31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Selamat Karena Dobrak Dinding dan Naik ke Atas Bukit

Foto: New Tapanuli/JPNN Keluarga Ruslin Zebua selamat dari banjir bandang Tapteng.
Foto: New Tapanuli/JPNN
Keluarga Ruslin Zebua selamat dari banjir bandang Tapteng.

SUMUTPOS.CO – Ruslin Zebua (30) bersama istri Mislina Gea (28) dan ketujuh anaknya berhasil selamat dari musibah banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Dusun I Desa Muara Sibuntuon, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapteng, Jumat (21/11) malam.

Saat melihat air mulai masuk kedalam rumah dari bagian belakang, sontak Ruslin langsung mendobrak dinding rumah dan mengevakuasi ketujuh anaknya bersama istri ke atas bukit tepat di samping rumahnya.

“Kejadiannya begitu cepat, terlambat sedikit saja saya mendobrak dinding rumah pasti kami juga akan mejadi korban terseret derasnya aliran air sungai, “sebut Ruslin kepada New Tapanuli (grup POSMETRO MEDAN), Sabtu (22/11) seraya mengungkapkan, sebelum kejadian sekira pukul 19.00 WIB dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya sedang berada di ruang tengah hendak makan malam.

Setelah berhasil keluar rumah, sebut Ruslin, rumah semi permanen miliknya  langsung rusak akibat dihantam derasnya terjangan air sungai. Saat itu dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya langsung mendaki bukit untuk berlindung mencari tempat aman. Di bukit, mereka hanya berlindung di bawah pepohonan. Kondisi saat itu curah hujan masih cukup tinggi.

“Hanya hitungan detik, setelah kami semua keluar rumah, air sungai yang meluap langsung merusak rumah dan menyapu bersih semua isi yang ada didalamnya. Sekitar 4 jam di bukit kami hanya berlindung dibawah pohon saat itu hujan masih sangat deras,” terangnya.

Sekitar pukul 24.00 WIB Ruslin memutuskan untuk turun dari atas bukit karena kondisi ketujuh anaknya yang masi kecil-kecil mulai kedinginan.

“Karena kondisi anak-anak saya sudah kedinginan dan tidak memungkinkan untuk terus berada di atas bukit, sayapun memutuskan untuk turun. Dan berlindung di salah satu gubuk di lereng bukit, “ungkapnya.

Ruslin mengaku, saat ini dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya untuk sementara waktu tinggal bersama orangtuanya, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari lokasi tempat kejadian.

“Paginya kami menuju desa untuk mencari tempat yang aman. Istri dan ketujuh anak saya saat ini tinggal bersama orang tua, “imbuhnya.

Ruslin mengaku saat ini keluarganya masih trauma. Ruslin memutuskan tidak akan kembali lagi ke rumahnya.

“Di lokasi kejadian hanya saya, keluarga dan bersama para korban meninggal yang mendirikan rumah. Saya sudah putuskan untuk tidak lagi tinggal di sana,“ tandasnya. (ab)

Foto: New Tapanuli/JPNN Keluarga Ruslin Zebua selamat dari banjir bandang Tapteng.
Foto: New Tapanuli/JPNN
Keluarga Ruslin Zebua selamat dari banjir bandang Tapteng.

SUMUTPOS.CO – Ruslin Zebua (30) bersama istri Mislina Gea (28) dan ketujuh anaknya berhasil selamat dari musibah banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Dusun I Desa Muara Sibuntuon, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapteng, Jumat (21/11) malam.

Saat melihat air mulai masuk kedalam rumah dari bagian belakang, sontak Ruslin langsung mendobrak dinding rumah dan mengevakuasi ketujuh anaknya bersama istri ke atas bukit tepat di samping rumahnya.

“Kejadiannya begitu cepat, terlambat sedikit saja saya mendobrak dinding rumah pasti kami juga akan mejadi korban terseret derasnya aliran air sungai, “sebut Ruslin kepada New Tapanuli (grup POSMETRO MEDAN), Sabtu (22/11) seraya mengungkapkan, sebelum kejadian sekira pukul 19.00 WIB dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya sedang berada di ruang tengah hendak makan malam.

Setelah berhasil keluar rumah, sebut Ruslin, rumah semi permanen miliknya  langsung rusak akibat dihantam derasnya terjangan air sungai. Saat itu dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya langsung mendaki bukit untuk berlindung mencari tempat aman. Di bukit, mereka hanya berlindung di bawah pepohonan. Kondisi saat itu curah hujan masih cukup tinggi.

“Hanya hitungan detik, setelah kami semua keluar rumah, air sungai yang meluap langsung merusak rumah dan menyapu bersih semua isi yang ada didalamnya. Sekitar 4 jam di bukit kami hanya berlindung dibawah pohon saat itu hujan masih sangat deras,” terangnya.

Sekitar pukul 24.00 WIB Ruslin memutuskan untuk turun dari atas bukit karena kondisi ketujuh anaknya yang masi kecil-kecil mulai kedinginan.

“Karena kondisi anak-anak saya sudah kedinginan dan tidak memungkinkan untuk terus berada di atas bukit, sayapun memutuskan untuk turun. Dan berlindung di salah satu gubuk di lereng bukit, “ungkapnya.

Ruslin mengaku, saat ini dirinya bersama istri dan ketujuh anaknya untuk sementara waktu tinggal bersama orangtuanya, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari lokasi tempat kejadian.

“Paginya kami menuju desa untuk mencari tempat yang aman. Istri dan ketujuh anak saya saat ini tinggal bersama orang tua, “imbuhnya.

Ruslin mengaku saat ini keluarganya masih trauma. Ruslin memutuskan tidak akan kembali lagi ke rumahnya.

“Di lokasi kejadian hanya saya, keluarga dan bersama para korban meninggal yang mendirikan rumah. Saya sudah putuskan untuk tidak lagi tinggal di sana,“ tandasnya. (ab)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/