26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Polresta dan Satgas Pangan Deliserdang Sidak Stok Minyak Goreng

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sat Reskrim Polresta Deliserdang bersama Satgas Pangan Kabupaten Deliserdang, melakukan pengecekan stok minyak goreng, Senin (21/2) lalu.

Satgas Pangan diwakili Juangi K Zebua, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Deliserdang, bersama Kanit Ekonomi Polresta Deliserdang Iptu Samsul Bahri, Kasubnit Ipda Eddy JJ Manlu, Ipda Richy Sembiring dan personel, pertama kali melaksanakan pengecekan stok minyak goreng pada distributor PT Alama Jaya Wira Sentosa di Kecamatan Tanjungmorawa.

Kepala Bagian Distribusi PT Alama Jaya Wira Sentosa, Lisbet Sitanggang mengatakan, minyak goreng 18 liter dijual kepada pelaku usaha, sepeti UMKM, restoran, dan kantin, bukan ke konsumen langsung.

“Perusahaan menunggu barang dari produsen. Hanya beberapa hari kosong stok minyak goreng. Untuk harga ada perubahan. Terakhir awal Februari 2022 harga minyak goreng (Bimoli) dijual Rp13.300 ke outlet, sedangkan harga dari produsen Rp13 ribu. Jika UMKM butuh minyak goreng, pesannya bisa lewat telepon, lalu pihak perusahaan mengantar ke pelaku usaha atau pelaku UMKM. Yang bisa membeli adalah yang memiliki member. Ada stok 200 jeriken, masing-masing berisi 18 liter,” ungkap Lisbet.

Selain itu, Satgas Pangan Kabupaten Deliserdang juga mengecek ketersediaan minyak goreng di PT Palmyra Prima Nabati di Kim Star, Kecamatan Tanjungmorawa. Direktur PT Palmyra Prima Nabati, Ramarau menjelaskan, perusahaannya baru 9 hari beroperasi setelah tutup hampir 10 bulan, karena harga minyak goreng mahal.

“Kami beli minyak goreng, lalu dipacking untuk dijual. Ada stok 700 kotak, per kotak berisi 6 packing, masing-masinh packing berisi 2 liter, dan itupun langsung dijual ke distributor,” tuturnya.

Sedangkan Konsultan Pajak, Rafael menuturkan, minyak goreng dijual ke distributor seharga Rp13.000. Pihaknya membeli minyak goreng curah jadi dari Permata Hijau, lalu dikemas, karena perusahaan yang memiliki merek.

“Kami tidak melayani langsung ke konsumen, harus melalui agen atau distributor. Untuk wilayah Deliserdang, ada beberapa distributor di Sei Rotan. Di Brayan ada PT Salim Bola Mas, dan gudang milik PT Jayatama Semesta Perkasa, serta PT Agro Semesta Perkasa,” paparnya.

Sementara itu, Kanit Ekonomi Polresta Deliserdang, Iptu Samsul Bahri mengatakan, tidak ada penindakan dalam gelaran ini, mereka hanya mengecek stok minyak goreng untuk mengetahui apakah ada penimbunan atau tidak. “Kami tidak menemukan adanya penimbunan minyak goreng,” pungkasnya. (btr/saz)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sat Reskrim Polresta Deliserdang bersama Satgas Pangan Kabupaten Deliserdang, melakukan pengecekan stok minyak goreng, Senin (21/2) lalu.

Satgas Pangan diwakili Juangi K Zebua, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Deliserdang, bersama Kanit Ekonomi Polresta Deliserdang Iptu Samsul Bahri, Kasubnit Ipda Eddy JJ Manlu, Ipda Richy Sembiring dan personel, pertama kali melaksanakan pengecekan stok minyak goreng pada distributor PT Alama Jaya Wira Sentosa di Kecamatan Tanjungmorawa.

Kepala Bagian Distribusi PT Alama Jaya Wira Sentosa, Lisbet Sitanggang mengatakan, minyak goreng 18 liter dijual kepada pelaku usaha, sepeti UMKM, restoran, dan kantin, bukan ke konsumen langsung.

“Perusahaan menunggu barang dari produsen. Hanya beberapa hari kosong stok minyak goreng. Untuk harga ada perubahan. Terakhir awal Februari 2022 harga minyak goreng (Bimoli) dijual Rp13.300 ke outlet, sedangkan harga dari produsen Rp13 ribu. Jika UMKM butuh minyak goreng, pesannya bisa lewat telepon, lalu pihak perusahaan mengantar ke pelaku usaha atau pelaku UMKM. Yang bisa membeli adalah yang memiliki member. Ada stok 200 jeriken, masing-masing berisi 18 liter,” ungkap Lisbet.

Selain itu, Satgas Pangan Kabupaten Deliserdang juga mengecek ketersediaan minyak goreng di PT Palmyra Prima Nabati di Kim Star, Kecamatan Tanjungmorawa. Direktur PT Palmyra Prima Nabati, Ramarau menjelaskan, perusahaannya baru 9 hari beroperasi setelah tutup hampir 10 bulan, karena harga minyak goreng mahal.

“Kami beli minyak goreng, lalu dipacking untuk dijual. Ada stok 700 kotak, per kotak berisi 6 packing, masing-masinh packing berisi 2 liter, dan itupun langsung dijual ke distributor,” tuturnya.

Sedangkan Konsultan Pajak, Rafael menuturkan, minyak goreng dijual ke distributor seharga Rp13.000. Pihaknya membeli minyak goreng curah jadi dari Permata Hijau, lalu dikemas, karena perusahaan yang memiliki merek.

“Kami tidak melayani langsung ke konsumen, harus melalui agen atau distributor. Untuk wilayah Deliserdang, ada beberapa distributor di Sei Rotan. Di Brayan ada PT Salim Bola Mas, dan gudang milik PT Jayatama Semesta Perkasa, serta PT Agro Semesta Perkasa,” paparnya.

Sementara itu, Kanit Ekonomi Polresta Deliserdang, Iptu Samsul Bahri mengatakan, tidak ada penindakan dalam gelaran ini, mereka hanya mengecek stok minyak goreng untuk mengetahui apakah ada penimbunan atau tidak. “Kami tidak menemukan adanya penimbunan minyak goreng,” pungkasnya. (btr/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/