25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Pria Positif Covid-19 Diduga Dianiaya, Viral: Istri Korban Sebut Suaminya Coba Tularkan Warga

TOBA, SUMUTPOS.CO – Video seorang pria yang disebut positif Covid-19, dianiaya sejumlah orang di Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut), menjadi viral. Keluarga dari pria bernama Selamat Sianipar itu pun memberikan penjelasan terkait peristiwa itu.

TINJAU: Bupati Poltak Sitorus meninjau kondisi Selamat Sianipar, pasien depresi atas terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD Porsea, Sabtu (24/7).

ISTRI Selamat Sianipar, Risma Sitorus mengatakan, warga terpaksa melakukan hal itu kepada suaminya. Hal itu karena suaminya mencoba untuk menularkan virus kepada keluarga dan warga yang ada di kampung itu. “Karena mencoba menularkan Covid-19 kepada keluarga dan warga, suamiku itupun terpaksa diamankan,” kata Risma, Minggu (25/7).

Risma mengatakan, suaminya saat itu sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang disiapkan pemerintah desa. Namun, suaminya itu berulang kali pulang ke rumah. “Pada Kamis (22/7) sekira pukul 17.00 WIB, suami ku keluar dari rumah sembari meludahi tangannya mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19,” katanya

Karena hal itu, kata Risma, warga pun mencoba mengamankan suaminya. Untuk menjaga jarak, warga menggunakan kayu hingga bambu. “Ternyata perbuatannya itu membuat warga desa marah, sehingga dengan menggunakan kayu serta bambu, warga mencoba mengamankannya karena takut tertular Covid-19. Namun aksi warga untuk mengamankan suamiku gagal dan ia berhasil kabur ke hutan,” ujar Risma.

Di hari berikutnya, Selamat kembali datang ke desa. Warga yang mengetahui kedatangan Selamat kembali mencoba mengamankan dengan menggunakan kayu dan bambu. “Kemudian Selamat Sianipar berhasil diamankan lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit,” ungkapnya.

Risma mengatakan, Selamat kembali diamankan pada Sabtu (24/7). Warga yang mengamankan kembali mengantarkan Selamat ke RSUD. Salah seorang keluarga Selamat, Erik Sianipar, juga mengaku aksi warga itu dilakukan untuk mengamankan selamat. Hal itu dilakukan warga karena Selamat positif Corona. “Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agar tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar,” jelas Erik.

Sebelumnya, video Selamat diduga dianiaya warga viral. Selamat diduga dianiaya karena positif Corona. Tampak dalam video, ada sejumlah orang berdiri dan berkerumun di lokasi. Ada sebagian dari mereka memegang benda seperti kayu, ada juga yang memegang tali.

Tampak juga seorang pria seperti diseret menggunakan tali. Sementara dari arah belakang pria itu, ada beberapa orang menempelkan kayu di tubuh si pria tersebut.

Salah satu keluarga korban, Joshua Lubis, menceritakan soal peristiwa itu. Dia menyebut kejadian itu berawal setelah Salamat terkonfirmasi positif Covid-19. “Kalau kurun waktu kejadiannya sudah terkena Covid-nya saya kurang tahu. Yang saya tahu, jadi sudah tes. Terus sudah dites, hasilnya keluar positif. Terus tanteku (istrinya) ini negatif dan kedua anaknya negatif. Terus isolasi mandiri mereka di rumah. Omku ini beda kamar sama istri dan anaknya, disuruh dokter karena gejalanya masih ringan,” sebut Joshua dimintai konfirmasi, Sabtu (24/7/2021).

Joshua menyebutkan, setelah di rumah, ada oknum masyarakat tidak senang dan ketakutan setelah Selamat terkena Covid-19. Lalu, dia ditarik paksa dari rumah dan diasingkan ke suatu tempat.

“Terus setelah pulang dari klinik, pas di rumah, sorenya ada masyarakat tidak senang kalau omku ini terkena Covid. Jadi ditarik paksalah dari rumah omku ini oleh masyarakat untuk tidak di rumah,” sebut Joshua.

Joshua menuturkan Selamat diasingkan ke suatu tempat. Keesokan harinya, Salamat pun pulang ke rumahnya. Masyarakat yang melihat tidak terima hingga terjadi seperti yang ada di video viral.

“Terus keesokan harinya, omku ini pulang ke rumah. Terus warga melihat lagi kedatangan omku di rumah dan warga tidak terima. Akhirnya terjadilah kejadian seperti di video. Lehernya ditali, tangannya diikat, digebukin,” sebut Joshua.

Sudah Dirawat

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba, Sumatera Utara (Sumut) juga sudah memberikan penjelasan terkait peristiwa yang dialami Selamat. Pemkab mengatakan pria itu bukan dianiaya, namun diamankan karena lari saat menjalani isolasi mandiri (Isoman). “ Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan Pak Selamat Sianipar ini,” kata Bupati Toba, Poltak Sitorus, (Sabtu 24/7).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Toba, Lalo Hartono Simanjuntak mengatakan, tim sudah turun langsung meninjau dan secara tegas memberi intruksi kepada dinas tekhnis supaya pasien Selamat Sianipar dirawat dan dilayani secara baik, sehingga seceptnya bisa pulih. “Kehadiran kami ke sana meninjau dan untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS. Untuk memperketat penjagaan akan ditambah personel Satpol PP supaya pasien tidak lagi meninggalkan RSUD tanpa ijin dari RS,” katanya, Minggu(25/7) di Balige.

Ia menyampaikan, Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Bupati Poltak Sitorus menyampaikan, bahwa kondisi yang dialami Selamat yang merupakan warga Dusun III, Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen Kabupaten Toba kini sudah kembali dibawa ke RSUD Porsea untuk kembali menjalani perawatan dan diberlakukan secara baik. “Pasien tersebut perlu ditangani dengan perlakuan khusus, karena ada gejala depresi. Harus ditempatkan dalam satu kamar tersendiri, jadi tidak digabung dengan pasien lain yang menjalani perawatan karena terkonfirmasi positif Covid-19,” sebutnya.

Sebelumnya, pasien dinyatakan positif Covid-19 hasil swab antigen pada hari Rabu (21/7) di salah satu klinik di Kecamatan Laguboti, kemudian menjalani isolasi mandiri di sebuah gubuk tanpa listrik di daerah Sigoti Desa pardomuan Kecamatan Silaen, Toba. Selanjutnya, pada Kamis (22/7) pasien menerima penolakan dari warga hingga terjadinya pemukulan tehadap pasien. Kemudian pasien diamankan dan diantar ke RSUD Porsea pada hari Jumat (23/7) namun pasien dengan kondisi depresi itu melarikan diri dari RSUD Porsea.

Direktur RSUD Porsea dr Tommy Siahaan, membenarkan, sesuai instruksi Bupati Poltak Sitorus, pasien saat ini sudah dirawat di salah satu ruangan di RSUD Porsea. “Sesuai perintah Pak Bupati, pasien kita rawat di salah satu ruangan dan terpisah dari pasien terkonfirmasi Covid-19 lainnya. Kita tetap memberikan pelayanan kesehatan yang sama seperti kepada pasien yang saat ini di ruang isolasi,” sebutnya seraya menjelaskan saat ini ada sebanyak 16 orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Porsea. (dtc/mbc)

TOBA, SUMUTPOS.CO – Video seorang pria yang disebut positif Covid-19, dianiaya sejumlah orang di Kabupaten Toba, Sumatera Utara (Sumut), menjadi viral. Keluarga dari pria bernama Selamat Sianipar itu pun memberikan penjelasan terkait peristiwa itu.

TINJAU: Bupati Poltak Sitorus meninjau kondisi Selamat Sianipar, pasien depresi atas terkonfirmasi positif Covid-19 di RSUD Porsea, Sabtu (24/7).

ISTRI Selamat Sianipar, Risma Sitorus mengatakan, warga terpaksa melakukan hal itu kepada suaminya. Hal itu karena suaminya mencoba untuk menularkan virus kepada keluarga dan warga yang ada di kampung itu. “Karena mencoba menularkan Covid-19 kepada keluarga dan warga, suamiku itupun terpaksa diamankan,” kata Risma, Minggu (25/7).

Risma mengatakan, suaminya saat itu sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang disiapkan pemerintah desa. Namun, suaminya itu berulang kali pulang ke rumah. “Pada Kamis (22/7) sekira pukul 17.00 WIB, suami ku keluar dari rumah sembari meludahi tangannya mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19,” katanya

Karena hal itu, kata Risma, warga pun mencoba mengamankan suaminya. Untuk menjaga jarak, warga menggunakan kayu hingga bambu. “Ternyata perbuatannya itu membuat warga desa marah, sehingga dengan menggunakan kayu serta bambu, warga mencoba mengamankannya karena takut tertular Covid-19. Namun aksi warga untuk mengamankan suamiku gagal dan ia berhasil kabur ke hutan,” ujar Risma.

Di hari berikutnya, Selamat kembali datang ke desa. Warga yang mengetahui kedatangan Selamat kembali mencoba mengamankan dengan menggunakan kayu dan bambu. “Kemudian Selamat Sianipar berhasil diamankan lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit,” ungkapnya.

Risma mengatakan, Selamat kembali diamankan pada Sabtu (24/7). Warga yang mengamankan kembali mengantarkan Selamat ke RSUD. Salah seorang keluarga Selamat, Erik Sianipar, juga mengaku aksi warga itu dilakukan untuk mengamankan selamat. Hal itu dilakukan warga karena Selamat positif Corona. “Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agar tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar,” jelas Erik.

Sebelumnya, video Selamat diduga dianiaya warga viral. Selamat diduga dianiaya karena positif Corona. Tampak dalam video, ada sejumlah orang berdiri dan berkerumun di lokasi. Ada sebagian dari mereka memegang benda seperti kayu, ada juga yang memegang tali.

Tampak juga seorang pria seperti diseret menggunakan tali. Sementara dari arah belakang pria itu, ada beberapa orang menempelkan kayu di tubuh si pria tersebut.

Salah satu keluarga korban, Joshua Lubis, menceritakan soal peristiwa itu. Dia menyebut kejadian itu berawal setelah Salamat terkonfirmasi positif Covid-19. “Kalau kurun waktu kejadiannya sudah terkena Covid-nya saya kurang tahu. Yang saya tahu, jadi sudah tes. Terus sudah dites, hasilnya keluar positif. Terus tanteku (istrinya) ini negatif dan kedua anaknya negatif. Terus isolasi mandiri mereka di rumah. Omku ini beda kamar sama istri dan anaknya, disuruh dokter karena gejalanya masih ringan,” sebut Joshua dimintai konfirmasi, Sabtu (24/7/2021).

Joshua menyebutkan, setelah di rumah, ada oknum masyarakat tidak senang dan ketakutan setelah Selamat terkena Covid-19. Lalu, dia ditarik paksa dari rumah dan diasingkan ke suatu tempat.

“Terus setelah pulang dari klinik, pas di rumah, sorenya ada masyarakat tidak senang kalau omku ini terkena Covid. Jadi ditarik paksalah dari rumah omku ini oleh masyarakat untuk tidak di rumah,” sebut Joshua.

Joshua menuturkan Selamat diasingkan ke suatu tempat. Keesokan harinya, Salamat pun pulang ke rumahnya. Masyarakat yang melihat tidak terima hingga terjadi seperti yang ada di video viral.

“Terus keesokan harinya, omku ini pulang ke rumah. Terus warga melihat lagi kedatangan omku di rumah dan warga tidak terima. Akhirnya terjadilah kejadian seperti di video. Lehernya ditali, tangannya diikat, digebukin,” sebut Joshua.

Sudah Dirawat

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba, Sumatera Utara (Sumut) juga sudah memberikan penjelasan terkait peristiwa yang dialami Selamat. Pemkab mengatakan pria itu bukan dianiaya, namun diamankan karena lari saat menjalani isolasi mandiri (Isoman). “ Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan Pak Selamat Sianipar ini,” kata Bupati Toba, Poltak Sitorus, (Sabtu 24/7).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Toba, Lalo Hartono Simanjuntak mengatakan, tim sudah turun langsung meninjau dan secara tegas memberi intruksi kepada dinas tekhnis supaya pasien Selamat Sianipar dirawat dan dilayani secara baik, sehingga seceptnya bisa pulih. “Kehadiran kami ke sana meninjau dan untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS. Untuk memperketat penjagaan akan ditambah personel Satpol PP supaya pasien tidak lagi meninggalkan RSUD tanpa ijin dari RS,” katanya, Minggu(25/7) di Balige.

Ia menyampaikan, Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Bupati Poltak Sitorus menyampaikan, bahwa kondisi yang dialami Selamat yang merupakan warga Dusun III, Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen Kabupaten Toba kini sudah kembali dibawa ke RSUD Porsea untuk kembali menjalani perawatan dan diberlakukan secara baik. “Pasien tersebut perlu ditangani dengan perlakuan khusus, karena ada gejala depresi. Harus ditempatkan dalam satu kamar tersendiri, jadi tidak digabung dengan pasien lain yang menjalani perawatan karena terkonfirmasi positif Covid-19,” sebutnya.

Sebelumnya, pasien dinyatakan positif Covid-19 hasil swab antigen pada hari Rabu (21/7) di salah satu klinik di Kecamatan Laguboti, kemudian menjalani isolasi mandiri di sebuah gubuk tanpa listrik di daerah Sigoti Desa pardomuan Kecamatan Silaen, Toba. Selanjutnya, pada Kamis (22/7) pasien menerima penolakan dari warga hingga terjadinya pemukulan tehadap pasien. Kemudian pasien diamankan dan diantar ke RSUD Porsea pada hari Jumat (23/7) namun pasien dengan kondisi depresi itu melarikan diri dari RSUD Porsea.

Direktur RSUD Porsea dr Tommy Siahaan, membenarkan, sesuai instruksi Bupati Poltak Sitorus, pasien saat ini sudah dirawat di salah satu ruangan di RSUD Porsea. “Sesuai perintah Pak Bupati, pasien kita rawat di salah satu ruangan dan terpisah dari pasien terkonfirmasi Covid-19 lainnya. Kita tetap memberikan pelayanan kesehatan yang sama seperti kepada pasien yang saat ini di ruang isolasi,” sebutnya seraya menjelaskan saat ini ada sebanyak 16 orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Porsea. (dtc/mbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/