26 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Milenial Harus Berperan dalam Pengembangan Pariwisata di Daerah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kaum milenial milenial harus mengambil peran dan panggungnya dalam mempromosikan pariwisata lokal ke negara-negara luar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi di saat ini. Hal ini terungkap dalam Web-seminar (Webinar) via Zoom yang digelar Rumah Aspirasi Indonesia (RAI) bertajuk “Menyelisik Peran Milenial terhadap Pengembangan Pariwisata” yang digelar Rabu (24/6/2020) malam.

Bertindak sebagai moderator Fahrurozi Parinduri dan menghadirkan beberapa narasumber milenial seperti Riki Hambali Tanjung (Founder Atap Kognisi), M Gigih Pane (Ketua BM MPI Medan), Tricory Indahsari (Dara Kepribadian Kota Medan 2019), dan Nazli Aulia (Ketua Imabara Medan).

Ali Nafiah Bastian Damanik selaku Ketua RAI mengatakan, akan terus mengusung milenial untuk mengambil peran dan panggungnya dan  mengupayakan selalu wadah Rumah Apirasi Indonesia yang lahir sejak 2018 lalu untuk bisa terus memberikan dampak bagi kaum muda milenial.

“Di sinilah saatnya kaum muda menjelma menjadi angan dan tangan perubahan, sekaligus tidak hanya di angan-angan, tetapi harus dikerjakan dari tangan-tangan terampil kaum muda milenial dan sanggup mempromosikan atau memperkenalkan pariwisata lokal ke negara-negara luar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini,” ujar Ali Bastian Damanik yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup.

Dara Kepribadian Kota Medan 2019, Tricory Indahsari juga mengatakan, kaum milenial jangan hanya menjadi konsumen bagi sektor pariwisata, namun generasi milenial juga bisa menjadi pemain utama dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia terkhusus di Kota Medan. “Terus berinovasi dan kreatif dalam menyusun strategi untuk meningkatkan kualitas dan mengapresiasi pariwisata lokalnya,” kata Tricory.

Hal senada juga dikatakan Riki Hambali Tanjung. Dia berharap,  anak muda sebagai agen perubahan juga harus mampu menjadi promotor dalam mengembangkan destinasi pariwisata. “Generasi milenial bukan hanya eksistensi semata atau berselfie ria dalam berpariwisata, namun juga harus memberikan edukasi terhadap wisatawan bahkan turis yang berkunjung, agar pariwisata khususnya di daerah bisa terjaga, baik itu dari lingkungan agar alamnya dan pemandangan tetap terjaga,” ujar Riki yang juga founder Atap Kognisi.

Sementara Ketua  BM MPI Kota Medan, M Gigi Pane menyarankan, kaum milenial harus dapat mengedukasikan masyarakat dalam mengelola pariwisata dengan baik dan melaksanakan penelitian di tempat lokasi wisata yang ingin dibuka, supaya lebih bermanfaat bahkan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar objek wisata.

“Kita sebagai kaum milenial haruslah mengabdikan diri, karena kita adalah pemuda yang harus ambil peran dalam pengembangan sektor wilayah wisata dan melakukan pengawasan terhadap wisata-wisata yang lain agar tetap terjaga kelestarian dan keasrian suatu cagar alamnya guna melindungi spesies flora dan faunanya,” ujar M Gigih Pane.

Dalam hal ini, Ketua Imabara Medan Nazli Aulia mengatakan, pariwisata tentu tak terlepas dari partisipasi pemuda dalam pengembangan pariwisata. Partisipasi ini menjadi titik mula dalam pengembangan pariwisata. “Dengan partisipasi semua pihak, khususnya masyarakat,  destinasi pariwisata itu terbangun dengan baik. Selain partisipasi, prinsip yang harus dijaga dalam pengembangan wisata tidak boleh hanya mengedepankan tujuan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan sosial budaya dan lingkungan,” tandas Nazli. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kaum milenial milenial harus mengambil peran dan panggungnya dalam mempromosikan pariwisata lokal ke negara-negara luar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi di saat ini. Hal ini terungkap dalam Web-seminar (Webinar) via Zoom yang digelar Rumah Aspirasi Indonesia (RAI) bertajuk “Menyelisik Peran Milenial terhadap Pengembangan Pariwisata” yang digelar Rabu (24/6/2020) malam.

Bertindak sebagai moderator Fahrurozi Parinduri dan menghadirkan beberapa narasumber milenial seperti Riki Hambali Tanjung (Founder Atap Kognisi), M Gigih Pane (Ketua BM MPI Medan), Tricory Indahsari (Dara Kepribadian Kota Medan 2019), dan Nazli Aulia (Ketua Imabara Medan).

Ali Nafiah Bastian Damanik selaku Ketua RAI mengatakan, akan terus mengusung milenial untuk mengambil peran dan panggungnya dan  mengupayakan selalu wadah Rumah Apirasi Indonesia yang lahir sejak 2018 lalu untuk bisa terus memberikan dampak bagi kaum muda milenial.

“Di sinilah saatnya kaum muda menjelma menjadi angan dan tangan perubahan, sekaligus tidak hanya di angan-angan, tetapi harus dikerjakan dari tangan-tangan terampil kaum muda milenial dan sanggup mempromosikan atau memperkenalkan pariwisata lokal ke negara-negara luar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini,” ujar Ali Bastian Damanik yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup.

Dara Kepribadian Kota Medan 2019, Tricory Indahsari juga mengatakan, kaum milenial jangan hanya menjadi konsumen bagi sektor pariwisata, namun generasi milenial juga bisa menjadi pemain utama dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia terkhusus di Kota Medan. “Terus berinovasi dan kreatif dalam menyusun strategi untuk meningkatkan kualitas dan mengapresiasi pariwisata lokalnya,” kata Tricory.

Hal senada juga dikatakan Riki Hambali Tanjung. Dia berharap,  anak muda sebagai agen perubahan juga harus mampu menjadi promotor dalam mengembangkan destinasi pariwisata. “Generasi milenial bukan hanya eksistensi semata atau berselfie ria dalam berpariwisata, namun juga harus memberikan edukasi terhadap wisatawan bahkan turis yang berkunjung, agar pariwisata khususnya di daerah bisa terjaga, baik itu dari lingkungan agar alamnya dan pemandangan tetap terjaga,” ujar Riki yang juga founder Atap Kognisi.

Sementara Ketua  BM MPI Kota Medan, M Gigi Pane menyarankan, kaum milenial harus dapat mengedukasikan masyarakat dalam mengelola pariwisata dengan baik dan melaksanakan penelitian di tempat lokasi wisata yang ingin dibuka, supaya lebih bermanfaat bahkan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar objek wisata.

“Kita sebagai kaum milenial haruslah mengabdikan diri, karena kita adalah pemuda yang harus ambil peran dalam pengembangan sektor wilayah wisata dan melakukan pengawasan terhadap wisata-wisata yang lain agar tetap terjaga kelestarian dan keasrian suatu cagar alamnya guna melindungi spesies flora dan faunanya,” ujar M Gigih Pane.

Dalam hal ini, Ketua Imabara Medan Nazli Aulia mengatakan, pariwisata tentu tak terlepas dari partisipasi pemuda dalam pengembangan pariwisata. Partisipasi ini menjadi titik mula dalam pengembangan pariwisata. “Dengan partisipasi semua pihak, khususnya masyarakat,  destinasi pariwisata itu terbangun dengan baik. Selain partisipasi, prinsip yang harus dijaga dalam pengembangan wisata tidak boleh hanya mengedepankan tujuan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan sosial budaya dan lingkungan,” tandas Nazli. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/