30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Medan Bakal Diselimuti Abu Vulkanik Sepekan

AMINOER RASYID/SUMUT POS Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). Dalam sehari Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 19 kali, hal tersebut PVMBG Badan Geologi menjadikan status Gunung Sinabung dari siaga menjadi awas level 4.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). Dalam sehari Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 19 kali, hal tersebut PVMBG Badan Geologi menjadikan status Gunung Sinabung dari siaga menjadi awas level 4.

SUMUTPOS.CO – Pemerintah resmi menaikkan status Gunung Sinabung dari siaga (level III) menjadi awas (level IV) terhitung sejak Minggu (24/11). Awas merupakan status bahaya paling tinggi untuk kategori gunung api. Status ini resmi ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sekitar pukul 10.00 WIB. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Polonia Medan memprediksi abu vulkanik akan menyelimuti Kota Medan sekitarnya selama seminggu ke depan.

Ihwal perubahan status ini kemudian disampaikan ke berbagai pihak, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, segera mengambil langkah-langkah terkait kenaikan status gunung api tersebut,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.  Status awas merupakan status tertinggi untuk gunung api dilihat dari aktivitas vulkaniknya. Gunung Sinabung mendapat status ini karena diindikasikan aktivitasnya terus meningkat. Status baru ini juga mengindikasikan akan ada peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm hingga mencapai jarak 4 km. “Direkomendasikan masyarakat yang bermukim di radius 5 kilometer dari kawah Gunung Sinabung untuk diungsikan terlebih dahulu. Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa masyarakat yang tinggal di radius 5 km harus mengungsi. Saat ini persiapan evakuasi sedang disiapkan,” kata Sutopo.

Sedikitnya lebih dari 500 personel dari BNPB, BPBD Sumut, TNI, Polri, SKPD dan relawan dikerahkan dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung ini. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah kendaraan truk untuk evakuasi jika ada peningkatan status Gunung Sinabung atau antisipasi untuk kondisi terburuk. Kebutuhan lain adalah makanan, masker, sandang, selimut, tikar, makanan bayi, sanitasi, psikososial dan layanan kesehatan. Pantauan kru koran ini, akibat peningkatan aktivitas tersebut, kota Medan juga ikut diselimuti abu vulkanik. Bahkan sejumlah penerbangan di Kualanamu International Airport (KNIA) gagal berangkat. Sejak kemarin Malam, Sabtu (23/11) hingga Minggu (24/11) beberapa daerah di Medan diselimuti abu vulkanik yang tampak menganggu aktivitas warga Kota Medan. Hal ini diakui oleh seorang warga di Medan Johor, Nirwan, ia mengaku kaget saat ada abu vulkanik yang mengarah ke helmnya. Bahkan saat ia membuka helm untuk memastikan, abu sempat mengenai matanya dan terasa perih.

“Awalnya saya kira itu debu biasa, penasaran saya buka helm rupanya sakit juga kena mata. Pas lihat HP ternyata sudah banyak yang update status debu Sinabung. Kaget juga,” ujarnya. Selain menganggu aktivitas warga di Kota Medan, akibat abu vulkanik tersebut, sejumlah penerbangan di KNIA juga gagal dan menunda keberangkatannya. Air Duty Manager KNIA, Djamal kepada wartawan menjelaskan, akibat abu tersebut, maskapai Air Asia Indonesia harus menunda jam keberangkatan hingga 4 jam lebih. Selain Air Asia Indonesia, maskapai Susi Air juga gagal berangkat untuk hari ini. “Kalau untuk Air Asia hanya menunda jam keberangkatan. Dan mulai siang tadi sudah berangkat. Tapi kalau untuk maskapai Susi Air pada hari ini, disemua jam keberangkatan dan rute penerbangan gagal diberangkatkan karena abu vulkanik dan cuaca tersebut,” ucap Jamal. Susi Air yang gagal berangkat yakni rute ke Tapaktuan, Sinambang, Simelue dan lainnya.

Sementara untuk Air Asia Indonesia, rute yang tertunda keberangkatannya yakni rute ke Bandung, Jakarta, Penang dan lainnya. “Kita lebih mengutamakan keamanan penumpang. Abu vulkanik tersebut sangat menganggu proses penerbangan. Begitu juga dengan jarak pandang. Makanya lebih baik kita menunda jadwal keberangkatan,” kata Syaiful, Manager Air Asia wilayah Medan. Terlambatnya ini membuat sebagian penumpang ke beberapa rute tersebut juga protes. Namun karena keterlambatan ini karena bencana, pihak maskapai tidak bisa membayar ganti rugi. “Namanya penumpang pasti sempat protes, tetapi kami bisa menenangkannya. Karena ini semua bencana,” ucapnya. Akibat ditundanya penerbangan tersebut, semua jadwal penerbangan maskapai menjadi terlambat. Menguatkan hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Polonia Medan mengatakan bahwa abu vulkanik ini memang sudah sampai ke KNIA. Dan abu ini juga bisa menganggu penerbangan. “Kalau menganggu sudah pasti menganggu. Tetapi kami dari BMKG hanya sebatas memberikan imbauan cuaca,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Polonia, Mega Sirait.

Selama ini, jelas Mega, debu vulkanik tidak sampai ke Kota Medan. Hal ini terjadi dikarenakan angin bertiup ke arah barat dan barat daya. Sehingga, Kota Medan bebas dari debu akibat erupsi Gunung Sinabung. “Tadi malam arah angin menuju timur. dan diprediksi seminggu ke depan arah angin masih ke timur,” ungkapnya. Meski demikian, sambungnya lagi, pergerakan debu vulkanik bisa terhenti ketika terjadinya hujan atau aktivitas Gunung Sinabung terjadi penurunan. “Kalau hujan, otomatis pergerakan debu vulkanik terhenti. Sehingga, debu tersebut tidak sampai ke kita,” ujarnya. Sementara itu, Kadis Kesehatan Medan, dr Usma Polita melalui Sekretaris Dinkes Medan, drg Irma Suryani MKM menjelaskan, guna mengantisipasi hujan debu vulkanik, pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas untuk menginformasikan pada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah. “Puskesmas menginformasikan ke masyarakat di wilayahnya dengan fungsi promotifnya,” kata Irma.

Jika terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah, Irma menyarankan agar masyarakat menggunakan masker dan alat pelindung lainnya untuk antisipasi debu vulkanik tersebut. “Bagi anak-anak dan bayi, kalau bisa jangan dibawa keluar rumah untuk sementara. Perbanyak minum air putih dan halaman selalu disiram apabila hujan belum turun,” katanya. Meski debu vulkanik sudah mencapai ke Kota Medan, pihaknya belum ada membuka posko kesehatan dan distribusi masker ke setiap puskesmas yang ada. “Berkaitan dengan antisipasi debu vulkanik, kita akan pertimbangkan sesuai dengan stok masker yang ada. Dan Dinkes Medan sudah koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana untuk mempersiapkannya,” ujarnya.

 

HINGGA SERGAI

Debu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Sinabung juga menyelimuti Kab. Serdang Bedagai, Minggu(24/11). Akibatnya pengguna jalan khususnya roda dua dan tiga terpaksa mengunakan masker, agar debu tersebut tidak mengenggu pernafasan.

Selain itu warga juga terpaksa mengangkat pakaian yang belum kering dijemur, agar debu vulkanik tidak menempel di pakaian yang baru dicuci.

“Baru kali ini debu vulkanik sampai ke sini, dan menyelimuti Kab. Serdang Bedagai mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, debu juga membuat perih mata,” terang Fuji (34), warga Sei Rampah, Kab. Sergai. (tun/smg/lik/deo)

AMINOER RASYID/SUMUT POS Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). Dalam sehari Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 19 kali, hal tersebut PVMBG Badan Geologi menjadikan status Gunung Sinabung dari siaga menjadi awas level 4.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Aktifitas Gunung Sinabung kembali erupsi dilihat dari kantor pemantauan BPMBG di Jalan Tiras Bangun Gg Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga Kecamatan SImpang Empat, Kabupaten Karo, Minggu (24/11). Dalam sehari Gunung Sinabung kembali erupsi sebanyak 19 kali, hal tersebut PVMBG Badan Geologi menjadikan status Gunung Sinabung dari siaga menjadi awas level 4.

SUMUTPOS.CO – Pemerintah resmi menaikkan status Gunung Sinabung dari siaga (level III) menjadi awas (level IV) terhitung sejak Minggu (24/11). Awas merupakan status bahaya paling tinggi untuk kategori gunung api. Status ini resmi ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sekitar pukul 10.00 WIB. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Polonia Medan memprediksi abu vulkanik akan menyelimuti Kota Medan sekitarnya selama seminggu ke depan.

Ihwal perubahan status ini kemudian disampaikan ke berbagai pihak, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, segera mengambil langkah-langkah terkait kenaikan status gunung api tersebut,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.  Status awas merupakan status tertinggi untuk gunung api dilihat dari aktivitas vulkaniknya. Gunung Sinabung mendapat status ini karena diindikasikan aktivitasnya terus meningkat. Status baru ini juga mengindikasikan akan ada peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm hingga mencapai jarak 4 km. “Direkomendasikan masyarakat yang bermukim di radius 5 kilometer dari kawah Gunung Sinabung untuk diungsikan terlebih dahulu. Perkiraan awal sekitar 15.000 jiwa masyarakat yang tinggal di radius 5 km harus mengungsi. Saat ini persiapan evakuasi sedang disiapkan,” kata Sutopo.

Sedikitnya lebih dari 500 personel dari BNPB, BPBD Sumut, TNI, Polri, SKPD dan relawan dikerahkan dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung ini. Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah kendaraan truk untuk evakuasi jika ada peningkatan status Gunung Sinabung atau antisipasi untuk kondisi terburuk. Kebutuhan lain adalah makanan, masker, sandang, selimut, tikar, makanan bayi, sanitasi, psikososial dan layanan kesehatan. Pantauan kru koran ini, akibat peningkatan aktivitas tersebut, kota Medan juga ikut diselimuti abu vulkanik. Bahkan sejumlah penerbangan di Kualanamu International Airport (KNIA) gagal berangkat. Sejak kemarin Malam, Sabtu (23/11) hingga Minggu (24/11) beberapa daerah di Medan diselimuti abu vulkanik yang tampak menganggu aktivitas warga Kota Medan. Hal ini diakui oleh seorang warga di Medan Johor, Nirwan, ia mengaku kaget saat ada abu vulkanik yang mengarah ke helmnya. Bahkan saat ia membuka helm untuk memastikan, abu sempat mengenai matanya dan terasa perih.

“Awalnya saya kira itu debu biasa, penasaran saya buka helm rupanya sakit juga kena mata. Pas lihat HP ternyata sudah banyak yang update status debu Sinabung. Kaget juga,” ujarnya. Selain menganggu aktivitas warga di Kota Medan, akibat abu vulkanik tersebut, sejumlah penerbangan di KNIA juga gagal dan menunda keberangkatannya. Air Duty Manager KNIA, Djamal kepada wartawan menjelaskan, akibat abu tersebut, maskapai Air Asia Indonesia harus menunda jam keberangkatan hingga 4 jam lebih. Selain Air Asia Indonesia, maskapai Susi Air juga gagal berangkat untuk hari ini. “Kalau untuk Air Asia hanya menunda jam keberangkatan. Dan mulai siang tadi sudah berangkat. Tapi kalau untuk maskapai Susi Air pada hari ini, disemua jam keberangkatan dan rute penerbangan gagal diberangkatkan karena abu vulkanik dan cuaca tersebut,” ucap Jamal. Susi Air yang gagal berangkat yakni rute ke Tapaktuan, Sinambang, Simelue dan lainnya.

Sementara untuk Air Asia Indonesia, rute yang tertunda keberangkatannya yakni rute ke Bandung, Jakarta, Penang dan lainnya. “Kita lebih mengutamakan keamanan penumpang. Abu vulkanik tersebut sangat menganggu proses penerbangan. Begitu juga dengan jarak pandang. Makanya lebih baik kita menunda jadwal keberangkatan,” kata Syaiful, Manager Air Asia wilayah Medan. Terlambatnya ini membuat sebagian penumpang ke beberapa rute tersebut juga protes. Namun karena keterlambatan ini karena bencana, pihak maskapai tidak bisa membayar ganti rugi. “Namanya penumpang pasti sempat protes, tetapi kami bisa menenangkannya. Karena ini semua bencana,” ucapnya. Akibat ditundanya penerbangan tersebut, semua jadwal penerbangan maskapai menjadi terlambat. Menguatkan hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Polonia Medan mengatakan bahwa abu vulkanik ini memang sudah sampai ke KNIA. Dan abu ini juga bisa menganggu penerbangan. “Kalau menganggu sudah pasti menganggu. Tetapi kami dari BMKG hanya sebatas memberikan imbauan cuaca,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Polonia, Mega Sirait.

Selama ini, jelas Mega, debu vulkanik tidak sampai ke Kota Medan. Hal ini terjadi dikarenakan angin bertiup ke arah barat dan barat daya. Sehingga, Kota Medan bebas dari debu akibat erupsi Gunung Sinabung. “Tadi malam arah angin menuju timur. dan diprediksi seminggu ke depan arah angin masih ke timur,” ungkapnya. Meski demikian, sambungnya lagi, pergerakan debu vulkanik bisa terhenti ketika terjadinya hujan atau aktivitas Gunung Sinabung terjadi penurunan. “Kalau hujan, otomatis pergerakan debu vulkanik terhenti. Sehingga, debu tersebut tidak sampai ke kita,” ujarnya. Sementara itu, Kadis Kesehatan Medan, dr Usma Polita melalui Sekretaris Dinkes Medan, drg Irma Suryani MKM menjelaskan, guna mengantisipasi hujan debu vulkanik, pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas untuk menginformasikan pada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah. “Puskesmas menginformasikan ke masyarakat di wilayahnya dengan fungsi promotifnya,” kata Irma.

Jika terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah, Irma menyarankan agar masyarakat menggunakan masker dan alat pelindung lainnya untuk antisipasi debu vulkanik tersebut. “Bagi anak-anak dan bayi, kalau bisa jangan dibawa keluar rumah untuk sementara. Perbanyak minum air putih dan halaman selalu disiram apabila hujan belum turun,” katanya. Meski debu vulkanik sudah mencapai ke Kota Medan, pihaknya belum ada membuka posko kesehatan dan distribusi masker ke setiap puskesmas yang ada. “Berkaitan dengan antisipasi debu vulkanik, kita akan pertimbangkan sesuai dengan stok masker yang ada. Dan Dinkes Medan sudah koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana untuk mempersiapkannya,” ujarnya.

 

HINGGA SERGAI

Debu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Sinabung juga menyelimuti Kab. Serdang Bedagai, Minggu(24/11). Akibatnya pengguna jalan khususnya roda dua dan tiga terpaksa mengunakan masker, agar debu tersebut tidak mengenggu pernafasan.

Selain itu warga juga terpaksa mengangkat pakaian yang belum kering dijemur, agar debu vulkanik tidak menempel di pakaian yang baru dicuci.

“Baru kali ini debu vulkanik sampai ke sini, dan menyelimuti Kab. Serdang Bedagai mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, debu juga membuat perih mata,” terang Fuji (34), warga Sei Rampah, Kab. Sergai. (tun/smg/lik/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/