24 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Hasil Lab Beras Sintetis di Binjai Negatif

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech mengumumkan hasil pengujian terhadap sampel yang dituding masyarakat Kota Binjai diduga beras sintetis atau plastik dinyatakan negatif.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Zuhatta Mahadi menyatakan, pihaknya sudah menerima hasil uji analisis laboratorium pada Selasa (24/10/2023).

“Ya kami sudah menerima tembusan hasil uji analisis laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech,” kata Zuhatta, Rabu (25/10/2023) pagi.

Dia menjelaskan, Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech yang berlokasi di Bogor menerima sampel beras yang dikirim penyidik Polres Binjai pada 16 Oktober 2023. Kemudian dilakukan pengujian dengan berbagai parameter hingga 23 Oktober 2023.

Adapun parameter dimaksud yakni, uji fisika terdiri dari uji hancur, uji leleh dan uji terapung. Kemudian uji profil plastik yang terdiri dari polyethyleneterephtalate (PET), polypropylene (PP), high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE).

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Pembangunan Dua Unit Kantor Kejatisu Panggil Kadis PU Asahan KISARAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Asahan, Taswir ST untuk diminta keterangannya terkait dugaan korupsi atas pembangunan dua unit kantor; Dinas Peternakan Kabupaten Asahan dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang terletak di atas tanah eks HGU PT BSP(Bakrie Sumatera Plantation) Kisaran atau di depan Pengadilan Negeri (PN) Kisaran. Panggilan Kejatisu itu berdasarkan Surat Nomor: R-266/N.2.23/Dek.3/06/2012,perihal adanya dugaan tindak pidana korupsi terhadap proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas Peternakan dan Gedung Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Asahan pada Tahun Anggaran 2011. Kadis PU Asahan Taswir dalam surat tersebut diperintahkan untuk bertemu dengan Kasi I pada Asisten Intelijen Kejati Sumut ,Zulfikar Nasution,SH .Sedang informasi yang diperoleh METRO (Group Sumut Pos), pemanggilan itu erat kaitannya dengan status tanah lokasi dididrikannya kedua bangunan kantor tersebut yang status kepemilikannya belum dalam penguasaan Pemkab Asahan. Bahkan disebut kini masalah tanah tempat kedua kantor itu didirikan sedang digugat Badan Penelitian Perjuangan Tanah untuk Rakyat (BPPR) di PN Kisaran. Soalnya, tanah lokasi kantor belum memiliki sertifikat kepemilikan sebagai asset Pemkab Asahan. “Hingga kini pertapakan kedua kantor masih status tanah Negara bebas. Artinya, Pemkab belum memiliki hak untuk mendirikan bangunan,” ujar sumber METRO. Mengenai adanya gugatan BPPTR di PN Kisaran soal lahan eks HGU PBSP dan sebagian dari lahan tersebut yang di atasnya telah dibangun dua kantor yakni Dinas Peternakan dan Satuan Polisi Pamong paraja dibenarkan Wakil Ketua BPPTR Asahan, Supriadi SL sedang dalam perkara di PN Kisaran. Dikatakannya, gugatan pihaknya sedang berlangsung di PN Kisaran. Adapun yang digugat adalah Bupati Asahan, Kadis PU Asahan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari pembangunan kedua kantor itu. Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejatisu,Marcos Simaremare yang dikonfirmasi, Kamis (4/10) menyatakan akan segera mengecek perkara tersebut, sehingga diketahui pastinya,sejauh mana penanganan perkara itu. (ing/smg)

“Kesimpulannya, berdasarkan hasil pengujian beras memenuhi standar beras negatif, tidak mengandung plastik sesuai parameter pengujian tercantum,” tukasnya.

Soal dugaan beras sintetis ini sudah ditanggapi oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) selaku pemilik beras. Meski isu dugaan beras sintetis bergulir kencang, Bulog tidak akan menarik dari pasaran.

Dalam hal ini, Bulog juga mendukung penyidik yang mengirim sampel beras untuk diuji di laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech, Bogor. Sebelumnya, beredar video berdurasi dua menit menampilkan seorang ibu-ibu protes terhadap nasi dari hasil beras yang dibelinya di Gerakan Pasar Murah yang digelar Pemerintah Kota Binjai di Kelurahan Berngam, Binjai Kota. Ibu tersebut membanding dua nasi yang dikepal seperti bola.

Satu nasi berasal dari beras bulog yang dibelinya pada kesempatan Gerakan Pasar Murah dan satu nasi lainnya berasal dari kilang. “Kalau yang ini (beras bulog) kayak lebih padat, kalau yang ini (dari kilang) dilihat dari teksturnya lebih agak lembek, benyek gitu,” ujar seorang wanita dalam video tersebut.

Dalam video ini, ibu tersebut juga melempar kepalan kedua nasi ke arah lantai. “Ha membal dia yang beras Bulog, dicurigai. Kalau ini beras yang dari kilang, tidak,” tukasnya. (ted/ram)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech mengumumkan hasil pengujian terhadap sampel yang dituding masyarakat Kota Binjai diduga beras sintetis atau plastik dinyatakan negatif.

Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Zuhatta Mahadi menyatakan, pihaknya sudah menerima hasil uji analisis laboratorium pada Selasa (24/10/2023).

“Ya kami sudah menerima tembusan hasil uji analisis laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech,” kata Zuhatta, Rabu (25/10/2023) pagi.

Dia menjelaskan, Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech yang berlokasi di Bogor menerima sampel beras yang dikirim penyidik Polres Binjai pada 16 Oktober 2023. Kemudian dilakukan pengujian dengan berbagai parameter hingga 23 Oktober 2023.

Adapun parameter dimaksud yakni, uji fisika terdiri dari uji hancur, uji leleh dan uji terapung. Kemudian uji profil plastik yang terdiri dari polyethyleneterephtalate (PET), polypropylene (PP), high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE).

“Kesimpulannya, berdasarkan hasil pengujian beras memenuhi standar beras negatif, tidak mengandung plastik sesuai parameter pengujian tercantum,” tukasnya.

Soal dugaan beras sintetis ini sudah ditanggapi oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) selaku pemilik beras. Meski isu dugaan beras sintetis bergulir kencang, Bulog tidak akan menarik dari pasaran.

Dalam hal ini, Bulog juga mendukung penyidik yang mengirim sampel beras untuk diuji di laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech, Bogor. Sebelumnya, beredar video berdurasi dua menit menampilkan seorang ibu-ibu protes terhadap nasi dari hasil beras yang dibelinya di Gerakan Pasar Murah yang digelar Pemerintah Kota Binjai di Kelurahan Berngam, Binjai Kota. Ibu tersebut membanding dua nasi yang dikepal seperti bola.

Satu nasi berasal dari beras bulog yang dibelinya pada kesempatan Gerakan Pasar Murah dan satu nasi lainnya berasal dari kilang. “Kalau yang ini (beras bulog) kayak lebih padat, kalau yang ini (dari kilang) dilihat dari teksturnya lebih agak lembek, benyek gitu,” ujar seorang wanita dalam video tersebut.

Dalam video ini, ibu tersebut juga melempar kepalan kedua nasi ke arah lantai. “Ha membal dia yang beras Bulog, dicurigai. Kalau ini beras yang dari kilang, tidak,” tukasnya. (ted/ram)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/