SUMUTPOS.CO – Dinas Perhubungan (Dishub) Sumatera Utara (Sumut) tengah dalam sorotan. Bagaimana tidak, di tengah wabah corona yang fokus ditangani semua pihak, Dishub masih sempat membangun pengembangan VIP Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dan terminal angkutan umum di Tanah Karo.
“Di saat-saat masyarakat diterpa kesulitan akibat virus corona mewabah, Pemprovsu melalui Dishub masih sempat-sempatnya membangun VIP bandara di KNIA dan terminal di Karo. Nilainya mencapai Rp36 miliar. Ini jelas sangat menyakiti hati rakyat,” ujar Sekretaris Fraksi Nusantara DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga kepada Sumut Pos, kemarin.
Ia mengungkapkan sumber keuangan diambil dari anggaran belanja untuk membangun VIP bandara KNIA senilai Rp17 miliar dan terminal Karo tipe B senilai Rp19 miliar. Diakuinya saat ini pekerjaan tersebut sudah masuk tahap lelang. “Kita minta kedua proyek tersebut dibatalkan, karena dinilai belum sangat urgen dibanding penderitaan rakyat saat ini,” tegasnya.
Apalagi, imbuh politisi PKB, pendapatan masyarakat mulai berkurang akibat anjuran stay at home atau berdiam di rumah sehingga perlu dibantu terutama untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
“Kebijakan meminta warga diam di rumah ada konsekuensinya yakni warga tidak bisa bekerja. Jika pemerintah daerah melakukan pembangunan yang tidak terlalu urgen, berarti pemerntuah tidak peduli penderitaan rakyatnya,” ujarnya.
Zeira menambahkan, mestinya pemprov harus lebih mengutamakan skala prioritas bukan sebaliknya belanja yang tidak urgen di tengah era Covid-19. “Pemprovsu harus bisa memilah skala prioritas untuk belanja mana yang dibutuhkan. Kalau kita sama-sama ingin menuntaskan masalah penyebaran Covid-19, jangan yang tidak skala prioritas dipaksakan dikerjakan pembangunannya,” kata dia.
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Sumut, Abdul Haris Lubis yang dikonfirmasi ihwal ini mengamini bahwa rencana pembangunan tersebut tetap akan berjalan. “Pembangunan room VIP di kawasan KNIA, itu tetap dijalankan. Itu sudah diprogramkan sudah dianggarkan. Akan tetapi, itu semua tergantung dengan kebutuhan,” katanya.
Menurut dia dana untuk penanganan Covid-19 di Sumut masih disusun. Tim yang telah ditunjuk akan menyusun seberapa besar anggaran yang akan realokasi untuk penanganan virus corona. Sedangkan pembangunan room VIP, ungkap dia, sudah terprogram.
“Iya, itu sudah diprogramkan. Untuk Covid-19 diambil dari dana atau dilakukan refocusing sesuai dengan kebutuhannya, itu akan dilihat oleh tim, sedangkan program pembangunan room ini sudah berjalan sejak awal, bahkan sudah dilelangkan. Akan tetapi, kalaupun misalnya kebutuhan dana tambahan untuk penanganan Covid-19 dan jika semua anggaran dialihkan untuk penanganan corona ini, akan kita laksanakan. Sampai saat ini tim sedang melakukan perhitungan refocusing itu,” ungkap Haris.
Ia menyebut anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan room VIP KNIA senilai Rp17 miliar. “Biaya yang dikucurkan untuk proyek pembangunan room VIP di KNIA sebesar Rp17 miliar, lelangnya sedang berjalan. Untuk refocusing masih dijalankan, kita akan mengikuti keputusan tim. Pekerjaan proyek ini akan dimulai, jika uangnya sudah tersedia, dalam waktu dekat mungkin akan dilakukan,” pungkasnya. (prn/azw)