30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Doakan Hasil Panen Melimpah, Masyarakat Silalahi Gelar Ritual Hahomion

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat, Raja Bius, Raja Turpuk, dan tokoh masyarakat kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, menggelar ritual Adat Hahomion dengan tema ‘Martua Omaoma Pagabe Taon.’ Kegiatan ini digelar di kompleks Tugu Silalahi, Desa Silalahi 3, Selasa (22/3).

Kegiatan dihadiri Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Rahmatsyah Munthe.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Aryanto Tinambunan melalui Kepala Bidang (Kabid) Komunikasi Informasi Publik, Iswan Togatorop, Rabu (23/3) mengatakan, kegiatan Hahomion dengan tema ‘Martua Omaoma Pagabe Taon,’ ini diselenggarakan masyarakat, Raja Bius, RajanTurpuk sebagai ritual yang bertujuan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar hasil panen pertanian melimpah.

Selain ritual adat, kegiatan juga dilakukan dengan kebaktian. Lanjut Iswan, dalam kesempatan itu, Bupati Dairi, Eddy KA Berutu, mengaku bersyukur bisa mengikuti prosesi Hahomion yang kedua tahun ini.

“Sebelumnya, sebut Eddy, Hahomion kita gelar di danau, sekarang dilaksanakan dikompleks Tugu Silalahi. Eddy menegaskan, ritual Hahomion, akan kita buat menjadi agenda rutin sebagai upaya untuk menarik minat wisatawan ke kawasan Danau Toba Silalahi”, kata Eddy.

Kegiatan ini kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Pariwisata dengan Raja Turpuk di Silahisabungan.

“Ini sangat baik, ritual adat ini akan menarik wisatan ke kawasan Danau Toba Silalahi, karena Silalahi bagian dari Kaldera Toba dan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP),” sebut Eddy.

Sejalan dengan pengembangan pariwisata Silalahi, Pemkab Dairi akan terus mengupayakan agar fasilitas sarana pendukung pariwisata akan dibenahi. Akse jalan menuju Silalahi, kita upayakan diperlebar agar bus besar bisa masuk,” ujar Bupati.

Sementara itu Raja Bius, Libertus Pintu Batu mengatakan, doa dan ritual yang dilakukan masyarakat Silahisabungan, berdoa kepada Tuhan dan leluhur memohon agar hasil panen pertanian seperti bawang merah dan perikanan dari danau melimpah.

“Kita meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar hasil panen melimpah dan warga dijauhkan dari segala penyakit dan mara bahaya,” kata Libertus.

Libertus menyebut, tradisi itu sudah dilaksanakan sejak zaman dulu oleh para leluhur mereka.

Libertus mengatakan, dalam ritual Hahomion, juga dilakukan Manguras Horbo/membersihkan kerbau yang akan disembelih agar orang yang memakannya sehat. “Daging kerbau dimakan bersama dalam acara ritual. Sebagian dibagikan kepada warga melalui Raja Turpuk masing-masing,” sebut Libertus.

Hal sama disampaikan tokoh masyarakat Silahisabungan, Marsiso Sihaloho (70), Hahomion Martua Omaoma Pagabe Taon artinya, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berinteraksi dengan roh para leluhur, agar hasil panen melimpah dan dijauhkan dari marabahaya.

“Manusia terdiri dari daging dan roh, daging akan mati tetapi roh tetap hidup. Sehingga di acara ini, kita berkomunikasi dengan roh para leluhur,” ungkap Marsiso.

Hadir Camat Silahisabungan, Landong Napitu, para kepala desa di Silahisabungan, Ketua Gema Kasih, Mula Tua Sinurat, Raja Bius serta 8 Raja Turpuk dan tokoh masyarakat.(rud/azw)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat, Raja Bius, Raja Turpuk, dan tokoh masyarakat kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, menggelar ritual Adat Hahomion dengan tema ‘Martua Omaoma Pagabe Taon.’ Kegiatan ini digelar di kompleks Tugu Silalahi, Desa Silalahi 3, Selasa (22/3).

Kegiatan dihadiri Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Rahmatsyah Munthe.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Aryanto Tinambunan melalui Kepala Bidang (Kabid) Komunikasi Informasi Publik, Iswan Togatorop, Rabu (23/3) mengatakan, kegiatan Hahomion dengan tema ‘Martua Omaoma Pagabe Taon,’ ini diselenggarakan masyarakat, Raja Bius, RajanTurpuk sebagai ritual yang bertujuan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar hasil panen pertanian melimpah.

Selain ritual adat, kegiatan juga dilakukan dengan kebaktian. Lanjut Iswan, dalam kesempatan itu, Bupati Dairi, Eddy KA Berutu, mengaku bersyukur bisa mengikuti prosesi Hahomion yang kedua tahun ini.

“Sebelumnya, sebut Eddy, Hahomion kita gelar di danau, sekarang dilaksanakan dikompleks Tugu Silalahi. Eddy menegaskan, ritual Hahomion, akan kita buat menjadi agenda rutin sebagai upaya untuk menarik minat wisatawan ke kawasan Danau Toba Silalahi”, kata Eddy.

Kegiatan ini kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Pariwisata dengan Raja Turpuk di Silahisabungan.

“Ini sangat baik, ritual adat ini akan menarik wisatan ke kawasan Danau Toba Silalahi, karena Silalahi bagian dari Kaldera Toba dan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP),” sebut Eddy.

Sejalan dengan pengembangan pariwisata Silalahi, Pemkab Dairi akan terus mengupayakan agar fasilitas sarana pendukung pariwisata akan dibenahi. Akse jalan menuju Silalahi, kita upayakan diperlebar agar bus besar bisa masuk,” ujar Bupati.

Sementara itu Raja Bius, Libertus Pintu Batu mengatakan, doa dan ritual yang dilakukan masyarakat Silahisabungan, berdoa kepada Tuhan dan leluhur memohon agar hasil panen pertanian seperti bawang merah dan perikanan dari danau melimpah.

“Kita meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar hasil panen melimpah dan warga dijauhkan dari segala penyakit dan mara bahaya,” kata Libertus.

Libertus menyebut, tradisi itu sudah dilaksanakan sejak zaman dulu oleh para leluhur mereka.

Libertus mengatakan, dalam ritual Hahomion, juga dilakukan Manguras Horbo/membersihkan kerbau yang akan disembelih agar orang yang memakannya sehat. “Daging kerbau dimakan bersama dalam acara ritual. Sebagian dibagikan kepada warga melalui Raja Turpuk masing-masing,” sebut Libertus.

Hal sama disampaikan tokoh masyarakat Silahisabungan, Marsiso Sihaloho (70), Hahomion Martua Omaoma Pagabe Taon artinya, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berinteraksi dengan roh para leluhur, agar hasil panen melimpah dan dijauhkan dari marabahaya.

“Manusia terdiri dari daging dan roh, daging akan mati tetapi roh tetap hidup. Sehingga di acara ini, kita berkomunikasi dengan roh para leluhur,” ungkap Marsiso.

Hadir Camat Silahisabungan, Landong Napitu, para kepala desa di Silahisabungan, Ketua Gema Kasih, Mula Tua Sinurat, Raja Bius serta 8 Raja Turpuk dan tokoh masyarakat.(rud/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/