BINJAI, SUMUTPOS.CO – Ada-ada saja kelakuan empat wanita ini. Demi mendapatkan uang Olop-olop (saweran), mereka menyamar menjadi hula-hula (pihak keluarga) di acara adat kematian di Tanah Tinggi, Kota Binjai, Sumatera Utara, Sabtu (19/10) lalu. Aksi keempat wanita inipun akhirnya ketahuan dan membuat heboh acara adat tersebut.
Aksi keempat wanita ini sempat direkam anggota keluarga yang meninggal, lalu diunggah di media sosial. Video ini diunggah akun Facebook Vera Ameliaris Sijabat. Ia mengunggah tiga video soal peristiwa ini di akunnya dengan memberikan penjelasan soal detail peristiwa.
“Orang yang tidak di kenal datang ke acara adat opung kami. Kami sekeluarga tidak kenal dengan beliau 4 orang ini. Mereka datang untuk mendapatkan uang OLOP OLOP (bukan masalah besar kecil angka yang didalam amplop)dan mereka mengaku family kami. Bagi yang merasa kenal hati hati dengan 4 orang ini. Thanks,” tulisnya di akun facebooknya.
Dalam video, tampak ke empat orang yang membuat suasana acara tersebut heboh, sempat diarak para keluarga yang sedang beracara. Keempatnya digiring ke dalam sebuah mobil untuk diserahkan kepada yang berwajib. Mereka pun meneriaki wanita-wanita yang menyamar tersebut.
Salah seorang yang berbicara dalam video tersebut mengutarakan, karena peristiwa tersebut, acara adat kematian tersebut pun tertunda. “Gara-gara empat orang ini. Acara adat oppung (kakek/nenek) tertunda. Kalian gak malu yah datang ke acara ini. Kita orang batak lho. Gak malu yah. Ini pelakunya, satu-dua-tiga-empat. Sudah mamak-mamak lho,” ujarnya.
Melihat mereka divideokan oleh pihak keluarga yang beracara tersebut, mereka pun menjawab dengan meminta supaya jangan memvideokan mereka lagi. “Sudahlah, jangan buat malu, sesama orang Batak juganya,” ujarnya.
Mendengar hal ini wanita yang merekam video tersebut menjawab dengan mengatakan, kelakukan mereka tersebutlah yang memalukan. “Kakaknya ngapain datang ke acara yang tidak dikenal. Kalian yang buat malu,” balasnya.
Tampak dalam video, keempat wanita ini memang sangat niat melakukan penyamaran, dimana mereka mengenakan pakaian seperti bagian dari keluarga yang beracara. Mereka memakai ulos dan pakaian rapi, seperti yang biasa dipakai untuk melayat dalam acara adat kematian.
Diarak dan Diserahkan Ke Polisi
Usai diarak ke empat orang ini diserahkan ke pihak polisi. Namun tak lama kemudian, keempat orang ini pun didampingi polisi menyampaikan permohonan maaf di depan pihak keluarga yang melakukan acara adat. Ke empatnya mengaku salah dan tidak akan melakukan perbuatan yang sama.
“Kami mengaku salah kepada keluara sitanggang dan tidak akan melakukan hal seperti ini lagi,” ujar salah seorang wanita yang menyamar seraya membacakan surat pernyataanya.
Sebelum meminta maaf, mereka pun diminta memperkenalkan diri kepada khalayak ramai. Ke empatnya adalah, boru Sidauruk, boru Silaban, boru Sipayung dan boru Pasaribu.
Boru Sidauruk berasal dari Tanah Merah Binjai, boru Silaban berasal dari Amplas Medan, boru Sipayung dari Menteng Medan, dan boru Pasaribu dari Perjuangan Medan.
Ke empatnya pun mengembalikan uang olop-olop yang sempat mereka terima, seraya menyalami pihak keluarga yang beracara. Dalam pengakuannya, mereka hanya berhasil menerima uang olop-olop satu kali.
Pihak keluarga yang menggelar acara pun memaafkan keempat orang tersebut, namum meminta supaya mereka jangan mengulanginya lagi di kemudian hari. “Jangan kami lihat lagi wajah kalian hadir di acara-acara adat kami. Kami tidak akan segan-segan mempermalukan kalian,” ujar salah seorang perwakilan warga.
Polisi yang melakukan pengamaman di lokasi, IPDA TP Damanik pun melakukan pengawalan kepada keempat perempuan tersebut, supaya aman meninggalkan lokasi. Warga yang melihat pun masih ada yang menyoraki, namun beberapa warga meminta supaya ke empatnya dibekali air minum.
Video ini pun viral di media sosial dan menuai komentar pro dan kontra di kalangan netizen. Ada yang mendukung mereka diperlakukan demikian, namun adapula yang tidak terima dengan perlakuan tersebut. Netizen yang mendukung mengutarakan bahwa hal tersebut boleh dilakukan karena ke empat orang ini salah dan wajar mendapat hukuman demikian. Sedangkan yang tidak terima mengutarakan bahwa ke empat wanita ini baiknya tidak perlu dipermalukan karena sudah meminta maaf. (bbs/adz)