29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Gunakan Bibit Unggul, Penuhi Target 10 Juta Ton Produksi Padi

Dari Kunjungan Kerja Plt Gubsu ke PT Sang Hyang Seri Tanjung Morawa

TANJUNG MORAWA- Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi gabah petani, diharapkan untuk menggunakan benih padi unggul dan bermutu. Hal itu dikemukakan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho saat  kunjungan kerja ke PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional (KR) IV, Jalan Medan – Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Kamis (23/2).

Hal tersebut menurutnya, tidak saja menguntungkan petani namun juga penting dalam mewujudkan target surplus beras pemerintah pusat sebanyak 10 juta ton pada tahun 2014.

“Kalau produktivitas dan produksi padi meningkat, maka target produksi beras kita sebagaimana ditetapkan pemerintah pusat untuk Sumut sebesar 10 juta ton pada 2014 bisa terwujud,” kata Gatot kepada wartawan.

Menurut Gatot, pencapaian target produksi 10 juta ton hanya bisa dicapai bila sarana produksi tanaman (saprotan) seperti benih dan pupuk, terpenuhi dengan baik. Begitu juga dengan teknologi atau penanganan sistem pertaniannya harus benar-benar diperhatikan.

“Karena perawatan dari penggunaan benih unggul berbeda dengan benih biasa, sehingga harus diperhatikan mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga penataan air. Kalau penangannya sudah baik, maka hasil yang diperoleh jauh lebih baik. Potensi benih unggul antara 7-8 ton per hektar bahkan bisa lebih,” kata Gatot.

Dari kunjungan tersebut, Gatot memperoleh masukan, PT SHS selaku produsen benih unggul milik BUMN, untuk tahun ini memproduksi benih padi unggul sebanyak 15 ribu ton. Sementara kebutuhan benih padi Sumut mencapai 20 ribu ton.

“Ada selisih antara produksi dengan kebutuhan dan itu menandakan bahwa masih terbuka peluang bagi pengusaha untuk menjalin kemitraan dengan PT SHS KR IV dalam memproduksi benih unggul. Peluang ini jangan disia-siakan,” kata Gatot.

GM PT SHS KR IV M Yedi Firmanto mengatakan, produksi benih padi sebanyak 15 ribu ton tersebut merupakan benih padi non hibrida, sementara benih padi hibrida yang mereka produksi untuk tahun ini sebanyak 1.500 ton. Kemudian, benih jagung komposit sekitar 1.000 ton, benih kedelai sekitar 3 ribu ton dan benih jagung hibrida  sekitar 2 ribu ton.

“Inilah total benih yang diproduksi PT Sang Hyang Seri Kantor Regional IV di tahun 2012 ini. Dari pengalamaman sebelumnya, kebutuhan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan benih bagi petani yang berada di wilayah kerja kami yang meliputi, Sumut, Aceh, Riau dan Sumatera Barat,” jelas Yedi.
Yedi juga menyayangkan rendahnya penggunaan benih unggul di kalangan petani, yakni rata-rata berkisar antara 35-45 persen. Ini disebabkan oleh daya beli petani yang masih rendah serta rendahnya pemahaman petani akan pentingnya teknologi pertanian yang salah satunya adalah penggunaan benih unggul.

“Petani kita masih suka menggunakan benih dari tanaman padi yang sudah dipanennya. Padahal, untuk benih hibrida penggunaan benihnya hanya untuk sekali tanam saja. Kalau masih tetap dipakai hasilnya justru akan menurun. Inilah kelemahan di petani kita,” kata Yedi.

Sementara, Manager Cabang Deliserdang Tikwan Siregar menambahkan, dari total produksi benih yang dihasilkan PT SHS KR IV tersebut, cabang Deliserdang menyumbangkan sekitar 4 ribu ton benih padi, sekitar 7 ratus ton benih kedelai, 100 ton benih jagung hibrida dan 100 ton benih jagung komposit.  “Untuk kekurangan benih jagung akan disuplai dari kantor regional lain atau dari outsourcing,” jelasnya.

Untuk harga benih padi, menurut Tikwan, Rp8 ribu per kg dan harga ini belum mengalami kenaikan sejak tahun 2011.
“Kalau varietas benih padi yang kita hasilkan ada ciherang, mekonga, cibogo, situbagendit, inpari 4 dan inpari 13,” ujarnya.(ari)

Dari Kunjungan Kerja Plt Gubsu ke PT Sang Hyang Seri Tanjung Morawa

TANJUNG MORAWA- Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi gabah petani, diharapkan untuk menggunakan benih padi unggul dan bermutu. Hal itu dikemukakan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho saat  kunjungan kerja ke PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional (KR) IV, Jalan Medan – Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Kamis (23/2).

Hal tersebut menurutnya, tidak saja menguntungkan petani namun juga penting dalam mewujudkan target surplus beras pemerintah pusat sebanyak 10 juta ton pada tahun 2014.

“Kalau produktivitas dan produksi padi meningkat, maka target produksi beras kita sebagaimana ditetapkan pemerintah pusat untuk Sumut sebesar 10 juta ton pada 2014 bisa terwujud,” kata Gatot kepada wartawan.

Menurut Gatot, pencapaian target produksi 10 juta ton hanya bisa dicapai bila sarana produksi tanaman (saprotan) seperti benih dan pupuk, terpenuhi dengan baik. Begitu juga dengan teknologi atau penanganan sistem pertaniannya harus benar-benar diperhatikan.

“Karena perawatan dari penggunaan benih unggul berbeda dengan benih biasa, sehingga harus diperhatikan mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga penataan air. Kalau penangannya sudah baik, maka hasil yang diperoleh jauh lebih baik. Potensi benih unggul antara 7-8 ton per hektar bahkan bisa lebih,” kata Gatot.

Dari kunjungan tersebut, Gatot memperoleh masukan, PT SHS selaku produsen benih unggul milik BUMN, untuk tahun ini memproduksi benih padi unggul sebanyak 15 ribu ton. Sementara kebutuhan benih padi Sumut mencapai 20 ribu ton.

“Ada selisih antara produksi dengan kebutuhan dan itu menandakan bahwa masih terbuka peluang bagi pengusaha untuk menjalin kemitraan dengan PT SHS KR IV dalam memproduksi benih unggul. Peluang ini jangan disia-siakan,” kata Gatot.

GM PT SHS KR IV M Yedi Firmanto mengatakan, produksi benih padi sebanyak 15 ribu ton tersebut merupakan benih padi non hibrida, sementara benih padi hibrida yang mereka produksi untuk tahun ini sebanyak 1.500 ton. Kemudian, benih jagung komposit sekitar 1.000 ton, benih kedelai sekitar 3 ribu ton dan benih jagung hibrida  sekitar 2 ribu ton.

“Inilah total benih yang diproduksi PT Sang Hyang Seri Kantor Regional IV di tahun 2012 ini. Dari pengalamaman sebelumnya, kebutuhan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan benih bagi petani yang berada di wilayah kerja kami yang meliputi, Sumut, Aceh, Riau dan Sumatera Barat,” jelas Yedi.
Yedi juga menyayangkan rendahnya penggunaan benih unggul di kalangan petani, yakni rata-rata berkisar antara 35-45 persen. Ini disebabkan oleh daya beli petani yang masih rendah serta rendahnya pemahaman petani akan pentingnya teknologi pertanian yang salah satunya adalah penggunaan benih unggul.

“Petani kita masih suka menggunakan benih dari tanaman padi yang sudah dipanennya. Padahal, untuk benih hibrida penggunaan benihnya hanya untuk sekali tanam saja. Kalau masih tetap dipakai hasilnya justru akan menurun. Inilah kelemahan di petani kita,” kata Yedi.

Sementara, Manager Cabang Deliserdang Tikwan Siregar menambahkan, dari total produksi benih yang dihasilkan PT SHS KR IV tersebut, cabang Deliserdang menyumbangkan sekitar 4 ribu ton benih padi, sekitar 7 ratus ton benih kedelai, 100 ton benih jagung hibrida dan 100 ton benih jagung komposit.  “Untuk kekurangan benih jagung akan disuplai dari kantor regional lain atau dari outsourcing,” jelasnya.

Untuk harga benih padi, menurut Tikwan, Rp8 ribu per kg dan harga ini belum mengalami kenaikan sejak tahun 2011.
“Kalau varietas benih padi yang kita hasilkan ada ciherang, mekonga, cibogo, situbagendit, inpari 4 dan inpari 13,” ujarnya.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/