah habis di Nias. Untuk melanjutkan upaya pelacakan kasus dan mengetes masyarakat, Edy Rahmayadi menyiapkan 2.850 Rapid Test Antigen.

“Paling lambat Lab PCR akan sampai ke sini besok. Bila bisa dikirim hari ini, kita kirim hari ini. Sementara sebelum itu datang, di instalasi kita siapkan Rapid Test Antigen yang keakuratannya sekitar 70%,” terang Edy yang di dampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah.

Selain melihat kesiapan Lab yang baru saja dibangun di RSUD Gunungsitoli, Edy juga melihat simulasi penanganan pasien Covid-19 di Nias. Simulasi ini menunjukkan bagaimana pasien yang dicurigai terpapar Covid-19 masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) khusus Covid-19 hingga ke tempat perawatan.

Berdasarkan pantauan Gubernur Sumut, tenaga medis di RSUD Gunungsitoli sudah baik. Begitu juga fasilitas yang disiapkan untuk pasien Covid-19. Edy berpesan agar fasilitas ini semua bisa digunakan semua masyarakat Kepulauan Nias.

“Secara umum RSUD ini sudah baik untuk penanganan Covid-19. SDM-nya juga, setelah kita mendatangkan tenaga medis dari Medan, sudah cukup. Tetapi pesan saya, ini satu-satunya RS Rujukan di Nias. Jadi jangan pilih-pilih pasien. Dari manapun di Nias ini, harus diterima dan dilayani,” tambahnya.

Menurut keterangan Tim Lab Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut R Lia Kusumwati, Lab PCR yang akan ditempatkan di RSUD Gunungsitoli memiliki kapasitas pengujian mencapai 188-192 sampel per hari.

“Sekali beroperasi, Lab PCR ini mampu menguji 96 sampel dengan kontrol negatif dan positif. Dalam satu hari Lab ini memungkinkan untuk dioperasikan dua kali. Jadi satu hari kita bisa menguji sekitar 192 sampel,” kata Lia, yang juga merupakan Ketua Departemen Mikrobiologi FK USU.

Direktur RSUD Gunungsitoli Julianus Dawolo mengatakan dengan bantuan dokter dan tenaga medis yang diutus GTPP Covid-19 Sumut, SDM di RS yang dipimpinnya siap untuk menangani pasien Covid-19. Dia berharap dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medis seperti ini Covid-19 di Kepulauan Nias cepat teratasi.

“GTPP Covid-19 Sumut menurunkan dua dokter ahlinya serta tenaga medis lainnya. Kita sangat terbantu. Mudah-mudahan Covid-19 di Nias segera berakhir. Kami bisa beraktivitas normal lagi,” kata Julianus. (rel/prn/adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/