30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gelar Apel Pasukan Cegah Kebakaran Hutan, Kapoldasu: Hotspot di Sumut Berkurang 89 Titik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggelar apel pasukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang ada di Sumatera Utara. Pelaksanaan apel ini dihadiri beberapa perwakilan dari instansi terkait, yakni Kodam I/BB dan jajaran, Basarnas, BPBD, Pemprovsu, serta PJU Polda Sumut, Selasa (23/3).

CEK PERALATAN: Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Dadang Hartanto didampingi perwakilan Kodam I/BB mengecek peralatan yang digunakan untuk antisipasi kebakaran hutan, Selasa (23/3).

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Dadang Hartanto membacakan amanat Kapoldasu, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengatakan Sumatera Utara memiliki daratan seluas 7,2 hektare dengan hutan seluas 3,7 juta hektare dan lahan gambut seluas 261 hektare.

“Di Sumut juga memiliki potensi dalam menyimpan karbon yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu, Palas, Paluta, Madina, Dairi, dan Asahan,” katanya.

Dadang mengungkapkan, sebagian kebakaran hutan yang terjadi selain faktor alam dikarenakan faktor manusia baik disengaja maupun karena motif ekonomi. Seperti melakukan pembukaan lahan atau karena kelalaian.

“Sejak 2015 kebakaran hutan menjadi perhatian Presiden Joko Widodo yang selalu memberikan arahan khusus dalam penanganan karhutla,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pada 2020, kebakaran hutan sudah semakin terkoordinasi dimana jumlah kebakaran hutan mengalami penurunan dan tidak menimbulkan polusi udara lintas batas negara.

“Kita patut bersyukur pada 2020 telah terjadi penurunan jumlah 89 titik hotspot di Sumut dikarenakan banyaknya curah hujan. Di mana pada 2019 terdapat 120 titik hotspot,” tuturnya, sembari menambahkan titik hotspot terdapat di Kabupaten Tapteng, Tapsel, Madina, Taput, dan Palas.

Dikatakannya, Polda Sumut telah mengambil langkah-langkah strategis dalam hal penanganan karhutla. Pihaknya telah memprioritaskan upaya pencegahan karhutla melalui konsolidasi dan koordinasi antara TNI, Pemda se tempat, BMKG, dengan menerapkan kemajuan teknologi seperti modifikasi cuaca.

“Kita juga mengoptimalkan Satgas terpadu mendirikan poskotis lapangan serta mengadakan pelatihan dan apel bersama dengan masyarakat yang peduli api dan penindakan hukum. Mari kita berikan edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat dan perusahaan dengan menekankan korporasi untuk wajib mematuhi regulasi terkait kebakaran hutan di Sumut,” terangnya.

Usai menyampaikan amanat itu, Dadang bersama pejabat yang hadir dalam pelaksanaan apel gabungan melakukan pengecekan kesiapan personel dan sejumlat alat mengantisipasi kebakaran hutan. (mag-1)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggelar apel pasukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang ada di Sumatera Utara. Pelaksanaan apel ini dihadiri beberapa perwakilan dari instansi terkait, yakni Kodam I/BB dan jajaran, Basarnas, BPBD, Pemprovsu, serta PJU Polda Sumut, Selasa (23/3).

CEK PERALATAN: Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Dadang Hartanto didampingi perwakilan Kodam I/BB mengecek peralatan yang digunakan untuk antisipasi kebakaran hutan, Selasa (23/3).

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Dadang Hartanto membacakan amanat Kapoldasu, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengatakan Sumatera Utara memiliki daratan seluas 7,2 hektare dengan hutan seluas 3,7 juta hektare dan lahan gambut seluas 261 hektare.

“Di Sumut juga memiliki potensi dalam menyimpan karbon yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu, Palas, Paluta, Madina, Dairi, dan Asahan,” katanya.

Dadang mengungkapkan, sebagian kebakaran hutan yang terjadi selain faktor alam dikarenakan faktor manusia baik disengaja maupun karena motif ekonomi. Seperti melakukan pembukaan lahan atau karena kelalaian.

“Sejak 2015 kebakaran hutan menjadi perhatian Presiden Joko Widodo yang selalu memberikan arahan khusus dalam penanganan karhutla,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pada 2020, kebakaran hutan sudah semakin terkoordinasi dimana jumlah kebakaran hutan mengalami penurunan dan tidak menimbulkan polusi udara lintas batas negara.

“Kita patut bersyukur pada 2020 telah terjadi penurunan jumlah 89 titik hotspot di Sumut dikarenakan banyaknya curah hujan. Di mana pada 2019 terdapat 120 titik hotspot,” tuturnya, sembari menambahkan titik hotspot terdapat di Kabupaten Tapteng, Tapsel, Madina, Taput, dan Palas.

Dikatakannya, Polda Sumut telah mengambil langkah-langkah strategis dalam hal penanganan karhutla. Pihaknya telah memprioritaskan upaya pencegahan karhutla melalui konsolidasi dan koordinasi antara TNI, Pemda se tempat, BMKG, dengan menerapkan kemajuan teknologi seperti modifikasi cuaca.

“Kita juga mengoptimalkan Satgas terpadu mendirikan poskotis lapangan serta mengadakan pelatihan dan apel bersama dengan masyarakat yang peduli api dan penindakan hukum. Mari kita berikan edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat dan perusahaan dengan menekankan korporasi untuk wajib mematuhi regulasi terkait kebakaran hutan di Sumut,” terangnya.

Usai menyampaikan amanat itu, Dadang bersama pejabat yang hadir dalam pelaksanaan apel gabungan melakukan pengecekan kesiapan personel dan sejumlat alat mengantisipasi kebakaran hutan. (mag-1)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/