26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kasus Pembunuhan Tinggi, Kalapas Kelas IIB Gunungsitoli Ajak Masyarakat Peduli Keluarga dan Lingkungan

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Kota Gunungsitoli didominasi mereka yang terlibat tindak pidana pembunuhan.

PERTEMUAN: Kepala Lapas Kelas II B Gunungsitoli, Soetopo Berutu didampingi beberapa stafnya, saat melakukan pertemuan dengan Kapolres Nias AKBP Wawan Irawan beberapa waktu lalu, di kantor Lapas Kelas II B Gunungsitoli, Jalan Dolok Martimbang, Desa Hilina’a Gunungsitoli.adi laoli/SUMUT POS.

Hal itu diungkapkan Kepala Lapas Kelas IIB Kota Gunungsitoli, Soetopo Berutu, kepada Sumut Pos Minggu (24/1).

“Saat ini, dari 221 warga binaan atau narapidana, 60 di antaranya adalah kasus pembunuhan,” ungkapnya.

Soetopo menyebutkan, selain kasus pembunuhan kasus kedua yang mendominasi saat ini adalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika sebanyak 54 kasus. Disusul tindak pidana yang masuk kategori perlindungan anak sebanyak 39 kasus, pencurian 9 kasus, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 4 kasus, dan korupsi 1 kasus.

Menurut Soetopo, hingga Minggu (24/1) total warga binaan di Lapas Kelas IIB Kota Gunungsitoli adalah 221 orang. Sebanyak 54 di antaranya adalah Sisa Pidana Umum.

“Kasus menghilangkan orang yang terjadi di Kepulauan Nias ini tergolong tinggi. 60 kasus belum termasuk warga binaan di Lapas Kelas III Teluk Dalam,” sebutnya.

“Kita sangat prihatin dengan tingginya kasus pembunuhan atau tindak kekerasan, di daerah kita ini. Maka dari itu kita semua berharap hendaknya masyarakat kita lebih peduli kepada keluarga dan lingkungan,” sambungnya.

Untuk menekan kasus-kasus menonjol, Soetopo Berutu mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan Polres Nias sebagai mitra dan juga sesama aparat penegak hukum lainnya untuk saling sinergi dalam memberikan keamanan dan kenyamanan di wilayah hukum kepulauan Nias.

“Sebagian kasus menghilangkan nyawa orang yang terjadi hanya karena lepas kontrol. Akibat emosi yang berlebihan, sehingga terjadi tindak kekerasan, bentrok antara saudara atau pertemanan,” Sebutnya.

“Sebagian lagi disebabkan sebelumnya sudah menenggak miras. Akhirnya sesal dan menangis kemudian sudah tidak ada artinya,” tambahnya. (adl/ram)

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Kota Gunungsitoli didominasi mereka yang terlibat tindak pidana pembunuhan.

PERTEMUAN: Kepala Lapas Kelas II B Gunungsitoli, Soetopo Berutu didampingi beberapa stafnya, saat melakukan pertemuan dengan Kapolres Nias AKBP Wawan Irawan beberapa waktu lalu, di kantor Lapas Kelas II B Gunungsitoli, Jalan Dolok Martimbang, Desa Hilina’a Gunungsitoli.adi laoli/SUMUT POS.

Hal itu diungkapkan Kepala Lapas Kelas IIB Kota Gunungsitoli, Soetopo Berutu, kepada Sumut Pos Minggu (24/1).

“Saat ini, dari 221 warga binaan atau narapidana, 60 di antaranya adalah kasus pembunuhan,” ungkapnya.

Soetopo menyebutkan, selain kasus pembunuhan kasus kedua yang mendominasi saat ini adalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika sebanyak 54 kasus. Disusul tindak pidana yang masuk kategori perlindungan anak sebanyak 39 kasus, pencurian 9 kasus, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 4 kasus, dan korupsi 1 kasus.

Menurut Soetopo, hingga Minggu (24/1) total warga binaan di Lapas Kelas IIB Kota Gunungsitoli adalah 221 orang. Sebanyak 54 di antaranya adalah Sisa Pidana Umum.

“Kasus menghilangkan orang yang terjadi di Kepulauan Nias ini tergolong tinggi. 60 kasus belum termasuk warga binaan di Lapas Kelas III Teluk Dalam,” sebutnya.

“Kita sangat prihatin dengan tingginya kasus pembunuhan atau tindak kekerasan, di daerah kita ini. Maka dari itu kita semua berharap hendaknya masyarakat kita lebih peduli kepada keluarga dan lingkungan,” sambungnya.

Untuk menekan kasus-kasus menonjol, Soetopo Berutu mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan Polres Nias sebagai mitra dan juga sesama aparat penegak hukum lainnya untuk saling sinergi dalam memberikan keamanan dan kenyamanan di wilayah hukum kepulauan Nias.

“Sebagian kasus menghilangkan nyawa orang yang terjadi hanya karena lepas kontrol. Akibat emosi yang berlebihan, sehingga terjadi tindak kekerasan, bentrok antara saudara atau pertemanan,” Sebutnya.

“Sebagian lagi disebabkan sebelumnya sudah menenggak miras. Akhirnya sesal dan menangis kemudian sudah tidak ada artinya,” tambahnya. (adl/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/