SOLO, SUMUTPOS.CO —PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe mendapatkan penghargaan atas transparansi dan komitmen sistem pengelolaan air terbaik dalam ajang Sustainability Reporting Award (SRA) 2017 yang diselenggarakan oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) di Hotel Lorin, Solo, pada 24 Februari 2018. Ini merupakan tahun kedua perusahaan menerima penghargaan serupa. Pada ajang SRA 2016, PT Agincourt Resources mendapatkan penghargaan atas penyampaian Laporan Keberlanjutan perdana.
Presiden Direktur PT Agincourt Resources Tim Duffy menjelaskan, penghargaan ini berhasil didapatkan perusahaan atas penerbitan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2016. Fokus pelaporan berkelanjutan Tambang Emas Martabe adalah berbagai potret dampak sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang selalu menjadi perhatian terpenting para pemangku kepentingan.
“PT Agincourt Resources selalu berkomitmen untuk menerapkan prinsip pembangunan dan operasional yang berkelanjutan. Seperti kebanyakan tambang lainnya, Tambang Emas Martabe berada dekat dengan masyarakat, aliran air, dan hutan. Dengan begitu, praktik pengelolaan berkelanjutan sangat penting untuk mempertahankan izin sosial operasional perusahaan. Selain itu, tujuan laporan keberlanjutan adalah untuk mengkomunikasikan secara konsisten, transparan, dan mudah dimengerti kepada pemangku kepentingan,” tutur Tim Duffy.
Lebih lanjut, Tim Duffy menyebutkan, seperti laporan berkelanjutan pada tahun-tahun sebelumnya, Laporan Keberlanjutan 2016 juga telah disusun sesuai dengan Pedoman Pelaporan Berkelanjutan GRI, standar pelaporan yang paling banyak dipakai di dunia. PT Agincourt Resources sendiri telah menggunakan standar pelaporan GRI sejak Laporan Berkelanjutan 2014.
Dalam Laporan Keberlanjutan 2016, khususnya sistem pengelolaan air, PT Agincourt Resources memiliki komitmen kuat untuk terus memantau kesehatan sungai melalui kerja sama dengan Tim Terpadu dan Universitas Sumatera Utara (USU). Hasil pemantauan membuktikan PT Agincourt Resources dapat mempertahankan rekor pembuangan air sisa proses tambang ke Sungai Batangtoru tanpa adanya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
“Kami meneruskan komitmen pengawasan kualitas sistem pengelolaan air di Tambang Emas Martabe pada tahun ini. Pada akhir 2017, melalui Surat Keputusan Gubernur Sumut, telah ditetapkan kembali Tim Terpadu Pemantau Kualitas Air Limbah Tambang Emas Martabe ke Sungai Batangtoru. Kami melibatkan masyarakat di sekitar tambang, dan pemerintah setempat sebagai pemangku kepentingan. Hingga saat ini, kualitas air sisa proses telah memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.202/2004,” tambah Tim Duffy.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono menyatakan, “Laporan Keberlanjutan ini juga merupakan cerminan langsung dari nilai-nilai inti perusahaan kami yakni Growth (Pertumbuhan), Respect (Penghargaan), Excellence (Keunggulan), Action (Aksi Nyata), dan Transparency (Transparansi)”.
SRA 2017 merupakan acara penghargaan ke-13 yang diselenggarakan NCSR. Pada tahun ini mengangkat tema “Towards Greater Transparency and Accountability”. Tak hanya perusahaan-perusahaan Indonesia, ajang bergengsi ini juga memberikan penghargaan kepada perusahaan di luar negeri seperti Malaysia, dan Bangladesh.
Selain pemberian penghargaan SRA 2017, dalam rangkaian acara Solo Sustainability Forum 2018 juga terdapat peluncuran Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP) dan Inaugural Member General Meeting yang dihadiri perwakilan dari berbagai negara di Asia dan beberapa talk show. (rel/mea)