MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Sumatera Utara diimbau tidak mudik dan berpergian, sebagai bentuk partisipasi aktif penanganan Covid-19. Karena pemudik tanpa gejala dari daerah terjangkit Covid-19, berpotensi membawa virus dan menularkannya kepada keluarga di kampung halaman. Misalnya, karena kontak dengan orang tanpa gejala atau orang dengan gejala ringan, baik di terminal, stasiun, rest area atau toilet umum sepanjang perjalanan.
“Karena itu, mari memutus rantai penularan dengan cara jangan mudik dan berpergian. Pastikan kita tidak tertular dan tidak menularkan. Karena perjalanan mudik sangat tidak aman dari penularan virus corona,” ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan persnya melalui video streaming Jumat (24/4).
Bagi masyarakat Sumut yang memaksa mudik atau pulang ke kampung, maka wajib dikarantina selama 14 hari setiba di kampung halamannya. Karantina untuk melindungi kampung halaman dan keluarga di kampung halaman.
Hingga Jumat sore, jumlah pasien positif di Sumut sebanyak 120 orang, terdiri dari 102 hasil pemeriksaan swab PCR dan 18 orang rapid test.
Sedangkan pasien sembuh dari positif Covid-19 sebanyak 25 orang, dan meninggal dunia 12 orang. Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 157 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 2.176 orang.
Waspadai DBD
Aris juga menuturkan, pada masa pandemi Covid-19 ini, perlu diwaspadai ancaman demam berdarah (DBD). Sebab periode ini merupakan bulan yang secara klasik masa pancaroba terjadi peningkatan kasus DBD.
“Apabila ini terjadi bersamaan dengan infeksi Covid-19, maka angka kesakitan akan terus meningkat dan akan terlihat kecenderungan penderita Covid-19 yang meninggal adalah usia masih muda. Karena itu, waspadai demam berdarah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah. Bersama keluarga, mari menguras dan membersihkan, menutup, menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air,” tuturnya.
Aris melanjutkan, bulan ramadan di masa pandemi Covid-19, di mana umat Islam melaksanakan ibadah puasa, hendaknya dimaknai sebagai wujud ketakwaan dan keimanan serta bermanfaat bagi kesehatan.
“Untuk itu, saatnya menjalankan ibadah ramadan bersama keluarga di rumah, karena kita tidak pernah tahu siapa orang yang di luar rumah yang membawa virus. Banyak orang tanpa gangguan yang tidak bisa dibedakan dengan mata biasa. Karenanya, selalu gunakan masker jika terpaksa keluar rumah, dan batasi waktunya jika terpaksa keluar rumah. Hindari kerumunan, hindari naik kendaraan umum dengan penumpang yang penuh. Jika terpaksa membeli makanan di luar rumah, maka belilah dan makanlah di rumah. Tak lupa juga, rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun,” tandasnya.
Aris juga mengatakan, saat ini masih ada ribuan tenaga kerja Indonesia yang akan pulang ke daerah asal. Untuk itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah kabupaten/kota di Sumut untuk memantau TKI yang masuk melalui jalur resmi maupun tidak resmi.
Foto: Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut/Imam Syahputra
WABAH: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut. Aris Yudhariansyah memberikan keterangan kondisi terkini terkait wabah Covid-19 untuk wilayah Sumut, di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kantor Gubernur Sumut, Jumat (24/4).