PM: Abang kerja apa di Gurukinayan? Apakah berladang?
Joni: Saya disuruh warga keliling kampung. Banyak ladang tapi mereka keberatan. Tapi saya bingung menjelaskan ini. Karena ga ada fakta. Daerah Gurukinayan itu kan bagian Internasional. Ditetapkan desa seperti galian setoran kehidupan. Tapi saya ga punya buku hukum tentang itu.
PM: Dimana keluarga abang sekarang?
Joni: Bingung saya bilangnya. Sulit mengatakannya. Istri saya namanya Ento. Tapi udah ke Rahmatulloh. Dulu keluarga saya orang Thailand. Saya ini ga ada yang urus. Gaib-gaib aja. Kayak pengurus kuburan. Data kuburan di Gurukinayan ada itu. Tempatnya ke Kabanjahe terus ke Kecamatan Payung, dari tiga pancur jaraknya sekitar 10 kilometer lah.
PM: Tahu Gunung Sinabung?
Joni: Tahu. Gunung Sinabung itu berkat. Dia banyak memberi kehidupan di sekitarnya.
PM: Gunung Sinabung meletus lagi ya bang?
Joni: Sudah wajar meletus. Kalau ga meletus, nanti bisa meledak. Itu akibat penumpukan mineral dan mengeluarkan uap bumi.
PM: Abang sedih dengan meletusnya Gunung Sinabung?
Joni: Saya ga sedih. Banyak berkatnya kepada tetangga sekitar. Warga kurang bisa menghadapi gunung besar.
PM: Bagaimana suasana saat meletusnya Gunung Sinabung dan abang dimana waktu itu?
Joni: Mulai gempar di Desa Gurukinayan pas meletus. Yang lain panik. Ada yang anaknya, ibunya ketinggalan. Saya ya tidur aja.
PM: Abang kenapa ada di tempat ini?
Joni: Ini bisa dikatakan tempat karantina atau tempat pengobatan syaraf. Saya lebih suka di Gurukinayan. Di sana kan ada produksi obat ala Sumatera. Saya lebih enak Gunung Sinabung. Bisa dikatakan karantina atau pengobatan syaraf. Tapi bingung saya awalnya diajak tentara itu katanya ke Simpang Payung tapi kok malah kemari.