27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Suami Kedua Bakar Anak Tiri, Melepuh hingga Kemaluan

Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG Tiorlan boru Simanjuntak mengusap air mata Kristian yang merintih kesakita akibat luka luka bakar di sekujur tubuhnya. Kristian saat ini tengah menjalani perawatan di di RSU HKBP Balige, Senin (26/1).
Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG
Tiorlan boru Simanjuntak mengusap air mata Kristian yang merintih kesakita akibat luka luka bakar di sekujur tubuhnya. Kristian saat ini tengah menjalani perawatan di di RSU HKBP Balige, Senin (26/1).

TOBASA, SUMUTPOS.CO – “Tolong jo Amang, anakku di rumah sakit. Alai, alana soadong hepeng, gabe dang diobati. (Tolong dulu Pak, anak saya sedang dirawat di rumah sakit. Tapi, karena uang tak ada, jadinya tak diobati,” ujar Tiorlan sambil menangis.

Tiorlan boru Simanjuntak (39) seketika menangis memeluk sambil memohon bantuan dari Bupati Tobasa, Pandapotan Kasmin Simanjuntak ketika keluar dari aula RSU HKBP Balige, Senin (26/1). Ibu empat anak itu memohon bantuan perawatan anak semata wayangnya, Kristian.

Buah hati dari suami pertamanya itu mengalami luka bakar hingga 70 persen. Ia terkendala biaya perobatan, bahkan untuk membayar panjar perawatan Rp500 ribu pun tak sanggup.

Tiorlan menceritakan, kejadian yang menimpa anaknya sungguh di luar dugaan. Peristiwa itu terjadi di rumahnya, Kamis (22/1) sekira pukul 18.00 WIB. Saat itu ia sedang berada di kebun. Sementara yang ada di rumah selain korban, ada suaminya J Siregar (43) yang sudah lama sakit gula dan tak bisa bekerja.

“Aku sangat kaget. Begitu pulang dari kebun, kulihat anakku sudah sekarat. Mulai dari kepala hingga kakinya melepuh terbakar. Padahal rumah kami tidak ada yang terbakar,” katanya.

Diterangkan, begitu melihat kejadian itu, Kristian langsung dilarikan ke rumah sakit Balige dan tiba di rumah sakit sekira pukul 20.00 WIB. Setelah dikorek-korek informasi, Kristian mengaku dibakar ayahnya. “Mendengar itu, aku tak habis pikir. Teganya suamiku membakar anakku,” keluhnya.

Ia meyakini bahwa suaminya yang membakar anaknya Kristian dengan alasan sakit hati. Katanya, suaminya memang belakangan sebelum kejadian sering merepet (mengeluh). Pasalnya, sejak Selasa hingga kejadian itu (Kamis), ia tak membelikan suaminya rokok. Lantas, suaminya sering marah.

“Sudah kucoba menjelaskan, darimanalah uang beli rokok, penghasilankupun tidak cukup untuk makan kami. Sudah lama aku sendiri yang kerja. Penghasilan dari kebun juga tak seberapa. Aturannya bersyukurlan kami sudah bisa makan,” katanya.

Tentang Kristian, menurut Tiorlan boru Simanjuntak bukanlah anak kandung suaminya Jasmer Siregar. Namun anak dari suminya yang pertama. Dimana ketika berniat beranjak membangun rumah tangga, Tiorlan sudah memiliki satu anak, sedangkan Jasmer sudah memiliki dua orang anak.

Setelah mereka menikah, mereka dikarunia satu orang anak. Namun, ketika ditanya apakah hal itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, itu tidak sempat dipikirkannya. Namun yang paling dipikirkan saat ini adalah kesehatan anaknya.

“Sampai saat ini kami belum pernah jumpa. Tapi aku yakin, perilaku ini hanya untuk membalaskan dendamnya samaku. Tapi biarkanlah. Sekarang ini, yang paling penting, anakku bisa sehat. Kasihan dia, seluruh tubuhnya bagian belakang, wajahnya, hingga kemaluannya pun ikut terbakar. Makanya selalu nagis terus,” bebernya.

 

Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG Tiorlan boru Simanjuntak menangis menyampaikan keluhan kepada Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak.
Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG
Tiorlan boru Simanjuntak menangis menyampaikan keluhan kepada Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak.

BUPATI LANGSUNG MEMBANTU

Mendengar kisah pilu itu, Bupati yang saat itu didampingi istrinya dan sejumlah pimpinan SKPD langsung memanggil Camat Balige. Kemudian diperintahkan agar camat segera menemui Direktur RSU HKBP Balige untuk menjamini semua biaya perobatan Kristian selama dirawat.

“Koordinasikan dengan Dirut rumah sakit. Jangan tagih biaya, biar Pemkab yang menanggulangi seluruh biayanya,” pinta Bupati kepada Camat Balige lalu beranjak ke mobil dinasnya.

Hal itu diakui Camat Balige Sahala Siahaan. Katanya, hal itu akan segera ditindaklanjuti. Namun ia menyayangkan, sebab keluarga Tiorlan tidak memiliki kartu keluarga (KK) yang sah. Sehingga keluarganya tidak masuk dalam tanggungan BPJS.

“Instruksi Pak Bupati tadi akan kami tindaklanjuti. Sebagaimana perintah beliau, seluruh biaya ditanggung pemerintah,” ujarnya.

Tiorlan br Simanjuntak ketika diwawancarai di Sal D RSU Balige tempat anaknya dirawat mengaku jika ia terkendala biaya. Ia khawatir pihak rumah sakit tidak akan melanjutkan perawatan anaknya lantaran tidak punya biaya. Belum lagi keluarganya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.

“Saya diminta panjar biaya perawatan Rp500 ribu. Tapi mana ada uangku. Penghasilanku untuk makan kami pun tidak cukup. Surat miskin yang kuminta dari kepala desa pun tidak berlaku,” ujarnya sambil menangis.

Pantauan NEW TAPANULI (Grup SUMUTPOS.CO) di rumah sakit, Kristian tampak terbaring dengan selang infus di tangannya. Wajahnya nampak melepuh, punggung, kedua tangan dan kakinya. Ia pun dibaringkan di tempat tidur dengan alas daun pisang agar luka di tubuhnya tidak menempel dengan kain.

Sementara itu pihak rumah sakit yang ditanyai terkait perawatan Kristian mengaku jika perawatan tetap dijalankan. Terkait biaya panjar perwatan, menurut mereka hal itu memang kewajipan setiap pasien umum, kecuali pasien BPJS.

“Memang begitulah peraturan di rumah sakit ini. Harusnya ada jaminan perawatan minimal Rp500 ribu. Tapi sampai sekarang belum kami terima. Namun demikian, perawatan tetap kami jalankan sebagaimana mestinya,” tutur salah seorang perawat yang ditemui ruangan perawat Sal D.(ft-smg)

Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG Tiorlan boru Simanjuntak mengusap air mata Kristian yang merintih kesakita akibat luka luka bakar di sekujur tubuhnya. Kristian saat ini tengah menjalani perawatan di di RSU HKBP Balige, Senin (26/1).
Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG
Tiorlan boru Simanjuntak mengusap air mata Kristian yang merintih kesakita akibat luka luka bakar di sekujur tubuhnya. Kristian saat ini tengah menjalani perawatan di di RSU HKBP Balige, Senin (26/1).

TOBASA, SUMUTPOS.CO – “Tolong jo Amang, anakku di rumah sakit. Alai, alana soadong hepeng, gabe dang diobati. (Tolong dulu Pak, anak saya sedang dirawat di rumah sakit. Tapi, karena uang tak ada, jadinya tak diobati,” ujar Tiorlan sambil menangis.

Tiorlan boru Simanjuntak (39) seketika menangis memeluk sambil memohon bantuan dari Bupati Tobasa, Pandapotan Kasmin Simanjuntak ketika keluar dari aula RSU HKBP Balige, Senin (26/1). Ibu empat anak itu memohon bantuan perawatan anak semata wayangnya, Kristian.

Buah hati dari suami pertamanya itu mengalami luka bakar hingga 70 persen. Ia terkendala biaya perobatan, bahkan untuk membayar panjar perawatan Rp500 ribu pun tak sanggup.

Tiorlan menceritakan, kejadian yang menimpa anaknya sungguh di luar dugaan. Peristiwa itu terjadi di rumahnya, Kamis (22/1) sekira pukul 18.00 WIB. Saat itu ia sedang berada di kebun. Sementara yang ada di rumah selain korban, ada suaminya J Siregar (43) yang sudah lama sakit gula dan tak bisa bekerja.

“Aku sangat kaget. Begitu pulang dari kebun, kulihat anakku sudah sekarat. Mulai dari kepala hingga kakinya melepuh terbakar. Padahal rumah kami tidak ada yang terbakar,” katanya.

Diterangkan, begitu melihat kejadian itu, Kristian langsung dilarikan ke rumah sakit Balige dan tiba di rumah sakit sekira pukul 20.00 WIB. Setelah dikorek-korek informasi, Kristian mengaku dibakar ayahnya. “Mendengar itu, aku tak habis pikir. Teganya suamiku membakar anakku,” keluhnya.

Ia meyakini bahwa suaminya yang membakar anaknya Kristian dengan alasan sakit hati. Katanya, suaminya memang belakangan sebelum kejadian sering merepet (mengeluh). Pasalnya, sejak Selasa hingga kejadian itu (Kamis), ia tak membelikan suaminya rokok. Lantas, suaminya sering marah.

“Sudah kucoba menjelaskan, darimanalah uang beli rokok, penghasilankupun tidak cukup untuk makan kami. Sudah lama aku sendiri yang kerja. Penghasilan dari kebun juga tak seberapa. Aturannya bersyukurlan kami sudah bisa makan,” katanya.

Tentang Kristian, menurut Tiorlan boru Simanjuntak bukanlah anak kandung suaminya Jasmer Siregar. Namun anak dari suminya yang pertama. Dimana ketika berniat beranjak membangun rumah tangga, Tiorlan sudah memiliki satu anak, sedangkan Jasmer sudah memiliki dua orang anak.

Setelah mereka menikah, mereka dikarunia satu orang anak. Namun, ketika ditanya apakah hal itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, itu tidak sempat dipikirkannya. Namun yang paling dipikirkan saat ini adalah kesehatan anaknya.

“Sampai saat ini kami belum pernah jumpa. Tapi aku yakin, perilaku ini hanya untuk membalaskan dendamnya samaku. Tapi biarkanlah. Sekarang ini, yang paling penting, anakku bisa sehat. Kasihan dia, seluruh tubuhnya bagian belakang, wajahnya, hingga kemaluannya pun ikut terbakar. Makanya selalu nagis terus,” bebernya.

 

Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG Tiorlan boru Simanjuntak menangis menyampaikan keluhan kepada Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak.
Foto: Freddy/New Tapanuli/SMG
Tiorlan boru Simanjuntak menangis menyampaikan keluhan kepada Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak.

BUPATI LANGSUNG MEMBANTU

Mendengar kisah pilu itu, Bupati yang saat itu didampingi istrinya dan sejumlah pimpinan SKPD langsung memanggil Camat Balige. Kemudian diperintahkan agar camat segera menemui Direktur RSU HKBP Balige untuk menjamini semua biaya perobatan Kristian selama dirawat.

“Koordinasikan dengan Dirut rumah sakit. Jangan tagih biaya, biar Pemkab yang menanggulangi seluruh biayanya,” pinta Bupati kepada Camat Balige lalu beranjak ke mobil dinasnya.

Hal itu diakui Camat Balige Sahala Siahaan. Katanya, hal itu akan segera ditindaklanjuti. Namun ia menyayangkan, sebab keluarga Tiorlan tidak memiliki kartu keluarga (KK) yang sah. Sehingga keluarganya tidak masuk dalam tanggungan BPJS.

“Instruksi Pak Bupati tadi akan kami tindaklanjuti. Sebagaimana perintah beliau, seluruh biaya ditanggung pemerintah,” ujarnya.

Tiorlan br Simanjuntak ketika diwawancarai di Sal D RSU Balige tempat anaknya dirawat mengaku jika ia terkendala biaya. Ia khawatir pihak rumah sakit tidak akan melanjutkan perawatan anaknya lantaran tidak punya biaya. Belum lagi keluarganya tidak terdaftar sebagai peserta BPJS.

“Saya diminta panjar biaya perawatan Rp500 ribu. Tapi mana ada uangku. Penghasilanku untuk makan kami pun tidak cukup. Surat miskin yang kuminta dari kepala desa pun tidak berlaku,” ujarnya sambil menangis.

Pantauan NEW TAPANULI (Grup SUMUTPOS.CO) di rumah sakit, Kristian tampak terbaring dengan selang infus di tangannya. Wajahnya nampak melepuh, punggung, kedua tangan dan kakinya. Ia pun dibaringkan di tempat tidur dengan alas daun pisang agar luka di tubuhnya tidak menempel dengan kain.

Sementara itu pihak rumah sakit yang ditanyai terkait perawatan Kristian mengaku jika perawatan tetap dijalankan. Terkait biaya panjar perwatan, menurut mereka hal itu memang kewajipan setiap pasien umum, kecuali pasien BPJS.

“Memang begitulah peraturan di rumah sakit ini. Harusnya ada jaminan perawatan minimal Rp500 ribu. Tapi sampai sekarang belum kami terima. Namun demikian, perawatan tetap kami jalankan sebagaimana mestinya,” tutur salah seorang perawat yang ditemui ruangan perawat Sal D.(ft-smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/