KARO- Maraknya pertumbuhan oukup (mandi uap versi Karo) dan warung internet (warnet), di Tanah Karo khususnya di Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi beberapa tahun belakangan dikhawatirkan berdampak terhadap pergeseran etika dan norma-norma yang ada.
Selain berdampak pada ajang prostitusi terselubung, pengaruh oukup dan warnet ini juga akan merusaka tatanan kehidupan masyarakat Karo serta adat budaya.
Tak tertutup kemungkinan juga akan berimbas terhadap penularan penyakit menular seksual (PMS), khususnya HIV dan AIDS.
Dari survey lapangan Polres Karo, ditemukan sejumlah lokasi oukup yang dalam praktiknya, jauh dari izin yang dikeluarkan pemerintah. Kapolres Karo, AKBP Marcelino Sampouw mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah kejanggalan terhadap praktik oukup dan warnet.
Diantaranya, ditemukan pria dan wanita di dalam kamar/ruangan khusus, tanpa mengenakan penutup badan, dengan dalih kusuk.
Bahkan mayoritas tempat oukup hanya memiliki izin oukup, tanpa ada izin massage (kusuk). Tetapi kenyataannya, mayoritas tempat oukup disertai kusuk.
Sementara itu, di bidang usaha warnet banyak ditemui pelajar pada jam-jam belajar. Ironisnya lagi, tidak sedikit yang ditemukan berpasangan dengan menggunakan seragam sekolah di box (kotak) yang disediakan pengusaha.
Tanah Karo mengundang pengusaha oukup dan warnet untuk menyatukan persepsi dan pandangan, di Ruang Pur-pur Sage Polres Karo, Kamis (24/5). Sehingga kedepannya masyarakat khususnya generasi muda dapat terhindar dari efek negatif teknologi dan prostitusi terselubung.
“Kami harapkan, kita semua secara bersama dapat memberi perhatian luas terhadap warga masyarakat, khusunya generasi muda/pelajar. Perkembangan zaman di bidang teknologi tidak dapat kita bendung. Namun kita dapat meminimalisir pengaruh negatif peradaban zaman,” himbau Maecelino kepada sejumlah pengusaha yang hadir dalam acara sosialisasi keberadan oukup dan warnet itu.(wan)