30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sebulan, Hutan Silalahi Terbakar 3 Kali, Dairi Terpapar Kabut Asap

TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, kembali terbakar, Senin (23/9).
Rudy Sitanggang/Sumut Pos

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Selagi terpapar kabut asap dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan) Riau, cuaca berkabut di Dairi semakin tebal akibat terbakarnya perbukitan hutan lindung di kawasan Danau Toba, tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan, Minggu (22/9) malamn

Informasi diperoleh dari Satgas Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, Janwar Silalahi, kawasan perbukitan Danau Toba yang terbakar mencapai sekitar 3 hektare.

“Kebakaran hutan di kawasan Danau Toba Silalahi dalam sebulan terakhir telah terjadi 3 kali. Pemadaman sulit dilakukan karena medannya curam dan terjal, sehingga menyulitkan petugas melakukan pengendalian. Tim hanya bisa memadamkan api dengan peralatan seadanya seperti ranting dan pompa gendong,” ucap Janwar, Senin (23/9).

Kebakaran hutan itu menambah ketebalan kabut asap di wilayah Kabupaten Dairi. Kondisi terpantau, Senin (23/9) di Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo, kabut asap menyelimuti dengan jarak pandang hanya 200 meter. Kondisi ini mengancam keselamatan pengendara.

Sejumlah warga mengeluhkan kondisi tersebut. Sahala Siregar (50) dan Parulian Naibaho (59), pengemudi angkutan umum perkotaan di Sidikalang, kepada wartawan mengatakan, kabut asap sangat mengganggu jarak pandang pengendara.

“Kabut sudah terasa sejak 2 hari terakhir. Makin lama makin tebal. Kami berharap pemerintah membagikan masker kepada masyarakat demi kesehatan. Soalnya, warga terancam kena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),” ucap keduanya.

Polres: Jangan Bakar Hutan di kawasan Danau Toba

Terkait kebakaran hutan di pebukitan Danau Toba dalam sebulan terakhir, Kepolisian Resor Dairi mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan khususnya hutan lindung, di perbukitan kawasan Danau Toba. Khususnya di Desa Silalahi serta Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

Imbauan disampaikan Kapolres Dairi AKBP Erwin Wijaya melalui Kabag Ops Kompol WH Pranggono, saat menggelar sosialisasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Silalahi belum lama ini.

“Sosialisasi yang dilakukan diikuti instansi terkait, personil Kodim 0206, serta anggota Babinsa dan masyarakat Desa Silalahi. Polres Dairi melarang warga saat membuka lahan atau semak belukar dengan cara membakar. Sebab kawasan Desa Silalahi serta Paropo dinilai sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Kasubbag Humas Polres, Ipda Donni Saleh, Senin (23/9).

Untuk menegaskan larangan itu, Polres Dairi telah memasang sejumlah spanduk imbauan melarang pembakaran hutan dan lahan, di wilayah kerjanya.

“Apabila kedapatan membakar hutan atau lahan dengan sengaja, akan dikenakan pidana penjara 15 tahun dan denda 5 Rp miliar,” kata Kompol WH Pranggono.

Kepala Dinas Kesehatan Dairi, dr Nitawati Sitohang, yang coba dimintai tanggapan mengenai kondisi udara di Dairi, tidak berhasil ditemui.(rud)

TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, kembali terbakar, Senin (23/9).
Rudy Sitanggang/Sumut Pos

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Selagi terpapar kabut asap dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan) Riau, cuaca berkabut di Dairi semakin tebal akibat terbakarnya perbukitan hutan lindung di kawasan Danau Toba, tepatnya di wilayah Rumah Tanggal Desa Silalahi 3 Kecamatan Silahisabungan, Minggu (22/9) malamn

Informasi diperoleh dari Satgas Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, Janwar Silalahi, kawasan perbukitan Danau Toba yang terbakar mencapai sekitar 3 hektare.

“Kebakaran hutan di kawasan Danau Toba Silalahi dalam sebulan terakhir telah terjadi 3 kali. Pemadaman sulit dilakukan karena medannya curam dan terjal, sehingga menyulitkan petugas melakukan pengendalian. Tim hanya bisa memadamkan api dengan peralatan seadanya seperti ranting dan pompa gendong,” ucap Janwar, Senin (23/9).

Kebakaran hutan itu menambah ketebalan kabut asap di wilayah Kabupaten Dairi. Kondisi terpantau, Senin (23/9) di Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo, kabut asap menyelimuti dengan jarak pandang hanya 200 meter. Kondisi ini mengancam keselamatan pengendara.

Sejumlah warga mengeluhkan kondisi tersebut. Sahala Siregar (50) dan Parulian Naibaho (59), pengemudi angkutan umum perkotaan di Sidikalang, kepada wartawan mengatakan, kabut asap sangat mengganggu jarak pandang pengendara.

“Kabut sudah terasa sejak 2 hari terakhir. Makin lama makin tebal. Kami berharap pemerintah membagikan masker kepada masyarakat demi kesehatan. Soalnya, warga terancam kena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),” ucap keduanya.

Polres: Jangan Bakar Hutan di kawasan Danau Toba

Terkait kebakaran hutan di pebukitan Danau Toba dalam sebulan terakhir, Kepolisian Resor Dairi mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan khususnya hutan lindung, di perbukitan kawasan Danau Toba. Khususnya di Desa Silalahi serta Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

Imbauan disampaikan Kapolres Dairi AKBP Erwin Wijaya melalui Kabag Ops Kompol WH Pranggono, saat menggelar sosialisasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Silalahi belum lama ini.

“Sosialisasi yang dilakukan diikuti instansi terkait, personil Kodim 0206, serta anggota Babinsa dan masyarakat Desa Silalahi. Polres Dairi melarang warga saat membuka lahan atau semak belukar dengan cara membakar. Sebab kawasan Desa Silalahi serta Paropo dinilai sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Kasubbag Humas Polres, Ipda Donni Saleh, Senin (23/9).

Untuk menegaskan larangan itu, Polres Dairi telah memasang sejumlah spanduk imbauan melarang pembakaran hutan dan lahan, di wilayah kerjanya.

“Apabila kedapatan membakar hutan atau lahan dengan sengaja, akan dikenakan pidana penjara 15 tahun dan denda 5 Rp miliar,” kata Kompol WH Pranggono.

Kepala Dinas Kesehatan Dairi, dr Nitawati Sitohang, yang coba dimintai tanggapan mengenai kondisi udara di Dairi, tidak berhasil ditemui.(rud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/