30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Drainase Masih Buruk, Kabanjahe dan Berastagi Sering Kebanjiran

LOKAKARYA: Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Kepala Bappeda, Ir Nasib Sianturi membuka Lokakarya Program Kotaku Tahun 2019 di Hotel Rudang Berastagi.

KARO, SUMTUPOS.CO – Masih buruknya saluran drainase menyebabkan wilayah Kabupaten Karo, terutama Kota Kabanjahe dan Berastagi kerap dilanda banjir pasca diguyur hujan. Kondisi ini terungkap saat Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Kepala Bappeda, Ir Nasib Sianturi membuka Lokakarya Program Kotaku Tahun 2019.

Lokakarya ini digelar selama dua hari, Selasa (22/10) hingga Rabu (23/10) yang dihadiri para camat, kepala desa, OPD Karo, Selasa (22/10) di Hotel Rudang Berastagi.

Dalam sambutannya, Terkelin mengatakan Lokakarya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) ini bagian dari perwujudan komitmen pemerintah untuk penanganan kawasan kumuh. Pelaksanaan program Kotaku dilaksanakan sebagai upaya untuk membangun platform kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan juga swasta dalam upaya pencegahan dan penanganan pemukiman kumuh dengan menempatkan pemerintah daerah sebagai nahkoda masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah pusat sebagai pendamping pemerintah daerah.

“Kendati demikian, program Kotaku berbasis masyarakat, dapat menjembatani dan bersinergikan komitmen dari berbagai pihak dalam mendorong dan menciptakan pemukiman yang layak,” tegasnya.

Untuk itu, dia meminta agar tahun berikutnya, program Kotaku dapat memfokuskan pada bidang drainase. “Sebab selama ini, kita tau dan terlihat disudut sudut kota, Kab Karo sering mengalami kebanjiran, akibat dari penataan drainase kurang baik,” jelas Bupati.

“Harapan saya, ke depan jadikan Lokakarya ini menjadi pemahaman strategi dan wawasan menjadi tanpa kota kumuh. Ini harus jadi persepsi kita semua jangan hanya fokus kepada yang tidak bermanfaat, tapi bermanfaatlah bagi masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu,Kepala Bappeda Ir. Nasib Sianturi menerangkan, kawasan kumuh perkotaan di wilayah Karo mencapai 133, 00 Ha yang tersebar di 9 kelurahan Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi. “Sampai 2018, Pemerintah Karo berhasil menurunkan kawasan kumuh seluas 111,59 hektare atau sekitar 83,80%,” paparnya. Pihaknya optimis dapat menurunkan 0 hektare permukiman kumuh di 2019 sebesar 21,47 hektare atau sekitar 16.20%. (deo/han)

LOKAKARYA: Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Kepala Bappeda, Ir Nasib Sianturi membuka Lokakarya Program Kotaku Tahun 2019 di Hotel Rudang Berastagi.

KARO, SUMTUPOS.CO – Masih buruknya saluran drainase menyebabkan wilayah Kabupaten Karo, terutama Kota Kabanjahe dan Berastagi kerap dilanda banjir pasca diguyur hujan. Kondisi ini terungkap saat Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Kepala Bappeda, Ir Nasib Sianturi membuka Lokakarya Program Kotaku Tahun 2019.

Lokakarya ini digelar selama dua hari, Selasa (22/10) hingga Rabu (23/10) yang dihadiri para camat, kepala desa, OPD Karo, Selasa (22/10) di Hotel Rudang Berastagi.

Dalam sambutannya, Terkelin mengatakan Lokakarya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) ini bagian dari perwujudan komitmen pemerintah untuk penanganan kawasan kumuh. Pelaksanaan program Kotaku dilaksanakan sebagai upaya untuk membangun platform kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan juga swasta dalam upaya pencegahan dan penanganan pemukiman kumuh dengan menempatkan pemerintah daerah sebagai nahkoda masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah pusat sebagai pendamping pemerintah daerah.

“Kendati demikian, program Kotaku berbasis masyarakat, dapat menjembatani dan bersinergikan komitmen dari berbagai pihak dalam mendorong dan menciptakan pemukiman yang layak,” tegasnya.

Untuk itu, dia meminta agar tahun berikutnya, program Kotaku dapat memfokuskan pada bidang drainase. “Sebab selama ini, kita tau dan terlihat disudut sudut kota, Kab Karo sering mengalami kebanjiran, akibat dari penataan drainase kurang baik,” jelas Bupati.

“Harapan saya, ke depan jadikan Lokakarya ini menjadi pemahaman strategi dan wawasan menjadi tanpa kota kumuh. Ini harus jadi persepsi kita semua jangan hanya fokus kepada yang tidak bermanfaat, tapi bermanfaatlah bagi masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu,Kepala Bappeda Ir. Nasib Sianturi menerangkan, kawasan kumuh perkotaan di wilayah Karo mencapai 133, 00 Ha yang tersebar di 9 kelurahan Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi. “Sampai 2018, Pemerintah Karo berhasil menurunkan kawasan kumuh seluas 111,59 hektare atau sekitar 83,80%,” paparnya. Pihaknya optimis dapat menurunkan 0 hektare permukiman kumuh di 2019 sebesar 21,47 hektare atau sekitar 16.20%. (deo/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/