KARO, SUMUTPOS.CO – Festival Kopi Karo ke-3 yang digelar sejak Sabtu (23/11) hingga Minggu (24/11) di Taman Menjuah Juah, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, sepi pengunjung. Penyelenggaraan Festival Kopi Karo tersebut menggunakan dana dari APBD Karo sebesar
Pantauan wartawan Koran ini, sejumlah tenda (stan) yang disediakan panitia tidak terisi. Beberapa stand tampak kosong melompong. Padahal, pemerintah Kabupa-ten Karo telah berulangkali menginstruksikan kepada panitia yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Karo, seperti Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Karo untuk bisa mensukseskan acara tersebut.
Koordinator Festival Kopi Karo ke-3, Debora Morina Barus mengakui sejumlah stan yang disiapkan tidak terisi. Padahal, pa-nitia telah berulang kali mengadakan rapat dengan lintas OPD Pemkab Karo, seperti Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Karo. Tak hanya itu, pihaknya sudah menggandeng asosiasi kopi Karo agar pelaksanaan festival kopi ini sukses.
“Selain OPD, asosiasi kopi yang ada di Kabupaten Karo juga telah kita gandeng untuk mensukseskan kegiatan ini. Sejumlah spanduk dan undangan telah kita sebar. Target kita memang lebih memperkenalkan kopi Karo kepada masyarakat dan wisatawan,” katanya.
Debora tidak mengetahui alasan beberapa peserta batal mengikuti festival kopi tersebut. ”Ada beberapa peserta yang telah mendaftar namun belum datang. Belum diketahui alasan pasti mengapa mereka belum membuka stannya. Tetapi kita telah berupaya keras untuk menyukseskan acara ini,” ungkap Debora Morina.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Pelaku Kopi Karo (APKK), Elfran Surbakti mengungkapkan rasa kecewanya atas penyelenggaraan Festival Kopi Karo ke-3 yang kurang menggandeng pelaku kopi.
Menurut dia, sejarah digelarnya Festival Kopi Karo tak lepas dari usaha keras pegiat dan asosiasi kopi Karo hingga terealisasi dan sukses pada penyelenggaraan Festival Kopi Karo pertama dan kedua saat itu.
“Festival Kopi Karo ke-1 dan ke-2 saat itu asosisasi yang pontang- panting merintisnya dan malaksanakannya. Namun, dalam perjalanan ke depannya, seolah Pemda Karo yang mensukseskan dan memegang peran penting dalam memajukan perkopian Karo,” ungkap Elfran kepada wartawan.
Kejadian ini, kata Elfran, mesti dijadikan pelajaran dan bahan evaluasi. “Pelajaran berharga ke depannya. Ini sebagai bahan evaluasi. Pemda Karo punya uang tetapi asosisasi miliki komunitas, wajar sepi,” tuturnya. (deo/ila)