30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Wow… Hasil Penelitian SMA DEL Laguboti Dibawa ke Luar Angkasa

Foto: Facebook Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.
Foto: Facebook
Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua hasil eksperimen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia diluncurkan dengan roket Atlas 5 ke stasiun luar angkasa oleh NASA dari Cape Canaveral, Florida, pada Rabu (23/3) pukul 10.05 WIB.

Dua eksperimen tersebut adalah tentang pertumbuhan ragi oleh siswa SMA Unggulan Del di Laguboti, Sumatera Utara, dan pertumbuhan padi oleh siswa SMA di Jakarta dan Bandung.

Ketua tim engineering dari SMA Unggul Del, Gilbert Nadapdap menjelaskan cara kerja penelitian tersebut dalam kesempatan teleconference bersama Mendikbud Anies Baswedan di kantor Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (23/3). Ia mengatakan bahwa dalam robot penelitian itu ada sebuah tabung (chamber).

“Tim mekanik misalnya membutuhkan glukosanya, ragi dan wadahnya. Tugas kita membuat robot penelitian (chamber) ini di luar angkasa. Penelitian ini dalam robotnya panjangnya tuh sekitar 15 cm dan lebarnya 3 dan tingginya 5 cm,” kata Gilbert.  Ragi yang akan diteliti itu disimpan dalam tabung (chamber). Para siswa SMA kemudian mengusahakan agar ada cahaya untuk fermentasi ragi.

“Untuk fermentasinya, butuh cahaya jadi kita butuh LED dan glukosa di dalamnya ada pompa. Kesulitannya itu pengadaan pompa dan alat-alatnya susah di cari. Barang-barangnya misal seperti pompa harus impor dari Jerman, malah mahalan biaya kirimnya,” kata Gilbert.

“Chamber terhubung dengan nutrisi ragi. Nanti diprogram pada hari keempat nutrisi akan masuk ke dalam ragi,” kata salah satu guru SMA Unggul Del, Elin Bawekes terpisah.

Data-data penelitian dari luar angkasa itu tetap bisa dikontrol dari bumi. “Nanti modul itu ada power dan usb port (mirip port flashdisk) akan dihubungkan ke komputer astronot agar program jalan dan dapat mendownload data,” kata Elin.

Sementara itu, tim program bermama Gosmos Manalu menjelaskan apa yang dikontrolnya selama robot ada di luar angkasa. “Yang kami kontrol itu ada LED, lampu 3 buah, kamera setelah itu pompa. Gimana cara kerjanya selama di luar angkasa,” kata Gosmos.

Elin menjelaskan kalau pertumbuhan ragi akan diamati selama 1 minggu. Setelah itu program akan berhenti dan tim peneliti menunggu microlabnya kembali ke bumi pada bulan Mei untuk dianalisis kadar alkoholnya. “Tujuannya melakukan penelitian pada alkohol yang bisa dipakai sebagai sumber energi atau anti bakteri atau antiseptik,” kata konseptor penelitian, Rudini Silitonga.

Menurut Elin, pada bulan November, hasil penelitian ini akan dipublikasikan di Washington DC. Elin menjelaskan kalau sekolahnya mengikuti seleksi yang dilakukan di Valley Christian Highschool. SMA Valley itu bekerjasama dengan perusahaan Nanoracks untuk menerbangkan project ke antariksa lewat roket NASA.

“Ada 6 modul diterbangkan dengan 22 microlab. 1 modul 4 microlab. Di dalam microlab ada chamber (tabung), jadi ada 22 kelompok penelitian yang ikut dalam project ini. 22 peserta itu ada yang dari negara US, Finland, dan Indonesia,” tutupnya.

Foto: Facebook Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.
Foto: Facebook
Dua siswa SMA Unggul Del Tobasa, Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu, yang terpilih mengikuti seleksi NASA di San Jose, Amerika Serikat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua hasil eksperimen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia diluncurkan dengan roket Atlas 5 ke stasiun luar angkasa oleh NASA dari Cape Canaveral, Florida, pada Rabu (23/3) pukul 10.05 WIB.

Dua eksperimen tersebut adalah tentang pertumbuhan ragi oleh siswa SMA Unggulan Del di Laguboti, Sumatera Utara, dan pertumbuhan padi oleh siswa SMA di Jakarta dan Bandung.

Ketua tim engineering dari SMA Unggul Del, Gilbert Nadapdap menjelaskan cara kerja penelitian tersebut dalam kesempatan teleconference bersama Mendikbud Anies Baswedan di kantor Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (23/3). Ia mengatakan bahwa dalam robot penelitian itu ada sebuah tabung (chamber).

“Tim mekanik misalnya membutuhkan glukosanya, ragi dan wadahnya. Tugas kita membuat robot penelitian (chamber) ini di luar angkasa. Penelitian ini dalam robotnya panjangnya tuh sekitar 15 cm dan lebarnya 3 dan tingginya 5 cm,” kata Gilbert.  Ragi yang akan diteliti itu disimpan dalam tabung (chamber). Para siswa SMA kemudian mengusahakan agar ada cahaya untuk fermentasi ragi.

“Untuk fermentasinya, butuh cahaya jadi kita butuh LED dan glukosa di dalamnya ada pompa. Kesulitannya itu pengadaan pompa dan alat-alatnya susah di cari. Barang-barangnya misal seperti pompa harus impor dari Jerman, malah mahalan biaya kirimnya,” kata Gilbert.

“Chamber terhubung dengan nutrisi ragi. Nanti diprogram pada hari keempat nutrisi akan masuk ke dalam ragi,” kata salah satu guru SMA Unggul Del, Elin Bawekes terpisah.

Data-data penelitian dari luar angkasa itu tetap bisa dikontrol dari bumi. “Nanti modul itu ada power dan usb port (mirip port flashdisk) akan dihubungkan ke komputer astronot agar program jalan dan dapat mendownload data,” kata Elin.

Sementara itu, tim program bermama Gosmos Manalu menjelaskan apa yang dikontrolnya selama robot ada di luar angkasa. “Yang kami kontrol itu ada LED, lampu 3 buah, kamera setelah itu pompa. Gimana cara kerjanya selama di luar angkasa,” kata Gosmos.

Elin menjelaskan kalau pertumbuhan ragi akan diamati selama 1 minggu. Setelah itu program akan berhenti dan tim peneliti menunggu microlabnya kembali ke bumi pada bulan Mei untuk dianalisis kadar alkoholnya. “Tujuannya melakukan penelitian pada alkohol yang bisa dipakai sebagai sumber energi atau anti bakteri atau antiseptik,” kata konseptor penelitian, Rudini Silitonga.

Menurut Elin, pada bulan November, hasil penelitian ini akan dipublikasikan di Washington DC. Elin menjelaskan kalau sekolahnya mengikuti seleksi yang dilakukan di Valley Christian Highschool. SMA Valley itu bekerjasama dengan perusahaan Nanoracks untuk menerbangkan project ke antariksa lewat roket NASA.

“Ada 6 modul diterbangkan dengan 22 microlab. 1 modul 4 microlab. Di dalam microlab ada chamber (tabung), jadi ada 22 kelompok penelitian yang ikut dalam project ini. 22 peserta itu ada yang dari negara US, Finland, dan Indonesia,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/